KOMPAStekno

KOMPAStekno


Menjajal Tablet 8 Inci Pertama dengan Windows 8

Posted: 08 Jun 2013 09:13 AM PDT


KOMPAS.com - Tablet ringkas berukuran 7-8 inci terbukti populer dengan model-model seperti Google Nexus 7, Amazon Kindle Fire, dan Apple iPad Mini yang laku keras. Namun, selama ini pilihan yang tersedia baru dari platform Android dan iOS.

Nah, tablet berbasis Windows rupanya tak mau berlama-lama tertinggal trend. Pada ajang pameran Computex 2013 di Taiwan beberapa hari lalu, Acer menjadi produsen gadget pertama yang memiliki tablet Windows 8 berukuran 8 inci dalam bentuk Iconia W3

Menariknya, Iconia W3 yang memiliki bentang layar 8,1 inci dibekali dengan Windows 8 versi desktop, bukan RT, sehingga mampu menjalankan aplikasi-aplikasi Windows standar. Seperti apakah perangkat ini? Berikut ulasan singkatnya dari tinjauan KompasTekno di lokasi pameran.

Ringan dan tipis

Daya tarik utama Iconia W3 tentu saja terletak pada ukurannya yang lebih mungil dibandingkan perangkat-perangkat tablet Windows 8 lainnya yang rata-rata mengusung ukuran layar 8 inci.

acer_w3-13
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Ukuran tersebut agaknya memberikan kompromi yang pas dari segi kenyamanan pakai dan usability. Dengan bobot 540 gram, Iconia W3 dapat dengan mudah dipegang dengan satu tangan tanpa cepat membuat pegal.

Ketebalan Iconia W3 yang sedikit di bawah 12 mm mungkin membuatnya tak selangsing perangkat-perangkat sejenis seperti iPad Mini, tetapi kekurangan ini dibayar dengan deretan port input/ output yang relatif lengkap untuk ukuran sebuah tablet ringkas.

acer_w3-10
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Seperti terlihat pada gambar di bawah, Iconia W3 memiliki port keluaran HDMI dan konektor USB untuk menancapkan berbagai macam perangkat seperti storage eksternal.

acer_w3-12
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Iconia W3 dibekali dengan memori internal 32GB atau 64 GB. Pengguna masih dapat menambah jumlah tersebut melalui slot micro-SD card yang juga disediakan.

Dari segi kualitas material, bahan plastik yang dipakai Acer untuk tablet ini terasa cukup kokoh, meski tak memberi kesan mewah seperti material logam aluminium pada beberapa tablet jenis tertentu.

Daya tarik lainnya dari Iconia W3 adalah sistem operasi yang digunakan, di mana Acer memilih Windows 8 versi desktop sehingga tablet ini mampu menjalankan aplikasi-aplikasi Windows standar, tak seperti Windows RT yang digunakan pada beberapa tablet berbasis ARM. Tampilan desktop Windows pun bisa diakses pada tablet ini.

acer_w3-1
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Dengan prosesor Z2760 (Clover Trail) dan RAM 2GB, kinerjanya pun bisa diandalkan, setidaknya untuk aplikasi-aplikasi yang tidak terlalu menuntut sumberdaya ekstra. Untuk software kantoran dan browsing internet, performa Iconia W3 sudah lebih dari cukup.

Sayang, tampilan layarnya terlihat kurang bagus. Di samping sudut memandang yang tak terlalu luas (warna sedkit berubah ketika pengguna mengubah sudut pandang) dan permukaan glossy, layar Iconia W3 cenderung terasa seperti tablet low-end daripada perangkat premium dengan kontras dan saturasi yang tampak rendah.

Di samping itu, ukuran ringkas perangkat ini juga berdampak pada icon aplikasi dan tampilan sistem operasi secara keseluruhan yang terlihat lebih kecil dibandingkan tablet 10 inci sehingga sedikit menyulitkan navigasi, setidaknya pada lingkungan desktop Windows.

Keyboard "full-size"

Untuk menunjang aspek produktivitas dari perangkat ini, Acer membundel Iconia dengan paket software suite Microsoft Office 2013 secara cuma-cuma. Paket ini meliputi aplikasi Word, Excel, PowerPoint, dan OneNote sehingga Iconia W3 langsung siap dipakai bekerja begitu dikeluarkan dari kemasannya.

Acer juga menyediakan aksesori keyboard yang dijual terpisah. Uniknya, keyboard ini berukuran "full-size" sehingga terlihat sangat besar dibanding Iconia W3.

acer_w3-3
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

acer_w3-2
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Kendati lebih nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard yang berukuran lebih kecil, aksesoris ini mengurangi nilai portabilitas Iconia W3 ketika dibawa bepergian karena memakan tempat. Iconia W3 sendiri bisa dibawa dengan cara "ditempelkan" pada bagian bawah keyboard, seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas.

Kendati demikian, perangkat ini seharusnya bisa dipakai dengan keyboard model lain yang banyak beredar karena memiliki konektivitas Bluetooth 4.0.

Acer membanderol Iconia W3 seharga 379 dollar AS, belum termasuk aksesori keyboard. Pihak Intel mengatakan bahwa tablet ini seharusnya sudah dirilis di negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa minggu ke depan, termasuk di Indonesia.

Anak Muda Lebih "Doyan" Google dari Apple

Posted: 08 Jun 2013 07:45 AM PDT

KOMPAS.com - Merek Google sedang digandrungi pengguna. Setidaknya di Amerika Serikat, menurut sebuah survei untuk The Washington Post.

Terutama, kesukaan itu tampak besar di kalangan pengguna berusia muda, yakni 18-29 tahun. Di responden tersebut, kesukaan pada Google mencapai 94 persen.

Hal itu menempatkan Google sebagai merek / benda yang paling disukai. Bahkan, menurut Cnet, Google telah mengalahkan coklat yang memiliki tingkat kesukaan 90 persen.

Nah, kalau dibandingkan merek teknologi lainnya, Google telah melampaui Facebook (75 persen) dan Apple (71 persen).

Bagaimana dengan rentang usia yang lebih luas?  Washington Post melaporkan, dari seluruh responden dewasa, Google memiliki tingkat kesukaan 83 persen. Apple menyusul di angka 72 persen, kemudian Facebook di tingkat 60 persen.

Survei tersebut dilakukan melalui panggilan telepon, baik ponsel maupun kabel, secara nasional di Amerika Serikat. Jumlah responden yang dilibatkan adalah 1.007 orang usia 18 tahun ke atas.

Washington Post tidak menyebutkan bagaimana hasil yang didapatkan dua perusahaan teknologi lain yang juga kerap dibicarakan: Microsoft dan BlackBerry.

Thom Brown, 16 Tahun Mengabdi Demi Tinta

Posted: 08 Jun 2013 05:30 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar teknologi tinta mesin pencetak (printer), Thom Brown, mengunjungi Jakarta untuk bertemu dengan sejumlah jurnalis pada Jumat, (7/6/2013). Ia membagikan pengalamannya sebagai salah satu orang penting di balik teknologi tinta produsen perangkat komputer Hewlett-Packard (HP).

Brown punya pengalaman panjang di divisi mesin cetak HP selama 16 tahun. Karirnya di HP dimulai sejak 1997 untuk kantor San Diego, Amerika Serikat. Kala itu, ia membantu mengembangkan tinta untuk kertas foto.

"Selain surfing dan bermain musik dengan grup band, saya menghabiskan banyak waktu untuk teknologi tinta di HP," katanya dengan pembawaan diri yang santai dan gaya berpakaian kasual. Pada kesempatan ini, Brown mengenakan kemeja putih lengan pendek yang dipadu dasi slim warna merah, celana jins cokelat, dan sepatu kets berbahan kanvas.

Brown mempresentasikan secara ringkas cara kerja mesin cetak di mana tugas katrid ialah mengeluarkan titik-titik warna di kertas. Ia berkata, untuk mencetak foto berukuran 4R saja, ada 35 juta titik yang dikeluarkan oleh katrid. "Satu titik tersebut berukuran 1 picoliter. Picoliter adalah sepertriliun dari satu liter," terangnya.

Sekarang, ayah satu anak ini bertanggung jawab atas pengujian, perbandingan, dan kualifikasi sistem cetak HP. Ia bekerja sama dengan tim penelitian dan pengembangan untuk memastikan produk HP tak kalah dalam hal inovasi dan kompetisi. Sambil melakukan pekerjaan itu, Brown tetap harus mengikuti perkembangan teknologi dan jenis kertas.

Tugas lainnya adalah menciptakan standar metode pengujian dan menganalisa secara detail tinta yang dibuat oleh pihak ketiga maupun dari perusahaan kompetitor. Mesin cetak HP saat ini bersaing dengan Canon, Epson, Brothers, bahkan Xerox.

Jika banyak orang yang berpendapat bahwa tinta mesin pencetak adalah salah satu zat cair paling mahal di dunia, Brown bisa menerima, tapi juga membantahnya. "Cairan tinta benar-benar berbeda dari sudut pandang teknologi. Menciptakan katrid yang sempurna butuh waktu bertahun-tahun untuk penelitian dan pengembangan, bahkan kami membuat 1.000 prototipe katrid."

Ia juga punya argumen untuk membantah pendapat bahwa harga tinta saat ini masih mahal. Sejak 2010, HP mulai menurunkan harga tinta dan katrid. HP memikirkan kebutuhan konsumen, terutama mahasiswa, atas tinta dan katrid dengan harga terjangkau namun mampu mencetak kertas dalam jumlah banyak. Perusahaan merilis mesin cetak seri Deskjet Ink Advantage yang katrid tinta hitamnya mampu mencetak hingga 1.500 lembar, sedangkan katrid tinta warna bisa mencetak 750 lembar. Harga katridnya sendiri berkisar Rp 100.000.

Inkologist

HP berusaha membangun brand image Brown sebagai pakar teknologi tinta, dengan memberinya predikat: Inkologist. HP pun membuat saluran khusus di YouTube dengan nama "Print With Thom" (PrintWithThom) yang di dalamnya terdapat puluhan video penjelasan teknologi mesin cetak dan tinta.

"Subscriber saya di YouTube sudah lebih dari 800," ujar Brown sambil tertawa.

Brown telah menduduki berbagai posisi dalam divisi mesin cetak HP, dan sempat ditempatkan di China, Polandia, Meksiko, sampai Irlandia. Selain meneliti dan melakukan uji produk tinta, Brown juga memberi pelatihan ritel dan penjualan. Ia pun aktif memberi konsultasi ke tim marketing untuk mengemas strategi kampanye yang hendak disampaikan ke konsumen.

Brown sebenarnya tidak memiliki latar belakang teknis dan teknologi. Ia bergelar Sarjana Psikologi dan Master of Business Administration di San Diego State University. Setelah menekuni dan membaca banyak buku, Brown mengaku jatuh cinta pada teknologi printer. Sebuah perangkat yang terhubung dengan komputer pribadi untuk mencetak dokumen digital menjadi media fisik seperti kertas.

Z5, BlackBerry Z10 Versi Murah?

Posted: 08 Jun 2013 04:12 AM PDT

KOMPAS.comSmartphone BlackBerry Z10 tampaknya akan segera mendapatkan "saudara kecil". Perangkat tersebut kabarnya dilabeli nama BlackBerry Z5.

Sama seperti Q5 yang hadir sebagai versi murah dari Q10, Z5 kemungkinan besar adalah versi murah dari Z10. Rumornya, ia akan diluncurkan untuk pertama kalinya di pasaran negara berkembang, seperti India dan China.

Belum diketahui spesifikasi hardware apa yang akan mendukungnya, tetapi penampakan dari perangkat tersebut sudah banyak tersebar di dunia maya.

Dari gambar tersebut terlihat desain Z5 akan sedikit berbeda dibandingkan Z10. Produk ini akan memiliki sudut-sudut yang lebih membulat dibandingkan sang kakak.


Z5White

Dikutip dari Phone Arena, Sabtu (8/6/2013), perangkat tersebut tampaknya akan memiliki ukuran layar yang sama dengan Z10, yaitu sebesar 4,2 inci dengan resolusi 768 x 1280 piksel.

Dalam sebuah wawancara pada awal tahun ini, CEO BlackBerry Thorsten Heins pernah mengungkapkan bahwa ada 6 model ponsel BlackBerry 10 yang akan diluncurkan tahun ini. Perangkat-perangkat tersebut terdiri dari 2 model high-end, 2 model menengah, dan 2 model perangkat berharga murah.

Di segmen perangkat murah akan diisi oleh Q5 dan Z5. Sedangkan perangkat Z10 dan Q10 telah digeser oleh A10. Kedua perangkat ini akan mengisi segmen menengah dan A10 akan ada di strata teratas.

No comments:

Post a Comment