KOMPAStekno

KOMPAStekno


"Pantulan" Samsung Galaxy Langgar Paten Apple

Posted: 23 Jun 2013 08:17 AM PDT

KOMPAS.com - Pengadilan Distrik Tokyo memutuskan Samsung melanggar paten milik Apple, Jumat (21/6/2013). Paten yang dimaksud kali ini merupakan fitur "bounce-back" pada perangkat lunak.

Bounce-back biasanya digunakan pada email atau dokumen digital lainnya. Ia membuat tampilan seakan memantul jika pengguna menggulirkan layar hingga mentok.

Teknologi ini digunakan Samsung pada sistem operasi Android yang telah dimodifikasi di ponsel dan tablet Galaxy model lawas. Namun saat ini, Samsung tak menggunakannya lagi, diganti dengan cahaya biru yang muncul jika guliran layar sudah mentok.

Seperti dikutip dari Reuters, Samsung menyatakan pihaknya akan mempelajari putusan dan tak menutup kemungkinan bakal mengajukan banding.

Jika Pengadilan Distrik Tokyo menilai Samsung melanggar bounce-back, maka lain ceritanya di Amerika Serikat. Kantor Pengadilan dan Merek Dagang Amerika Serikat pada April 2013 lalu menyatakan Samsung tidak melanggar paten bounce-back milik Apple. Sehingga, ponsel dan tablet Samsung Galaxy yang memakai fitur bounce-back masih beredar di pasar AS.

Perseteruan antara Apple dan Samsung berlangsung sejak 2011, dan berlangsung di 9 negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Inggris, Jerman, Korea Selata, dan Australia.

Puncaknya, tahun 2012 lalu, Apple berhasil memenangi kasus sengketa paten dan diputuskan berhak menerima ganti rugi sebesar 1,05 miliar dollar AS atau Rp 9 triliun. Meski demikian, Samsung sepertinya belum menyerah. Hasilnya, pertikaian pun nampak belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Baca juga:
Cerita di Balik Perseteruan Apple dan Samsung
"Tanpa Samsung, Mustahil Apple Bisa Bikin iPhone"
Apple Beberkan Usaha Samsung Meniru iPhone
Ini Dia Produk-produk Apple dengan "Jeroan" Samsung
Bunga Matahari Jadi Bukti Kuat Samsung Jiplak Apple?
Google Tegur Samsung agar Tak Contek iPhone dan iPad

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Perseteruan Apple - Samsung

Instagram Bisa Video, Rekaman "15 Detik" Diumbar

Posted: 23 Jun 2013 06:30 AM PDT

KOMPAS.com - Layanan video di instagram yang diluncurkan Kamis (20/6/2013) kemarin ternyata segera populer di kalangan pengguna.

Seperti dilaporkan oleh TechCrunch, hanya dalam waktu 24 jam setelah layanan video resmi tersedia, sudah 5 juta video diunggah melalui aplikasi photo sharing populer tersebut.

Dalam 8 jam pertama saja, pengguna Instagram sudah mengunggah demikian banyak video sampai diperlukan waktu kira-kira setahun penuh untuk menonton semuanya.

Pengguna Instagram menunggah 40 jam video setiap menit selama puncak arus upload. Dengan asumsi setiap video diunggah oleh satu orang unique user Instagram, maka layanan video ini telah dicoba oleh 3,8 persen basis pengguna Instagram yang berjumlah 130 juta.

Layanan video Instagram memungkinkan pengguna mengunggah rekaman video berdurasi 15 detik, lebih panjang dari Vine, layanan serupa dari Twitter, yang menawarkan durasi 6 detik.

Instagram juga memberikan fasilitas editing dan 13 filter baru untuk dipakai di video.
Twitter bereaksi

Menjelang kemunculan video Instagram, Twitter selaku pemilik Vine yang sudah lebih dulu menyediakan fasilitas upload video sejak tahun lalu segera bereaksi dengan memperbarui aplikasinya.

Mulai Jumat (21/6/2013) kemarin, aplikasi Vine untuk Android sudah bisa melakukan sharing langsung ke Facebook setelah sebelumnya hanya terbatas ke Twitter saja. Update lain termasuk fitur pencarian dengan hashtag atau mention nama pengguna.

Satu fitur yang masih belum pada aplikasi Vine versi Android adalah dukungan kamera depan smartphone untuk perekaman video. Kemampuan yang satu ini sudah dimiliki oleh Instagram.

Twitter menyatakan bahwa dukungan dua kamera (depan dan belakang), untuk aplikasi Vine di Android akan menyusul kemudian. Untuk sekarang, update Vine di toko aplikasi Google Play menjanjikan peningkatan kecepatan perekaman dan kualitas video. 

"Kutu" Windows 8.1 Dihargai Rp 1 Miliar

Posted: 23 Jun 2013 04:21 AM PDT

KOMPAS.com — Microsoft mengundang para hacker (peretas) untuk membobol Windows 8.1 dan Intenet Explorer 11. Apabila para peretas berhasil menemukan "kutu" alias bug dan lubang keamanan lainnya, Microsoft akan menghadiahkan uang tunai hingga 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1 miliar.

Total terdapat tiga kategori dalam sayembara ini. Masing-masing memiliki hadiah yang berbeda, yaitu 100.000 dollar AS, 50.000 dollar AS, dan yang terendah adalah 11.000 dollar AS. Ketiganya akan dimulai secara bersamaan pada 26 Juni 2013 mendatang. Dua kompetisi pertama akan berjalan terus-menerus, sedangkan kompetisi terakhir hanya berjalan 1 bulan saja.

Sayembara kategori pertama disebut sebagai "Mitigation Bypass Bounty". Dalam sayembara yang satu ini, Microsoft mencari "teknik eksploitasi keamanan yang benar-benar baru" terkait Windows 8.1 Preview. Jika berhasil menemukan apa yang diminta di kategori ini, si peserta akan mendapatkan hadiah uang tunai hingga 100.000 dollar AS.

Dalam situs resminya, Microsoft menyatakan, kategori ini diharapkan dapat memperlihatkan kelemahan Windows 8.1 sebelum nantinya akan dirilis secara resmi pada akhir tahun 2013.

Kategori kedua disebut "BlueHat Bonus for Defense". Kategori ini masih berkaitan erat dengan kategori pertama. Microsoft akan menghadiahkan uang 50.000 dollar AS bagi peserta yang mampu memberikan ide pertahanan untuk masalah kemanan yang ada di kategori Mitigation Bypass Bounty.

Kategori terakhir disebut Internet Explorer 11 Preview Bug Bounty. Microsoft akan menghadiahkan 11.000 dollar AS bagi peserta kompetisi yang menemukan celah keamanan di Internet Explorer 11 Preview pada versi terbaru Windows 8. Kompetisi ini hanya berjalan 1 bulan, yaitu dari 26 Juni hingga 26 Juli 2013.

Dikutip dari Slashgear, Minggu (23/6/2013), baik kategori pertama dan kedua, diperlukan lampiran laporan resmi (whitepaper) pada saat pengumpulan proyek. Jika ingin mendapatkan hadiah secara keseluruhan, diperlukan eksploitasi lengkap yang dapat dieksekusi dari jarak jauh.

"Penduduk" WhatsApp Sudah Lewati Twitter

Posted: 23 Jun 2013 03:20 AM PDT

KOMPAS.com — Perusahaan pengembang pesan instan WhatsApp mengatakan kepada media massa The Wall Street Journal bahwa mereka telah memiliki 250 juta pengguna aktif bulanan pada Juni 2013. Ini prestasi gemilang untuk sebuah aplikasi yang baru berusia empat tahun.

Jumlah pengguna WhatsApp bersaing dengan Twitter yang pada Maret 2013 lalu mengumumkan telah memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan. Sementara layanan video-chat Skype milik Microsoft memiliki 280 juta pengguna aktif bulanan.

WhatsApp hingga kini masih memimpin dalam persaingan aplikasi pesan instan karena layanannya tersedia di hampir semua platform, mulai dari iOS, Android, BlackBerry, Windows Phone, hingga Nokia S40.

Setiap harinya ada 27 miliar pesan teks yang dikirim lewat WhatsApp. Angka tersebut terdiri dari 10 miliar pesan yang dikirim para pengguna, dan 17 miliar pesan yang diterima para pengguna.

WhatsApp didirkan pada 2009 oleh Jan Koum dan Brian Acton. Keduanya adalah mantan karyawan Yahoo.

Perusahaan ini mendapat keuntungan dari biaya berlangganan. Di iOS, WhatsApp bisa dibeli di awal seharga 0,99 dollar AS, sementara pengguna Android dikenakan biaya berlangganan 0,99 dollar AS per tahun.

No comments:

Post a Comment