KOMPASbola

KOMPASbola


Pelatih Italia U-21: Kami Kalah Pengalaman

Posted: 18 Jun 2013 06:44 PM PDT

JERUSALEM, KOMPAS.com - Pelatih Italia U-21, Devis Mangia, memaklumi kekalahan yang diderita anak-anak asuhnya pada final Piala Eropa U-21 di Israel. Menurut Mangia, Marco Verratti dkk kalah pengalaman dari Spanyol U-21 yang keluar sebagai juara.

Gli Azzurrini gagal menghentikan Spanyol yang membawa ambisi mempertahankan gelar Piala Eropa U-21. Pada final yang berlangsung di Stadion Teddy, Jerusalem, Selasa (18/6/2013), Italia takluk 2-4.

Italia sudah tertinggal 1-3 pada paruh pertama pertandingan. Memasuki babak kedua, Italia sempat semakin tertinggal ketika Spanyol mencetak gol keempat. Meski, pada akhirnya pasukan Mangia mampu memperkecil skor sebelum laga usai.

"Saya berharap semua orang menyadari manfaat tim ini. Hari ini, mereka telah membayar untuk ketidakpengalaman mereka. Tapi, kekalahan itu bukan kesalahan para pemain," jelas Mangia usai pertandingan kepada Rai Sport.

"Mereka hanya kurang pengalaman dalam beberapa situasi. Namun, mereka layak mendapat pujian, karena telah berjuang sampai menit akhir pertandingan," lanjutnya.

Balotelli Takkan Seperti Adriano

Posted: 18 Jun 2013 06:41 PM PDT

Dok. FIFA

Striker Italia, Mario Balotelli (kanan), menerima kartu kuning dari wasit asal Chile, Enrique Osses (kiri), pada laga melawan Meksiko di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Minggu atau Senin (17/6/2013) dini hari WIB. Italia sukses menang 2-1 atas Meksiko pada babak penyisihan Grup A Piala Konfederasi 2013.

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Kiper nasional Brasil, Julio Cesar, tak sependapat dengan rekannya, Ronaldo Luis Nazario de Lima, soal Mario Balotelli. Menurutnya, meski sering bertindak kontroversial, Balotelli tak akan berakhir seperti Adriano.

Sebelumnya, Ronaldo memang mengingatkan Balotelli agar menjaga sikap dan menyelamatkan bakatnya. Ia khawatir Balotellia akan seperti Adriano. Pemain Brasil yang pernah membela Inter Milan memiliki bakat besar, tapi kariernya segera habis karena gaya hidupnya yang tak terkontrol.

Ronaldo mengatakan hal itu menyusul aksi Balotelli yang mengulang membuka kaus untuk merayakan gol lawan Meksiko, Minggu (16/6/2013).

Meski begitu, Julio Cesar yakin Balotelli berbeda dari Adriano. Ia kenal betul Balotelli saat keduanya masih sama-sama membela Inter Milan.

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari Balotelli. Dia tak akan berakhir seperti Adriano. Ya, dia memang agak temperamental dan cenderung cepat bereaksi ketika terprovokasi. Itu sebuah kesalahan. Tapu, dia belajar banyak dari kesalahan-kesalahannya," kata Cesar kepada La Gazzetta dello Sport.

"Dia juga atlet yang sehat dan sangat loyal. Dia tak memiliki masalah mental. Aku bisa melihatnya akan menjadi salah satu bintang sepak bola dunia," tandasnya.

Villas-Boas Bisa Besarkan PSG

Posted: 18 Jun 2013 06:31 PM PDT

LONDON, KOMPAS.com - Pelatih senior asal Portugal, Artur Jorge, mengatakan, Andre Villas-Boas bisa pindah ke Paris Saint-Germain (PSG). Menurutnya, pelatih Tottenham Hotspur itu bisa menghadirkan kebesaran buat PSG jika pindah ke sana.

PSG memang sedang digoyang isu rencana kepergian pelatih mereka, Carlo Ancelotti, ke Real Madrid. Klub Paris ini pun dikabarkan muali mencari pelatih pengganti, salah satunya Villas-Boas.

"Hari ini, PSG telah menjadi tim yang sangat besar dan Villas-Boas mampu memimpin klub-klub besar. Pada akhirnya, memang pemain yang akan membuat karya besar di lapangan dan Villas-Boas bisa menemukan mereka di Paris," kata Jorge kepada surat kabar Paris, le Parisien.

Jorge juga pernah menangani PSG, selain juga pernah melatih Porto dan Benfica. Menurutnya, pelatih muda seperti Villas-Boas sangat dibutuhkan oleh PSG.

"Ia pelatih yang masih sangat muda, tapi saya melihat dia memiliki masa depan yang cerah. Dia memiliki kualitas tinggi. Dia harus memiliki hubungan yang baik dengan pemain, tak peduli usianya. Pada masa lalu, kami harus memenangkan sesuatu yang penting untuk menjadi pelatih. Sekarang, hal itu sudah berbeda," terangnya.

Jorge melanjutkan, "Ia diberi tanggung jawab di klub besar seperti Porto, Chelsea, atau Tottenham karena kualitasnya. Sejak dia meninggalkan (Jose) Mourinho, dia memiliki karier yang sukses. Jika bicaranya bagus, maka pemain akan mengikutinya. Villas-Boas sangat kuat."

Pedro Ungkap "Senjata" Tahiti

Posted: 18 Jun 2013 06:05 PM PDT

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Penyerang tim nasional Spanyol, Pedro Rodriguez, menyatakan timnya takkan meremehkan Tahiti saat kedua tim melakoni laga lanjutan penyisihan Grup B Piala Konfederasi 2013 di Stadion Maracana, Kamis (21/6/2013).

Di atas kertas, La Furia Roja dengan status juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 dianggap bakal mudah mengalahkan Tahiti. Wakil dari Ocenia tersebut diprediksi bakal menjadi bulan-bulanan Spanyol, sama halnya seperti yang dilakukan Nigeria saat membantai Tahiti 6-1 pada laga pertama. 

Spanyol pun akan otomatis lolos ke babak semifinal jika berhasil mengalahkan Tahiti. Tim Matador hanya butuh satu kemenangan untuk meraih tiket semifinal setelah pada laga perdana berhasil mengalahkan Uruguay dengan skor 2-1.

Meski begitu, Pedro menyatakan timnya akan tetap bermain serius pada pertandingan nanti. Menurut pemain Barcelona tersebut, Tahiti memiliki "senjata" yang mesti diwaspadai.

"Kami menghormati lawan dan bermain dengan normal. Mereka memiliki beberapa pemain yang cepat, seperti yang kita lihat saat lawan Nigeria. Jadi, laga nanti akan berjalan ketat bagi kami," tutur Pedro.

Dalam kesempatan itu, Pedro juga mengaku senang bisa bermain di Stadion Maracana. "Ada beberapa momen yang tak terlupakan di stadion itu. Aku senang jika kami bermain di sana," ujarnya. (FE)

Tumpas Italia, Matador Muda Berjaya di Eropa

Posted: 18 Jun 2013 05:57 PM PDT

JERUSALEM, KOMPAS.com - Spanyol sukses mempertahankan gelar Piala Eropa U-21 setelah mengempaskan Italia 4-2 pada partai final Piala Eropa U-21 di Stadion Teddy, Jerusalem, Selasa (18/6/2013). Thiago Alcantara mencetak hattrick dan sisanya dicetak Isco. Sementara, Italia memangkas skor melalui Ciro Immobile dan Fabio Borini.

Kedua tim bermain dengan tempo cepat saat peluit dibunyikan wasit Matej Jup asal Slovenia. Bahkan, dalam kurun waktu sepuluh menit, kedua kubu sukses menjebol gawang masing-masing lawan.

Spanyol unggul lebih dulu melalui Thiago pada menit keenam. Gol tersebut berawal dari aksi Isco yang memberikan umpan kepada Alvaro Morata. Morata yang kemudian memberikan umpan silang yang langsung disundul oleh Thiago masuk ke dalam gawang Italia.

Tertinggal gol cepat, Italia berusaha bangkit. Usaha itu pun membuahkan hasil setelah Immobile mampu mencatatkan namanya di papan skor empat menit berselang. Menerima umpan panjang dari Matteo Bianchetti, Immobile melepaskan tendangan terarah tanpa mampu dihalau kiper Spanyol, David De Gea.

Memasuki pertengahan babak pertama, Spanyol mulai mendominasi permainan. Sementara, Italia terlihat lebih banyak bertahan dan menyerang lewat serangan balik cepat untuk mengantisipasi penguasaan bola Spanyol.

Italia sempat mendapatkan peluang emas untuk berbalik unggul pada menit ke-25. Sayang, bola tendangan Alessandro Florenzi masih dapat ditepis De Gea sehingga hanya berujung menjadi tendangan pojok bagi Italia.

Pada menit ke-31, Thiago kembali membuat pendukung Spanyol bersorak setelah mampu mencetak gol keduanya. Kali ini torehan keduanya tersebut dicetaknya usai memaksimalkan umpan Koke.

Unggul 2-1, Spanyol tidak mengendurkan serangan. Tujuh menit menjelang turun minum, Spanyol mendapatkan peluang emas untuk menambah gol setelah Rossi melakukan pelanggaran terhadap Thiago di kotak penalti. Thiago pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mencetak hattrick pada pertandingan ini.

Pada paruh kedua, kedua kubu masih saling jual beli serangan. Di babak ini, Spanyol sukses menambah pundi-pundi golnya melalui kreasi Isco dari titik putih pada menit ke-66. Hadian penalti tersebut diberikan kepada Spanyol setelah Vasco Regini melanggar Moratta di kotak penalti.

Meski tertinggal tiga gol, Italia tidak patah semangat karena masih berusaha menekan Spanyol. Sepuluh menit sebelum laga usai Fabio Borini sukses memperkecil kedudukan setelah memaksimalkan kerja sama satu dua dengan Lorenzo Insigne. Skor 4-2 untuk Spanyol itu pun bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.

Menurut catatan UEFA, selama pertandingan, Spanyol melepaskan sembilan tembakan akurat dari 17 kali usaha. Sementara Italia melepaskan tiga peluang emas dari 10 percobaan.

Susunan Pemain:
Italia (4-4-2):
1-Francesco Bardi, 2-Giulio Donati, 6-Luca Caldirola, 13-Matteo Bianchetti, 19-Vasco Regini, 4-Marco Verratti (23-Crimi 76),7-Alessandro Florenzi (18-Saponara 58), 21-Fausto Rossi, 9-Ciro Immobile (11-Gabbiadini 58), 10-Lorenzo Insigne, 20-Fabio Borini.
Pelatih: Devis Mangia.

Spanyol (4-3-3): 1-David De Gea, 2-Martin Montoya, 5-Marc Bartra, 6-Inigo Martínez, 18-Alberto Moreno, 3-Asier Illarramendi, 8-Koke (14-Camacho 86), 10-Thiago Alcantara, 22-Isco, 11-Cristian Tello (19-Muniain 71), 12-Alvaro Morata (9-Rodrigo 80).
Pelatih: Julen Lopetegui.

Wasit: Matej Jug (Slovenia).

Santos: Robinho Terlalu Mahal

Posted: 18 Jun 2013 05:11 PM PDT

KOMPAS.com - Santos mengurungkan niatnya untuk menggaet striker AC Milan, Robinho. Pasalnya, klub Brasil tersebut tak mampu membayar mantan pemainnya tersebut yang meminta bayaran terlalu tinggi.

Sejak satu tahun yang lalu, Santos sudah mengadakan negosiasi dengan Robinho, yang memang sudah rindu untuk pulang kampung halamannya. Kesepakatan nyaris tercapai di kisan harga 7 juta euro. Akan tetapi, kendala muncul karena permintaan Robinho yang sulit dipenuhi Santos.

"Kami sudah berbicara kepada seseorang yang mewakili Robinho dan Milan. Angka yang mereka katakan kepada kami sangat tinggi," ujar wakil presiden Santos, Odilio Rodrigues kepada Globoesporte.com.

"Pembicaraan itu melalui telepon, sehingga kami meminta konfirmasi secara resmi jika angka-angka tersebut akurat dan kami menantikannya."

Tampaknya Santos tak bersedia menaikkan tawaran mereka di atas 6 juta euro, sedangkan Rossoneri masih ingin melepas striker berusia 29 tahun itu paling tidak dikisaran harga 9 juta euro. Kontrak Robinho di San Siro berakhir pada Juni 2014.

FA Akhiri Kerja Sama dengan Pearce

Posted: 18 Jun 2013 04:55 PM PDT

LONDON, KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Inggris (FA) resmi mengonfirmasi tidak akan memperpanjang kontrak pelatih tim nasional Inggris U-21, Stuart Pearce. Salah satu alasannya karena Pearce dinilai gagal membawa skuad muda Inggris berbicara banyak di Piala Eropa U-21.

Kontrak Pearce bersama Inggris U-21 berakhir pada Juni 2013. Namun, FA membuat keputusan untuk mencari pelatih baru karena Pearce mencatatkan rapor merah di Piala Eropa U-21 karena tidak meraup satu poin pun pada kompetisi tersebut.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Stuart Pearce atas kerja kerasnya. Tidak ada yang bisa meragukan komitmennya untuk pekerjaannya sebagai pelatih U-21," ujar Ketua FA, David Bernstein seperti dilansir situs resmi FA.

"Dia telah melakukan tugasnya sangat baik di babak kualifikasi untuk lolos ke putaran final. Tetapi, kekecewaan di dua turnamen, kami percaya sudah saatnya mengganti pelatih. Atas nama semua orang di FA saya berharap agar Stuart selalu mendapatkan yang terbaik di masa depan," tambahnya.

Pearce mengarsiteki Timnas U-21 selama 6 tahun namun belum mampu membawa timnya menjuarai turnamen di Eropa. Prestasi terbaiknya membawa Inggris tampil sebagai finalis di Kejuaraan Eropa 2009 silam. Ketika itu, skuatnya harus mengakui Jerman yang menaklukkan timnya 4-0.

Nainggolan Ingin Nikmati Pertandingan

Posted: 18 Jun 2013 04:40 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang pertandingan Indonesia All-Stars melawan tim nasional U-23, pilar Cagliari Radja Nainggolan mengungkapkan harapan untuk dapat menikmati pertandingan tersebut, meski ia tak tahu banyak mengenai tim sepak bola Indonesia. Hal ini dicetuskannya saat ditemui di Lapangan C Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

"Aku memang tak tahu banyak soal sepak bola Indonesia karena tak pernah menonton liganya. Tapi aku yakin besok bisa turun penuh dan berharap menikmati pertandingan," kata pemain kelahiran Antwerp, Belgia ini.

Ia juga menegaskan keinginannya melihat kemampuan tim sepak bola Indonesia. Sayangnya karena bermain sebagai lawan, ia tak bisa memberi tips bagi Andik Vermansah dkk dalam menghadapi pertandingan di GBK, Rabu (19/6).

"Aku tak bisa memberitahu mereka apa yang bisa mereka lakukan, tapi aku ingin sekali melihat mereka bermain. Kita lihat saja," tukasnya.

Meski memiliki darah Indonesia dari sang ayah, Radja yang lahir dan besar di Belgia ini memutuskan menjadi warga negara Belgia dan pernah memperkuat tim nasional Belgia empat kali. Ia pun sempat bercerita mengenai alasan di balik keputusannya memilih Belgia.

"Saat itu aku tak punya alasan khusus. Aku pikir Belgia tim yang bagus, jadi menurutku tak salah kalau aku ingin membela mereka jadi aku tak berpikir dua kali. Aku rasa tim nasional Belgia pun punya peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia, karena kami punya tim berkualitas," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment