KOMPAStekno

KOMPAStekno


Ini Dia Harga BlackBerry di ICS 2013

Posted: 12 Jun 2013 12:18 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski pangsa pasarnya telah tergerus oleh smartphone Android, ponsel BlackBerry masih diminati di Indonesia. Pameran Indonesia Cellular Show 2013 yang tengah berlangsung di Jakarta Convention Center pun diramaikan oleh ponsel besutan perusahaan asal Kanada ini.

Seperti biasa, terdapat tiga retailer besar yang memajang produk BlackBerry di booth mereka yang terletak persis di pintu masuk arena ICS 2013, yaitu Global Teleshop, Okeshop, dan Erafone.

Namun, tak semuanya menyediakan model-model handset BlackBerry secara lengkap. Erafone, misalnya, hanya menyiapkan lima tipe handset Blackberry untuk pameran kali ini, termasuk seri teranyar Z10.

Nah, berikut ini daftar model dan harga perangkat BlackBerry yang dapat ditemukan di pameran ICS 2013 dari tiga retailer tersebut.

Erafone:
BlackBerry Curve 9220: Rp 1.549.000
BlackBerry Curve 9320: Rp 2.099.000
BlackBerry Bold 9790: Rp 2.999.000
BlackBerry 9800: Rp  3.299.000
BlackBerry Z10: Rp 6.999.000

Catatan: kecuali BlackBerry Z10, harga yang ditampilkan sudah termasuk potongan harga cashback.

Okeshop:
BlackBerry Curve 8520: Rp 1.599.000
BlackBerry Curve 9220: Rp 1.699.000
BlackBerry Curve 9300: Rp 1.899.000
BlackBerry Curve 9320: Rp 2.199.000
BlackBerry Curve 9380: Rp 2.999.000
BlackBerry Curve 9360: Rp 3.199.000
BlackBerry Pearl 9105: Rp 2.499.000
BlackBerry Bold 9790: Rp 3.199.000
Blackberry Bold 9700: Rp 3.999.000
BlackBerry Bold 9780: Rp 4.099.000
BlackBerry Bold 9900: Rp 4.599.000
BlackBerry Torch 9860: Rp 3.099.000
BlackBerry Torch 9810: Rp 3.899.000
BlackBerry Torch 9800: Rp 3.999.000
BlackBerry Z10: Rp 6.999.000
BlackBerry Porsche 9981: Rp 18.888.000

Global Teleshop:
BlackBerry Curve 8520: Rp 1.599.000
BlackBerry Curve 9220: Rp 1.699.000
BlackBerry Curve 9300: Rp 1.899.000
BlackBerry Curve 9320: Rp 2.199.000
BlackBerry Curve 9380: Rp 2.999.000
BlackBerry Curve 9360: Rp 3.199.000
BlackBerry Pearl 9105: Rp 2.499.000
BlackBerry Bold 9790: Rp 3.199.000
Blackberry Bold 9700: Rp 3.999.000
BlackBerry Bold 9780: Rp 4.099.000
BlackBerry Bold 9900: Rp 4.599.000
BlackBerry Torch 9860: Rp 3.099.000
BlackBerry Torch 9810: Rp 3.899.000
BlackBerry Torch 9800: Rp 3.999.000
BlackBerry Z10: Rp 6.999.000
BlackBerry Porsche 9981: Rp 18.888.000
BlackBerry PlayBook 16GB: Rp 4.999.000
BlackBerry PlayBook 32GB: Rp 5.999.000
BlackBerry PlayBook 64GB: Rp 6.999.000

Simak berita, informasi harga, dan promosi dari pameran ICS dan FKI 2013 di topik:
Gadget Show 2013

Stiker XL "Sulap" Ponsel Jadi Duit

Posted: 12 Jun 2013 11:55 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mengoperasikan layanan pembayaran elektronik XL Tunai, operator seluler XL Axiata sekarang sedang menyiapkan XL Tunai Tap & Go. Layanan ini membuat ponsel seperti uang elektronik (e-money).

XL Tunai Tap & Go merupakan stiker yang bisa ditempel di bagian belakang ponsel. Ini bukan sembarang stiker, karena telah diprogram untuk melakukan pembayaran elektronik.

Senior GM m-Finance Technology, Content & New Business XL Axiata, Yessie D. Yosetya, menjamin keamanan bertransaksi dengan XL Tunai Tap & Go. "Stiker tersebut akan diprogram dan di-pairing dengan nomor ponsel pelanggan XL," ujarnya dalam jumpa pers di acara Indonesia Cellular Show 2013, Rabu (12/6/2013).

Pelanggan terlebih dahulu harus mengisi saldo akun XL Tunai. Jika melakukan transaksi, cukup tempelkan ponsel selama beberapa saat ke alat mesin pembaca transaksi elektronik. Nantinya, saldo XL Tunai akan terpotong senilai pembayaran yang dilakukan.

"Dengan begini pelanggan bisa cepat melakukan transaksi, tinggal tab lalu bisa langsung pergi," tambah Yessie.

Layanan XL Tunai Tap & Go baru bisa digunakan pada September 2013. Rencananya, mesin pembaca XL Tunai Tap & Go akan tersedia di 500 restoran cepat saji dan pasar swalayan di Indonesia.

Beli Aplikasi Windows Phone Bisa Potong Pulsa

Posted: 12 Jun 2013 10:14 AM PDT

KOMPAS.com/Deliusno

Trio Lumbantoruan, Head of Portal and Social Media Division Telkomsel, saat menjelaskan sistem operator billing kepada media di ajang Indonesia Cellular Show, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com -  Bekerja sama dengan Nokia Indonesia, Telkomsel memperkenalkan metode pembelian aplikasi lewat operator billing atau pemotongan pulsa seluler di toko aplikasi Windows Phone Store, Rabu (12/6/2013).

Hadirnya layanan ini diadakan untuk mengakomodir pelanggan yang ingin membeli aplikasi di Windows Store tapi tidak memiliki atau enggan menggunakan kartu kredit.

Sekadar informasi, biasanya, pengguna harus menggunakan kartu kredit untuk membeli aplikasi di toko digital tersebut.

"Selama ini, konsumen merasa agak sulit, tidak punya kartu kredit atau tidak mau pake kartu kreditnya untuk membeli aplikasi yang harganya terlalu murah," ujar Head of Portal and Social Media Division Telkomsel Trio Lumbantoruan.

Mekanisme potong pulsa di Windows Phone Store ini tidak terbatas pada seri smartphone Lumia saja, melainkan juga tersedia untuk perangkat-perangkat Windows Phone merek lain.

Developer dapat bagian terbesar

Selain untuk memudahkan konsumen untuk membeli aplikasi di Windows Phone Store, layanan ini juga diharapkan membuka peluang bagi pengembang aplikasi Indonesia untuk memasarkan aplikasi kreasi mereka.

Dengan adanya operator billing ini, developer juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan sekaligus. Salah satunya, developer tidak akan dipusingkan dengan mekanisme pembayaran. Selain itu, para developer juga akan mendapatkan revenue sharing dengan nilai yang besar.

Menurut Mareta Dewi, Services Manager Nokia Indonesia, revenue sharing yang bisa didapat oleh developer dalam sistem ini adalah sebesar 70 persen.

"Jadi, keuntungan terbesar didapatkan oleh pihak developer yang notabene pembuat aplikasinya itu sendiri," timpal Lukman Susetyo, Marketing Director Nokia Indonesia.

Google Beli Aplikasi Peta Waze Rp 12 Triliun, Buat Apa?

Posted: 12 Jun 2013 08:26 AM PDT

KOMPAS.com — Setelah sempat dirumorkan selama berbulan-bulan, Google akhirnya benar-benar membeli Waze. Nilai pembeliannya tak disebutkan, tetapi Google disinyalir menggelontorkan uang hingga 1,3 miliar dollar atau sekitar Rp 12,7 triliun untuk mengakuisisi layanan pemetaan berbasis komunitas dari Israel itu.

Google sendiri sebenarnya sudah memiliki layanan yang mirip dengan milik Waze, sebut saja informasi kemacetan lalu lintas di versi Android Google Maps. Pengguna Android pun bisa memberikan update informasi waktu tempuh ke Google.

Kalau begitu, lalu mengapa raksasa internet tersebut mencaplok Waze? Sebagaimana dikutip dari Forbes, ada beberapa kemungkinan alasan.

1. Menggaet basis pengguna Waze

Tak seperti Google Maps, Waze berhasil menciptakan budaya user engagement di kalangan para penggunanya. Banyak dari peta-peta di dalam Waze dibuat menggunakan GPS untuk melacak "pergerakan jumlah pengguna yang hampir mencapai 50 juta".

Sepertiga pengguna Waze aktif berbagi informasi-informasi terkini di jalan, seperti hambatan lalu lintas dan penutupan jalur. Pengguna juga bisa menyunting peta untuk meningkatkan akurasinya. Layanan ini pun menumbuhkan kultur saling menolong yang dihargai dengan pemberian poin dan badge.

Selain itu, puluhan pengguna Waze tersebut juga akan memperkuat basis komunitas mobile Google, yang masih belum sebesar Facebook dan Twitter di ranah social networking.

2. "Mengamankan" Waze dari Facebook dan Apple

Pembelian Waze oleh Google menyebabkan teknologi-teknologi milik layanan itu tak bisa dipakai oleh kompetitor semacam Facebook dan Apple.

Kedua saingan Google ini memiliki layanan peta masing-masing. Facebook menyediakan fitur "check in", tetapi pengguna tidak bisa membuat rute di software peta jejaring sosial tersebut. Dengan menjauhkan Waze dari Facebook, Google bisa tetap selangkah lebih maju dalam hal mapping.

3. Menambah fitur ke Google Maps

Waze memiliki sejumlah fitur yang belum ada di Google Maps, misalnya kemampuan untuk melaporkan hal-hal seperti "penampakan" polisi, lokasi speed camera, dan lain sebagainya. Semua bermanfaat bagi pengguna Waze dan bisa ditambahkan ke Google Maps melalui akuisisi.

4. Menyediakan Waze sebagai alternatif Google Maps

Usai dibeli Google, CEO dan jajaran staff Waze dilaporkan akan tetap berkantor di Israel dan beroperasi secara independen selama tiga tahun. Setelah itu, ada kemungkinan Google bakal terus menjalankan layanan tersebut.

Strategi ini dipakai oleh Microsoft yang membeli Skype seharga 8,5 miliar dollar AS pada 2011. Sebelumnya, Microsoft memiliki produk saingan bernama Messenger, tetapi layanan itu kemudian ditutup dan digantikan oleh Skype yang kini berfungsi sebagai portal pesan instan dan conferencing andalan Microsoft.

Yuk, Jajal Peramban Paling Aman

Posted: 12 Jun 2013 08:25 AM PDT

Meski kurang populer di kalangan netter, aplikasi peramban (browser) Internet Explorer ternyata masih berjaya sebagai browser paling banyak dipakai.

Berdasarkan hasil penelitian Net Applications, antara Desember 2012 dan Januari 2013, jumlah pengguna Internet Explorer mencatat angka 55,14 persen di bulan Januari lalu.

Sementara Firefox dan Google Chrome masih bertahan di peringkat dua dan tiga dengan raihan 19,94 persen dan 17,48 persen.

Secara detail, IE10 mendapatkan 1,29 persen pasar, sedangkan IE9 ada di 20,93 persen dan IE 8 masih menjadi yang terbaik bagi Microsoft dengan nilai 23,54 persen.

Meski menempati posisi paling bontot, IE10 baru saja mendapat gelar browser paling aman (Baca: Adu Aman, IE10 Kalahkan Firefox dan Chrome).

Nah, Microsoft Indonesia mengajak pembaca Kompas.com untuk menjajal peramban paling aman ini.

Tak cuma mencobanya, pembaca juga bisa dapat voucer dari situs online shopping Lazada sebesar Rp 50.000 (syarat dan ketentuan). Caranya sangat mudah. Anda tinggal mendaftarkan diri dan mengunduh IE10 dari tautan berikut ini. (advertorial)

No comments:

Post a Comment