KOMPAStekno

KOMPAStekno


Demi Windows Phone, Microsoft Tawarkan 100.000 Dollar AS

Posted: 17 Jun 2013 10:40 AM PDT

KOMPAS.com - Demi memperkaya toko aplikasi Windows Phone Store, Microsoft dikabarkan merayu para developer dengan uang dalam jumlah yang cukup besar.

Menurut sebuah sumber kepada situs Bloomberg Businessweek, Senin (17/6/2013), Microsoft menawarkan uang sebesar 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1 miliar kepada tiap developer yang bersedia untuk "membangun" aplikasi untuk sistem operasi mobile tersebut.

Tidak disebutkan developer apa saja yang menerima "rayuan" Microsoft tersebut. Namun, dalam beberapa bulan lalu, Windows Phone Store telah kedatangan berbagai aplikasi terkenal, seperti Temple Run dan Jetpack Joyride.

Kemungkinan, Microsoft hanya menawarkan program ini hanya untuk developer kelas atas saja.

Microsoft sendiri sedang menjalankan program serupa tapi dengan nominal uang yang tidak terlalu besar. Mereka menawarkan kepada semua developer uang cash sebesar 100 dollar AS bagi tiap developer yang membuat dan memasukkan aplikasi ke toko aplikasi digital Windows Phone dan Windows 8.

Jumlah aplikasi berbasis Windows Phone saat ini telah menyentuh angka 145.000. Aplikasi tersebut termasuk 48 dari 50 aplikasi yang paling banyak diunduh di semua platform hingga saat ini. Aplikasi populer yang hingga saat ini masih enggan hadir di Windows Phone adalah Pinterest dan Instagram.

Perangkat berbasis Windows Phone sendiri sebenarnya sudah mulai mendapatkan perhatian di pasar. Menurut IDC, pengiriman perangkat tersebut sudah berhasil mengalahkan BlackBerry di kuartal pertama tahun 2013. Microsoft berhasil mengapalkan 7 juta perangkat, berbanding 6,3 juta perangkat BlackBerry.

Dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna dan tawaran uang dari Microsoft, akankah toko digital Windows Phone dipenuhi dengan aplikasi kelas atas lainnya? Kita tunggu saja.

Ponsel Quad-core Andromax V Dipesan Seribu Unit

Posted: 17 Jun 2013 08:58 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan operator seluler Smartfren pertengahan Juni ini telah merilis ponsel pintar Android dengan prosesor quad-core, yakni Andromax V. Meski belum beredar di pasaran, namun Andromax V sudah dipesan hampir seribu unit.

"Pemesanan Andromax V sudah hampir 1.000 unit," ujar Deputy CEO Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim, saat ditemui di pameran Indonesia Cellular Show 2013, Minggu (16/6/2013).

Djoko menjanjikan Andromax V akan masuk pasar Indonesia pada awal Juli 2013. Pada saat itu, Smartfren akan mengirim produk tersebut ke tempat tinggal konsumen yang telah melakukan pemesanan.

Dibanderol Rp 2,3 juta, Andromax V merupakan ponsel andalan Smartfren dalam persaingan ponsel Android di Indonesia. Di tahap awal, operator seluler CDMA ini menyediakan 50.000 unit Andromax V.

"Kita akan lihat antusias konsumen terhadap produk ini. Kalau responnya bagus, nanti akan kita tambah lagi," Djoko melanjutkan.

Andromax V sejatinya adalah produk ZTE N986. Ia menggunakan prosesor quad-core MediaTek MT6589E 1,2GHz, unit pemroses grafis PowerVR SG5X, RAM 1GB, memori internal 4GB yang dapat diperluas dengan kartu MicroSD. Semua itu berjalan dengan sistem operasi Android 4.2 (Jelly Bean).

Didesain dengan bentang layar 5 inci, Andromax V dibekali kamera belakang 8MP dengan LED flash dan kamera depan 1MP. Ponsel ini mendukung kartu SIM ganda CDMA dan GSM.

Telunjuk.com Dapat Investasi dari Venture Republic

Posted: 17 Jun 2013 08:28 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Situs web pembanding harga Telunjuk.com mendapat investasi dari Venture Republic. Besarnya nilai investasi tidak diumumkan, namun yang jelas, dana ini akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan agar Telunjuk bisa menjadi referensi belanja di Indonesia.

Telunjuk didirikan pada akhir 2011 oleh Redya Febriyanto dan Hanindia Narendrata Rahiesa, yang merupakan Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung. Telunjuk merasa beruntung dapat investasi dari Venture Republic yang berpengalaman di bisnis shopping search engine.

"Perpaduan teknologi dengan human touch akan menjadi kekuatan kami dalam membantu masyarakat menemukan produk terbaik dari toko-toko terbaik secara online," ujar pendiri sekaligus CEO Telunjuk Redya Febriyanto, dalam siaran pers yang diterima KompasTekno, Senin (1/6/2013).

Venture Republic yang berasal dari Jepang, dikenal sebagai pemilik berbagai situs vertical search engine di Jepang, seperti Coneco.net, Travel.jp, dan Hotel.jp.

Dalam berinvestasi di Telunjuk, pihak Venture Republic memandang penting profil pendiri dan kinerja perusahaan. Ini merupakan pertama kalinya Venture Republic berinvestasi di perusahaan asal Indonesia.

"Kami mengenal Redya dan Hanindia sebagai Co-founder yang luar biasa dan saling melengkapi satu sama lain. Dengan cost yang minim, mereka berdua mampu memperoleh pencapaian yang mengagumkan. Dengan pengalaman kami di industri shopping search engine, kami sangat bersemangat mendukung mereka menuju kesuksesan," kata President and CEO Venture Republic Kei Shibata.

Dengan adanya investasi ini, Redya dan Hanindia selaku pendiri tetap memiliki saham mayoritas dan menjabat sebagai Dewan Direksi di PT. Telunjuk Komputasi Indonesia (Telunjuk.com). Sementara Venture Republic bergabung bersama Project Eden duduk sebagai Dewan Komisaris.

Sebelum memutuskan membangun Telunjuk, Redya dan Hanindia memulai karir di divisi business development selama 3 tahun di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Keputusan meninggalkan zona nyaman itu didukung oleh perusahaan inkubator bisnis internet di Indonesia bernama Project Eden.

Kini Telunjuk sudah beroperasi selama setahun, diasuh oleh dua pendirinya dan dibantu beberapa pekerja lepas dan magang. Setelah shopping search engine untuk laptop, ponsel, dan tiket pesawat, saat ini Telunjuk bisa dimanfaatkan untuk mencari hampir semua produk yang dijual oleh toko online.

Setiap bulannya Telunjuk dikunjungi setengah juta pengunjung unik yang sudah memiliki keinginan untuk belanja dan siap diarahkan ke toko online yang menyediakan produk dengan penawaran tertentu.

Inikah Kamera "Mirrorless" Android dari Samsung?

Posted: 17 Jun 2013 07:59 AM PDT


KOMPAS.com — Beberapa hari menjelang undangan acara Samsung di London, 20 Juni mendatang, beredar bocoran mengenai kamera mirrorless berbasis Android dari perusahaan asal Negeri Ginseng itu.

Seperti dikutip dari The Verge, produk yang disinyalir bernama Galaxy NX ini terlihat berukuran lebih besar dibandingkan kamera mirrorless lain dari Samsung, seperti NX100. Rancangannya pun lebih menyerupai DSLR dengan pegangan tangan yang besar dan "punuk" yang memuat jendela bidik.

Bocoran gambar turut memperlihatkan tiga buah lensa NX yang kompatibel. Galaxy NX sendiri kabarnya bakal mengusung sensor APS-C beresolusi 20,3 megapixel, dengan tingkat sensitivitas mencapai ISO 25.600 dan perekaman video full-HD (1080p).


Dari sisi software, diperkirakan Samsung bakal melengkapi perangkat ini dengan sistem operasi Android 4.2 sehingga bisa menjalankan berbagai macam aplikasi yang diperuntukkan bagi OS tersebut.

Sebelumnya, CEO Samsung JK Shin pernah dikutip mengatakan bahwa produk kamera mirrorless berikutnya dari perusahaan itu bakal mengusung sistem operasi Android.

Samsung sudah merilis beberapa model kamera mirrorless di bawah merek NX, tetapi sejauh ini belum ada yang berbasis Android. Adapun Galaxy Camera dan Galaxy S4 Zoom masing-masing merupakan produk kamera saku dan smartphone dengan lensa non-interchangeable alias tidak bisa diganti-ganti.

Nah, apakah acara Samsung di London dimaksudkan untuk memperkenalkan Galaxy NX? Jawabannya akan diketahui tanggal 20 Juni nanti.

Bos Digital XL Raih Penghargaan "Lifetime Achievement"

Posted: 17 Jun 2013 06:44 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Dian Siswarini, satu-satunya perempuan yang duduk di jajaran direksi perusahaan telekomunikasi XL Axiata, meraih penghargaan "Lifetime Achievement in Telecommunication Industry" dari Indonesia Cellular Awards (ICA) 2013, Minggu (16/6/2013), di JCC Senayan, Jakarta.

Dian saat ini menjabat sebagai Chief Digital Services Officer di XL Axiata. Ia pun menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI).

"Penghargaan Lifetime Achievement diberikan kepada seseorang yang berprestasi, dan mengabdi demi memajukan industri telekomunikasi di Indonesia," ujar Pemimpin Redaksi Majalah Forsel Vaksiandra Nuryandi yang juga menjadi juri ICA 2013.

Bergabung di XL sejak 1996, Dian punya pengalaman panjang di divisi jaringan dan teknik. Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), ini pertama kali duduk di jajaran direksi pada 2007 silam sebagai direktur jaringan.

Sebagai seorang yang aktif di ATSI, Dian turut memastikan kemajuan industri dan ekosistem  telekomunikasi Tanah Air. "Kami di ATSI terus mengedukasi pentingnya sebuah gadget dan internet dalam kehidupan, karena hal kecil seperti ini dapat meningkatkan produktivitas," ujar ibu tiga anak ini.

Di bawah kepemimpinan Dian, XL terus menawarkan layanan digital yang inovatif. Perusahaan memiliki delapan jenis layanan digital, yakni mobile advertising, mobile payment, mobile banking, mobile entertainment, machine-to-machine, business development, dan digital commerce.

XL sedang menyiapkan layanan uang elektronik XL Tunai Tap and Go untuk September mendatang. Secara fisik, XL Tunai Tap and Go merupakan stiker yang bisa dipasang di bagian belakang ponsel. Stiker ini bakal diprogram dengan nomor ponsel pengguna yang telah memiliki akun XL Tunai.

Jika ingin melakukan transaksi, pengguna cukup menyentuhkan ponselnya ke mesin pembaca pembayaran elektronik. Mesin pembaca ini rencananya akan ditempatkan ke 500 restoran cepat saji dan pasar swalayan.

No comments:

Post a Comment