KOMPASbola

KOMPASbola


Rybolovlev Bangun "Kerajaan" di AS Monaco

Posted: 02 Jun 2013 10:07 PM PDT

MONACO, KOMPAS.com - Ambisi besar ditunjukkan pemilik AS Monaco, Dmitry Rybolovlev. Pengusaha asal Rusia itu berniat membangun sebuah kerajaan sepak bola di Eropa, atau bahkan dunia.

Pintu transfer musim panas belum dibuka. Namun, Monaco sudah sibuk mencari pemain ke segala penjuru dunia demi mewujudkan impian Rybolovlev.

Sampai awal Juni 2013, empat rekrutan baru sudah bergabung ke Monaco. Tak tanggung-tanggung, untuk membeli tiga dari empat pemain baru itu, Monaco harus mengucurkan dana sekitar 130 juta euro atau setara Rp 1,65 triliun!

Bak membalikkan telapak tangan, Rybolovlev sukses membuat para rekrutan anyar tergoda impian bermain untuk klub yang berbasis di salah satu tempat terindah di Eropa. Selain Ricardo Carvalho yang kontraknya habis di Real Madrid, tiga rekrutan bernilai fantastis macam Radamel Falcao, Joao Moutinho, dan James Rodriguez rela menukar kesempatan tampil di Liga Champions hanya untuk bermain bersama Monaco.

Uang memang menjadi senjata utama Rybolovlev untuk membangun dinasti kuat sepak bola Monaco. Kehancuran finansial Monaco pada 2011 membuat pihak klub menerima tawaran Rybolovlev yang datang dengan dana segar untuk mengambil alih 66 persen saham klub.

Siapakah Rybolovlev?

Para pendukung Monaco mungkin tak habis pikir saat Rybolovlev berniat menguasai klub pada akhir 2011. Jejak rekam Rybolovlev mengatakan, tak satu pun pria berusia 47 tahun itu berurusan dengan sepak bola.

Rybolovlev tumbuh dan berkembang di salah satu kota kecil Rusia, Perm. Orang tuanya berprofesi sebagai dokter. Ia memulai usahanya di bidang kesahatan bersama sang ayah.

Seiring bisnis yang digeluti maju pesat, Rybolovlev sukses mengumpulkan pundi-pundi uang berlimpah. Ia membangun perusahaan medis di Rusia sampai sebuah bank di Siprus.

Jauh dari kata sepak bola, nama Rybolovlev semakin tenar setelah putrinya, Ekaterina Rybolovleva, membeli sebuah apartemen mewah seharga 88 juta dollar US (Rp 861 miliar) dan sebuah pulau di Yunani dengan harga mencapai 154 juta dollar US (Rp 1,5 triliun).

Hidup Rybolovlev tak melulu berjalan manis. Saat berusia 29 tahun, ia pernah merasakan dinginnya ruangan jeruji besi saat dituduh telah melakukan pembunuhan. Rybolovlev merasa dijebak oleh para pesaing bisnisnya. Namun, 11 bulan kemudian, Rybolovlev dibebaskan setelah tak ada bukti kuat yang menyatakannya bersalah.

Sejatinya, kekayaan Rybolovlev masih kalah ketimbang pemilik Chelsea yang juga berasal dari Rusia, Roman Abramovich. Rybolovlev hanya bertengger di posisi ke 119 orang terkaya dunia versi Forbes pada Maret 2013 dengan kekayaan 9,1 miliar dollar US atau setara Rp 89,1 triliun. Sementara Abramovich memiliki kekayaan 10,2 triliun dan berada 12 tingkat di atas Rybolovlev.

Namun, publik Stade Louis II (markas Monaco) akhirnya memberikan kepercayaan penuh kepada Rybolovlev untuk memimpin Monaco yang saat itu sedang terpuruk di Ligue 2. Apalagi, Rybolovlev juga sudah mendapat persetujuan langsung dari penguasa negara, Pangeran Albert II.

Langkah besar awal Rybolovlev hanya membawa pelatih berpengalaman asal Italia, Claudio Ranieri, untuk mendongkrak Monaco dari Ligue 2 menuju Ligue 1. Tak ada pemain besar didatangkan selama musim 2012-13.

Tanpa pemain-pemain tenar, Ranieri mampu mewujudkan keinginan Rybolovlev. Musim ini, Monaco bertakhta di puncak Ligue 2 dan berhak mendapatkan tiket promosi ke Ligue 1.

Sikap irit Rybolovlev selama lebih dari setahun menguasai Monaco berubah 180 derajat pada akhir musim ini. Gebrakan awal adalah merekrut dua pilar FC Porto, Moutinho dan James Rodriguez.

Langkah selanjutnya lebih menghebohkan. Falcao yang kerap dihubung-hubungkan bakal ke Chelsea, Manchester City, atau Manchester United justru menyelonong ke Monaco. Lalu, Carvalho menyusul untuk memberikan pengalaman kepada para bek-bek muda Monaco.

Tak sampai di situ, beberapa nama lainnya juga masih masuk incaran Rybolovlev. Fabio Coentrao dan Victor Valdes sedang giat-giatnya digoda pindah ke Monaco.

Rybolovlev sudah memberikan sinyal kepada klub-klub Perancis pada musim depan jika ada klub promosi yang layak dijadikan unggulan meraih gelar juara. Cepat atau lambat, klub-klub besar Eropa juga bakal merasakan sinyal bahaya tersebut. Pondasi "kerajaan" Monaco baru saja dibangun oleh kekuatan uang Rybolovlev.

Mourinho: Sepak Bola Modern Memburuk

Posted: 02 Jun 2013 09:44 PM PDT

MADRID, KOMPAS.com - Mantan Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, mengkritik sepak bola modern yang menurutnya mulai kehilangan nilai-nilai sepak bola, pendidikan, dan profesionalisme.

Jose Mourinho telah resmi meninggalkan posnya sebagai pelatih Real Madrid setelah kemenangan El Real atas Osasuna pada jornada terakhir Liga BBVA, Sabtu atau Minggu (2/6/2013) dini hari WIB. Sosok berjuluk The Special One ini sempat  mengungkapkan keprihatinannya tentang sepak bola modern.

"Saya percaya bahwa kesuksesan tim bergantung pada tujuan sebuah kelompok yang mampu mengenali, mematangkan, dan berjuang," kata Mou, panggilan akrabnya, kepada Jornal de Noticias.

"Namun sekarang ini hal demikian sangat sulit. Nilai-nilai sepak bola sudah tak ada, pendidikan dan profesionalisme pun menjadi bertambah buruk. Bekerja secara tim sudah menjadi masalah pada masyarakat dan sepak bola pada khususnya," lanjut Mou.

Mourinho tak melanjutkan kontraknya sebagai pelatih Real Madrid menyusul buruknya pencapaian Los Blancos musim ini. Mereka gagal mempertahankan gelar La Liga, juga terhenti di babak semifinal Liga Champions dan kalah di babak final Copa del Rey. Situasi ini makin diperburuk dengan kabar hubungan Mou yang tak harmonis dengan sejumlah pemain senior di ruang ganti.

Pun begitu, sosok yang pernah membawa Porto dan Inter Milan menjuarai Liga Champions ini enggan menyuarakan hal negatif mengenai tiga tahun kariernya di Spanyol. Ia menjadikan keengganan tersebut sebagai alasan untuk tutup mulut jelang pertandingan melawan Osasuna.

"Saya ingin membuka dan menutup siklus kepelatihan saya di sini tanpa berbicara hal negatif. Karena itulah saya menolak bicara kepada pers di Spanyol," kata pria berusia 50 tahun ini.

Mourinho juga menyinggung pensiunnya manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, yang disebut telah memengaruhi dirinya.

"Memenangkan dua puluh gelar di semua negara tempat saya melatih adalah prestasi besar. Saya belajar bahwa apa pun yang terjadi saya ingin menang. Namun, saya juga sudah menerima bahwa kekalahan adalah bagian dari karier profesional saya," kata Mourinho.

"Sekarang ini kekalahan bukan lagi sesuatu yang harus dijadikan drama. Dengan kepergian Ferguson, saya menyadari bahwa menjadi pelatih yang masih muda dan berada di level teratas telah menjadikan saya sosok yang lebih bertanggung jawab. Saya sudah berada di level atas kepelatihan selama 10 tahun. Saya merasa lebih bertanggung jawab. Pelatih-pelatih yang lebih muda mengharapkan hal demikian dari saya dan saya tak bisa mengecewakan mereka," pungkas Mourinho.

Setelah tak lagi menangani Madrid, Mourinho diduga kuat akan kembali ke klub lamanya Chelsea yang ditengarai akan mengonfirmasi kabar ini dalam waktu dekat.

Van der Sar Nilai Tekanan untuk Rooney Berlebihan

Posted: 02 Jun 2013 09:35 PM PDT

MANCHESTER, KOMPAS.com — Mantan rekan setim Wayne Rooney di Manchester United (MU), Edwin van der Sar, menilai kritikan yang ditunjukan publik Inggris kepada striker Inggris itu berlebihan dan tidak tepat. Hal ini disampaikan kiper jangkung asal Belanda tersebut dalam wawancara dengan BBC Radio 5.

"Tekanan untuk Rooney sangat berat dan di situlah letak kesalahan publik Inggris. Kalian memuji-muji Rooney dan menganggapnya sebagai sosok yang akan membawa Inggris juara dunia atau Eropa, lalu ketika gagal, kalian akan menjatuhkannya," kata Van der Sar.

Di satu sisi, Van der Sar mengakui bahwa Rooney sedang tak berada dalam penampilan terbaiknya serta dibayang-bayangi penampilan impresif Robin van Persie. Namun demikian, Van der Sar menekankan bahwa Rooney tetap menjadi figur penting di The Red Devils dan harus bertahan setelah sebelumnya sempat meminta dijual.  

"Rooney bekerja keras untuk tim dan seorang pemain tak perlu selalu mencetak gol untuk berkontribusi," jelas Van der Sar.

"Pemain Inggris biasanya tak akan hengkang ke luar negeri. Menurutku, itu wajar mengingat tradisi sepak bola di sana, stadion yang selalu penuh, serta memiliki profit besar. Ia tak perlu pindah dan menurutku pergantian manajer serta staf bisa menjadi perubahan besar untuk MU selama beberapa musim ke depan," pungkas Van der Sar.

Jerman Ditaklukkan AS 3-4

Posted: 02 Jun 2013 09:16 PM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com — Tim Panser Jerman dipaksa menelan kekalahan 3-4 oleh Amerika Serikat (AS) pada pertandingan uji coba di Stadion RFK, Washington DC, Minggu atau Senin (2/6/2013) dini hari WIB. Dua gol Clint Dempsey serta gol masing-masing dari Jozy Altidore dan gol bunuh diri Marc-Andre ter Stegen hanya mampu dibalas tim asuhan Joachim Loew tersebut lewat gol Heiko Westermann, Max Kruse, dan Julian Draxler yang semuanya lahir di babak kedua.

Jerman tertinggal lebih dulu pada menit ke-13 melalui gol Jozy Altidore. Dengan memanfaatkan umpan Graham Suzy, Altidore melepaskan tembakan dengan kaki kanan tepat ke sudut kanan atas gawang Marc Andre ter Stegen. Belum pulih dari keterkejutan, Jerman kembali tertinggal akibat gol bunuh diri Ter Stegen yang salah menahan backpass Benedikt Hoewedes pada menit ke-16. Andre Schuerrle mencoba memperkecil keadaan melalui tendangan kaki kiri, tetapi masih meleset ke sisi kiri gawang Tim Howard.

AS nyaris memperbesar keunggulan lagi-lagi lewat Altidore yang memanfaatkan kerja sama dengan Clint Dempsey, tetapi kali ini tendangannya masih mampu dibendung Ter Stegen. Sementara itu, di lini depan, Lukas Podolski dan Miroslav Klose bergantian mencoba menjebol gawang Tim Howard, tetapi usaha mereka masih terlalu lemah untuk bisa memperkecil ketinggalan. Hingga babak pertama usai, AS tetap unggul 2-0.

Pada babak kedua, Joachim Loew membuat empat pergantian pemain sekaligus yang berfokus pada pembenahan di area pertahanan. Untuk menambah daya gedor, Loew pun memasukkan Max Kruse yang tampil impresif saat melawan Ekuador.

Keputusan Loew terbukti ampuh saat bek Heiko Westermann mencetak gol melalui sundulan bagi Jerman setelah memanfaatkan umpan Kruse. Sayangnya, kesenangan Die Nationalelf tak bertahan lama karena Clint Dempsey menambah keunggulan tim Paman Sam di menit ke-60 dengan memanfaatkan umpan Jozy Altidore

Jerman semakin terpuruk setelah pada menit ke-64 Dempsey kembali merobek gawang Ter Stegen melalui tendangan dari luar kotak penalti ke pojok kanan gawang. Barulah pada menit ke-79, Jerman memperkecil ketertinggalan lewat tendangan Kruse dari luar kotak penalti.

Gol Kruse menyuntikkan semangat Der Panzer yang mencetak gol melalui Julian Draxler pada menit ke-81 memanfaatkan blunder Howard. Jerman nyaris kembali kebobolan setelah Dempsey kembali mengancam gawang Ter Stegen.  

Pada menit-menit akhir pertandingan, Draxler kembali melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang memaksa bek AS bekerja keras. Tak mau kalah, Jermaine Jones juga nyaris mencetak gol melalui sundulan, memanfaatkan bola tendangan sudut . Namun, Ter Stegen sigap menangkap bola. Hingga pertandingan berakhir, Jerman tak mampu menyamakan kedudukan. Jerman pun dipaksa menyerah 3-4.

Susunan Pemain
AS: 1-Tim Howard, 6-Brad Evans, 3-Omar Gonzalez, 5-Matt Besler, 7-DaMarcus Beasley (2-Edgar Castillo 56); 13-Jermaine Jones, 4-Michael Bradley, 19-Graham Zusi (18-Eddie Johnson 56), 8-Clint Dempsey, 23-Fabian Johnson (Brad Davis 46) - 17-Jozy Altidore (25-Terrence Boyd 81)

Pelatih: Juergen Klinsmann

Jerman: 23-Marc Andre TerStegen, 15-Lars Bender (46' 5 Heiko Westermann), 17-Per Mertesacker (23-Philipp Wollscheid 46), 4-Benedikt Hoewedes, 7 Marcell Jansen (46' 6 Dennis Aogo) 3-Stefan Reinartz, 16-Sven Bender (20-Max Kruse 46) - 9-Andre Schürrle (18-Sidney Sam 65), 8-Julian Draxler, 10-Lukas Podolski, 11-Miroslav Klose (13-Nicolai Mueller 80)

Pelatih: Joachim Loew

Inggris Tahan Brasil 2-2

Posted: 02 Jun 2013 09:10 PM PDT

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Sempat tertinggal, Inggris akhirnya berhasil memaksa tuan rumah Brasil bermain imbang 2-2 pada laga persahabatan di Stadion Maracana, Minggu atau Senin (3/6/2013) dini hari WIB. Dua gol Brasil dicetak Fred dan Paulinho, sedangkan gol Inggris disumbangkan Alex Oxlade-CHamberlain dan Wayne Rooney.

Tampil di depan publiknya, Brasil langsung berhasil mendominasi permainan. Ini membuat pertahanan Inggris sering kerepotan untuk menahan gempuran Neymar dkk. Bahkan, pada menit ke-3, oscar mampu melepaskan bola ke gawang, tetapi diblok bek Inggris lebih dulu.

Tekanan Brasil membuat Inggris hanya mengandalkan serangan balik. Itu pun belum mampu membuat peluang menjanjikan. Bahkan, pada menit ke-22, gawang Inggris terancam oleh tendangan jarak jauh Neymar. Beruntung, bola tendangannya masih tipis menyamping.

Lima menit kemudian, gawang Inggris kembali terancam. Namun, kiper Inggris, Joe Hart, bermain bagus. Ia berhasil menghalau bola tendangan Oscar dari jarak dekat. Tak lama kemudian, ia mampu menangkap bola tendangan jarak jauh Dani Alves.

Setelah itu, praktis Inggris lebih sering tertekan dan beberapa kali nyaris kebobolan. Ketatnya para bek dan permainan apik Joe Hart membuat Inggris tak kemasukan gol dan babak pertama pun berakhir imbang 0-0.

Saat memasuki babak kedua, Brasil tak mengendurkan serangannya. Setelah beberapa percobaan gagal, usaha mereka menemui hasil pada menit ke-57. Tendangan jarak jauh Hernanes hanya mengirim bola untuk membentur tiang. Namun, bola mental ke arah Fred yang langsung melesakkannya ke gawang dan gagal dihalau Hart.

Unggul 1-0, Brasil makin bersemangat. Namun, Inggris meladeni permainan Brasil. Bahkan, serangan-serangan Inggris mulai berbahaya. Pada menit ke-67, Inggris bahkan menyamakan kedudukan lewat gol Alex Oxlade-Chamberlain. Gol ini diawali kerja sama yang apik antara Frank Lamaprd dan Wayne Rooney.

Gol tersebut membuat Inggris semakin bersemangat. Pada menit ke-79, Inggris bahkan gantian memimpin berkat gol Wayne Rooney. Namun, keunggulan itu tak bertahan lama. Sebab, pada menit ke-83, Brasil menyamakan kedudukan berkat gol Paulinho. Kedudukan 2-2 bertahan hingga pertandingan berakhir.

Susunan Pemain
Brasil:
12-Julio Cesar, 2-Dani Alves, 3-Thiago Silva, 4-David Luiz, 14-Filipe Kasmirski (6-Marcelo 45), 10-Neymar, 11-Oscar (7-Lucas Moura 56), 17-Luis Gustavo Dias (8-Hernanes 45), 18-Paulinho (20-Bernard 83), 19-Hulk (5-Fernando 73), 9-Fred (21-Leandro Damiao 80)

Inggris: 1-Joe Hart, 2-Glen Johnson (16-Alex Oxlade-Chamberlain 62), 3-Leighton Baines (12-Ashley Cole 31), 5-Gary Cahill, 6-Phil Jagielka, 4-Michael Carrick, 7-Phil Jones, 8-Frank Lampard, 11-James Milner, 9-Theo Walcott (15-Jack Rodwell 83), 10-Wayne Rooney
 

Brasil Masih Ditahan Inggris 0-0

Posted: 02 Jun 2013 07:51 PM PDT

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Meski tampil dominan dan menyerang, Brasil masih ditahan Inggris 0-0 sampai akhir babak pertama laga persahabatan kedua tim di Stadion Maracana, Minggu atau Senin (3/6/2013) dini hari WIB.

Tampil di depan publiknya, Brasil langsung berhasil mendominasi permainan. Ini membuat pertahanan Inggris sering kerepotan menahan gempuran Neymar dkk. Bahkan, pada menit ke-3, Oscar mampu melepaskan bola ke gawang, tetapi diblok bek Inggris lebih dulu.

Tekanan Brasil membuat Inggris hanya mengandalkan serangan balik. Itu pun belum mampu membuat peluang menjanjikan. Bahkan, pada menit ke-22, gawang Inggris terancam oleh tendangan jarak jauh Neymar. Beruntung, bola tendangannya masih tipis menyamping.

Lima menit kemudian, gawang Inggris kembali terancam. Namun, kiper Inggris, Joe Hart, bermain bagus. Ia berhasil memblok bola tendangan Oscar dari jarak dekat. Lalu, Neymar tinggal berhadapan dengan Joe Hart. Namun, lagi-lagi bola tendangannya mampu diblok kiper Inggris itu. Tak lama kemudian, Hart mampu menangkap bola tendangan jarak jauh Dani Alves.

Setelah itu, praktis Inggris lebih sering tertekan dan beberapa kali nyaris kebobolan. Ketatnya para bek dan permainan apik Joe Hart membuat Inggris tak kemasukan gol dan babak pertama pun berakhir imbang 0-0.

Susunan Pemain
Brasil:
12-Julio Cesar, 2-Dani Alves, 3-Thiago Silva, 4-David Luiz, 14-Filipe Kasmirski, 10-Neymar, 11-Oscar, 17-Luis Gustavo Dias, 18-Paulinho, 19-Hulk, 9-Fred

Inggris: 1-Joe Hart, 2-Glen Johnson, 3-Leighton Baines, 5-Gary Cahill, 6-Phil Jagielka, 4-Michael Carrick, 7-Phil Jones, 8-Frank Lampard, 11-James Milner, 9-Theo Walcott, 10-Wayne Rooney

Jerman Tertinggal 0-2 dari AS

Posted: 02 Jun 2013 07:40 PM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com — Tim Panser Jerman sementara tertinggal 0-2 dari tuan rumah Amerika Serikat (AS) dalam pertandingan uji coba di Stadion RFK, Washington DC, Minggu atau Senin (3/6/2013) dini hari WIB. Tampil dengan kombinasi baru Per Mertesacker-Benedikt Hoewedes di jantung pertahanan serta Marc-Andre ter Stegen menggantikan Rene Adler di bawah mistar gawang, tim asuhan Joachim Loew ini kebobolan lebih dulu oleh gol Jozy Altidore dan gol bunuh diri Ter Stegen.

Jerman kebobolan pada menit ke-13 melalui gol Jozy Altidore. Dengan memanfaatkan umpan Graham Suzy, Altidore melepaskan tembakan dengan kaki kanan tepat ke sudut kanan atas gawang Marc Andre ter Stegen. Belum pulih dari keterkejutan, Jerman kembali kebobolan akibat gol bunuh diri Ter Stegen yang salah menahan backpass Benedikt Hoewedes pada menit ke-16. Andre Schuerrle mencoba memperkecil keadaan melalui tendangan kaki kiri, tetapi masih meleset ke sisi kiri gawang Tim Howard.

AS nyaris memperbesar keunggulan, lagi-lagi lewat Altidore yang memanfaatkan kerja sama dengan Clint Dempsey. Namun, kali ini bola tendangannya masih mampu dibendung Ter Stegen. Sementara itu, di lini depan, Lukas Podolski dan Miroslav Klose bergantian mencoba menjebol gawang Tim Howard, tetapi usaha mereka masih terlalu lemah untuk bisa memperkecil ketertinggalan. Hingga babak pertama usai, AS tetap unggul 2-0.

Susunan Pemain
AS: 1 Tim Howard - 6 Brad Evans, 3 Omar Gonzalez, 5 Matt Besler, 7 DaMarcus Beasley; 13 Jermaine Jones, 4 Michael Bradley - 19 Graham Zusi, 8 Clint Dempsey, 23 Fabian Johnson - 17 Jozy Altidore
Pelatih
: Juergen Klinsmann

Jerman: 23 Marc Andre ter Stegen - 15 Lars Bender, 17 Per Mertesacker, 4 Benedikt Höwedes, 7 Marcell Jansen - 3 Stefan Reinartz, 16 Sven Bender - 9 Andre Schürrle, 8 Julian Draxler, 10 Lukas Podolski - 11 Miroslav Klose
Pelatih: Joachim Loew

Van Nistelrooy Senang Balik ke MU

Posted: 02 Jun 2013 07:21 PM PDT

Dok. Manchester United

Striker Manchester United Legends, Ruud van Nistelrooy (kanan), mencoba melewati bek Real Madrid Legends, Fernando Hierro (kiri), dalam laga amal di Stadion Old Trafford, Manchester, Minggu (2/6/2013).

MANCHESTER, KOMPAS.com — Kembali ke tempat yang pernah membesarkan namanya membuat Ruud van Nistelrooy terkesan. Ya, para fans Manchester United tetap menyambut Van Nistelrooy dengan hangat, apalagi, ketika "Van the Man" merasakan kembali kepuasan mencetak gol dengan seragam MU.

Van Nistelrooy kembali ke Old Trafford dalam rangka partai amal MU Legends kontra Real Madrid Legends, Minggu (2/6/2013). Dalam laga yang dimenangkan Madrid Legends, 2-1, Van Nistelrooy tampil untuk kedua belah kubu.

Pada babak pertama, Van Nistelrooy bermain di Madrid Legends, dan babak kedua giliran MU Legends yang menggunakan jasa Van Nistelrooy. Pemain asal Belanda itu memang pernah bermain untuk kedua tim tersebut.

"Saya sangat berterima kasih atas penerimaan (fans MU)," kata Van Nistelrooy kepada MUTV. "Bagi saya, itu berarti banyak untuk datang kembali ke sini, melangkah di lapangan lagi. Saya bahkan cukup beruntung bisa mencetak gol di Stretford End lagi."

Van Nistelrooy memang menorehkan satu gol untuk MU Legends pada babak kedua. Menerima umpan terobosan, Van Nistelrooy menggiring bola dan kemudian melepaskan tembakan dari sudut sempit. Sebuah ciri khas mencetak gol dari Van Nistelrooy yang sudah tentu dirindukan publik Old Trafford.

"Aku pergi secara tiba-tiba setelah lima tahun sehingga untuk kembali dan bermain lagi sungguh hebat. Saya ingin berterima kasih kepada fans untuk semua dukungan mereka selama bertahun-tahun, sementara saya berada di sini dan reaksi mereka merupakan bonus luar biasa," jelas Van Nistelrooy.

"Saya benar-benar menantikan untuk kembali dan bermain di sini lagi. Itu adalah hari yang fantastis dan bermain setiap babak untuk klub yang berbeda juga hebat. Itu bagus karena bermain dengan semua pemain brilian. Semua orang menikmatinya dan itu adalah hari yang baik untuk tujuan yang besar," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment