KOMPAStekno

KOMPAStekno


Apa Bedanya Charger iPhone Orisinal dan "KW"

Posted: 22 Jul 2013 03:44 AM PDT

KOMPAS.com - Hasil penyelidikan sementara mengungkapkan bahwa kasus fatal yang menimpa mantan pramugari China Southern Airlines Ma Ailun kemungkinan disebabkan oleh charger iPhone palsu yang menyetrum perempuan muda itu saat sedang menelepon.

Hal tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan alat pengisi baterai iPhone yang bukan resmi dibuat oleh Apple. Tapi apa tepatnya perbedaan antara charger "KW" alias palsu dengan charger original yang membuatnya bisa membawa maut?

Ken Shirrif dari blog elektro Righto.com membedah sejumlah charger gadget untuk melihat komponen apa saja yang terdapat di dalamnya dan seperti apa kualitas output listrik yang dihasilkan. Di antara  selusin charger yang dijadikan obyek penelitian, terdapat charger iPhone "ori" atau asli dan yang palsu.

Serupa tapi tak sama

Dari luar, bentuk charger iPhone asli  dan palsu ibarat pinang dibelah dua. Rupa kedua alat itu sangat mirip dari segala sisi.

Namun, jika diperhatikan benar-benar, terdapat perbedaan dalam tulisan spesifikasi di bagian bawah, di mana charger asli menyebut "Designed by Apple in California", sementara charger palsu menulis kalimat membingungkan "Designed By California". Contoh charger palsu (kanan) pada gambar di bawah juga tidak mencantumkan keterangan "Apple Japan".

Shirrif menduga kata "Apple" terpaksa dihilangkan oleh si pembuat charger palsu untuk menghindari masalah hukum atau merek dagang. Tapi, dia juga menyebutkan bahwa ada pula charger palsu yang mengklaim "Designed by Apple". Charger palsu ada bermacam-macam? Tentu saja, karena pihak pembuatnya pun tak hanya satu.

Ketika kedua charger dibuka, nyatalah bahwa kualitas charger asli dan palsu benar-benar berbeda. Untuk mengubah input AC 100-240 volt menjadi output 5 volt 1 Ampere, charger asli dari Apple menggunakan komponen pemasok daya flyback switching canggih.


Charger iPhone ini adalah pemasok data tipe switching di mana listrik input dihidup-matikan (switching) sebanyak 70.000 kali per detik untuk mendapatkan voltase keluaran yang sesuai. Begitu selesai dikonversi menjadi voltase rendah oleh transformer jenis flyback, aliran listrik kemudian difilter agar bebas interferensi dan diubah menjadi arus searah (DC).

Hasilnya? Charger iPhone asli mampu menghasilkan output sesuai spesifikasi, yaitu 5 volt 1 ampere, yang stabil dan relatif bebas dari fluktuasi dan spike (lompatan voltase secara tiba-tiba dalam waktu singkat).

Grafik osiloskop di bawah memperlihatkan sinyal voltase output charger iPhone asli (kuning) dan spektrum frekuensinya (oranye). Window sebelah kiri menunjukkan hasil monitoring frekuensi tinggi dari voltase output, sementara window sebelah kanan memperlihatkan informasi frekuensi rendah.

Idealnya, grafik voltase (kuning) harus setipis dan selandai mungkin, sementara frekuensi spektrum (oranye) harus serapat mungkin dengan sisi bawah. Charger asli Apple di sini menghasilkan output yang sangat baik.

Bagaimana dengan output yang dihasilkan charger palsu? Shirrif mencatat bahwa keluaran daya charger "KW" yang berada di tangannya ini tak sesuai dengan spesifikasi, yaitu hanya 2,7 watt dari seharunysa 5 watt (5 volt x 1 ampere).

Namun bukan hanya itu, monitoring osiloskop juga memperlihatkan bahwa charger ini menghasilkan kualitas output yang sangat buruk, dengan noise dan riak sinyal (ripple) yang parah. Bukan hanya tak sesuai spesifikasi, output dari charger iPhone palsu juga berpotensi merusak perangkat smartphone yang dihubungkan dengannya.


Tidak standar dan mematikan

Mengapa daya keluaran charger iPhone palsu bisa begitu buruk? Hal ini tak lain dan tak bukan disebabkan oleh kualitas komponen yang dipakai. Untuk menekan harga, charger iPhone palsu yang bisa diperoleh hanya dengan kisaran beberapa dollar AS banyak melakukan kompromi material.

Yang lebih berbahaya lagi, seperti disebut oleh Shirrif, produk-produk charger palsu kerap tak mengindahkan standar keamanan Underwriters Laboratories (UL) soal insulasi antara sirkuit listrik input dan output yang mencegah terjadinya kebocoran listrik dari aliran masuk ke aliran keluar.

Jarak antara dua sirkuit input dan output pada charger seharusnya 4mm atau lebih. Tetapi, pada charger iPhone palsu, kedua sirkuit itu kerap kali hanya dipisahkan jarak 1mm. Padahal, di dalam charger, tegangan listrik bisa mencapai 340 volt, cukup untuk membunuh seseorang jika terjadi "loncatan" antar sirkuit.

Mengenai kematian Ma Ailun yang disinyalir terjadi akibat pemakaian charger iPhone palsu, Shirrif berspekulasi bahwa hal tersebut bisa diakibatkan oleh hubungan pendek yang mengirim listrik dengan voltase mematikan lewat kabel USB.

Apabila pengguna ketika itu kebetulan menutup sirkuit -misalnya, dengan berdiri di atas lantai yang lembap/ basah atau menyentuh permukaan logam yang di-ground- maka ia bisa tersetrum. Kondisi ini bisa diperparah dengan lingkungan berkelembapan tinggi (seperti di dalam kamar mandi), yang memperbesar kemungkinan terjadi kondensasi uap air di dalam charger.

Produk-produk charger yang asli dibikin oleh produsen gadget yang bersangkutan biasanya sudah menerapkan standar-standar keamanan untuk memperkecil kemungkinan terjadi hal seperti ini.

Murah atau selamat?

Charger Apple sendiri memang tergolong mahal dibandingkan alat-alat sejenis bikinan produsen lain. Setelah melihat komponen-komponen apa saja yang terdapat di dalam charger yang dibongkar olehnya, Shirriff menduga bahwa Apple menarik margin profit yang besar dari penjualan charger iPhone.

Sebagai pembanding, charger dari Samsung yang sekelas dijual dengan harga kisaran 6-10 dollar AS. Tetapi charger iPhone dijual dengan harga jauh lebih tinggi, mencapai 30 dollar AS. Adapun charger iPhone palsu bisa diperoleh dengan kisaran harga hanya 3 dollar AS.

Kasus kematian Ma Ailu memang masih dalam penyelidikan polisi. Penyebabnya pun belum tentu rentetan kejadian seperti diuraikan di atas. Namun, ada baiknya menghindari pemakaian charger palsu yang boleh jadi menyimpan risiko mematikan, ketimbang ingin berhemat tapi malah membahayakan perangkat atau bahkan nyawa sendiri. Pilih murah atau selamat?

Bocoran Spesifikasi Motorola Moto X

Posted: 22 Jul 2013 03:18 AM PDT

KOMPAS.com - Motorola dikabarkan akan membuka tabir produk smartphone terbarunya, Moto X, pada 1 Agustus 2013 mendatang di New York, Amerika Serikat. Beberapa hari sebelum diperkenalkan, bocoran informasi mengenai produk ini terus bermunculan. Salah satunya adalah spesifikasi dari Moto X.

Bocoran tersebut, seperti dikutip dari Phone Arena, Senin (22/7/2013), berasal dari screenshot halaman pengujian (benchmark) Moto X dengan aplikasi Antutu.

Dari screenshot ini, terlihat perangkat Android andalan Motorola ini akan menggunakan nama kode Ghost dan model XT1058.

Spesifikasi yang digunakan tidak terlalu tinggi. Mungkin, hal ini dilakukan untuk menjaga harga dari produk baru tersebut. Ia menggunakan prosesor Snapdragon S4 Pro 1,7 GHz dual-core dari Qualcomm, GPU Adreno 320, dan RAM 2 GB.

Layarnya memiliki bentang 4,7 inci dengan dukungan resolusi 720 x 1184 pixel.

Seperti kebanyakan ponsel Android yang beredar belakangan ini, Moto X akan dilengkapi dua buah kamera. Kamera pertama ada di bagian depan dan memiliki resolusi gambar 2,1 megapiksel. Sedangkan di bagian belakang, terdapat kamera 10,5 megapiksel.

Selain itu, Moto X akan dipersenjatai WiFi, NFC, media penyimpanan internal 16 GB, dan berjalan dengan sistem operasi 4.2.2.

Sementara itu, untuk hasil benchmark-nya sendiri, Moto X mendapatkan nilai 18.753 untuk Antutu dan 7.143 untuk aplikasi 3DMark Ice Storm Extreme.

CEO Motorola Mobility, Dennis Woodside, sempat mengatakan dalam konferensi teknologi AllThingsD bahwa Moto X dirakit oleh pabrik di Texas, Amerika Serikat. Dalam proses desain dan pengembangan, Moto X banyak terkena campur tangan Google meskipun Google mengklaim akan tetap bersikap adil kepada para produsen Android lain.

Saran "10 Dollar" untuk Facebook

Posted: 22 Jul 2013 02:18 AM PDT

KOMPAS.com - Salah satu pendiri Twitter Biz Stone memberikan sebuah nasihat bisnis kepada jejaring sosial terbesar di dunia saat ini, Facebook. Menurutnya, seharusnya Facebook memberikan layanan premium seharga 10 dollar AS atau sekitar Rp 100.000 kepada para penggunanya.

Melalui layanan "Facebook Premium" ini, pengguna akan mendapatkan beberapa keuntungan. Salah satunya, pengguna tidak akan melihat lagi adanya iklan selama masa berlangganan.

"Saya memiliki ide untuk Facebook. Mereka dapat menawarkan Facebook Premium. Dengan 10 dollar AS per bulan, pengguna yang benar-benar mencintai Facebook (dan mampu tentunya), dapat tidak melihat iklan," kata Stone, seperti dikutip dari The Next Web, Senin (22/7/2013).

Menurut Stone, dengan adanya layanan premium semacam ini, Facebook dapat meningkatkan pendapatan dengan sangat drastis.

"Jika 10 persen pengguna Facebook menggunakan layanan ini, Facebook akan mendapatkan pendapatan 1 miliar dollar AS per bulan. Tidak terlalu buruk," ujarnya.

Stone berani menyarankan ide bisnis seperti ini, setelah berkaca kepada kesuksesan Pandora, layanan radio internet asal AS. Pandora berhasil meningkatkan pendapatan berkat layanan premium.

"Dari semua pendapatan Pandora, peningkatan tahunan terbesar (peningkatan 114 persen) melalui langganan, orang-orang membayar biaya bulanan untuk pengalaman tanpa iklan," katanya.

Akankah Facebook menerima saran dari Stone? Tampaknya tidak. Hingga saat ini, sama dengan Twitter, Facebook masih enggan untuk menaruh label harga di layanan mereka. Saat ini, baik Facebook maupun Twitter, masih bergantung banyak terhadap iklan untuk mendapatkan pemasukan.

Selain itu, Facebook sudah menyatakan sikapnya mengenai hal tersebut di halaman depan situs mereka: It's free and always will be (Ini gratis dan akan terus gratis).

Intel Janjikan Banjir Ponsel dan Tablet Murah

Posted: 22 Jul 2013 01:34 AM PDT

KOMPAS.com — Setelah terkena dampak lesunya industri PC, Intel menggeser fokusnya ke segmen gadget yang tumbuh pesat.

Dalam konferensi usai rilis laporan keuangan kuartal kedua minggu lalu, CEO Intel Brian Kraznich pun menyatakan bahwa lini prosesor Atom perusahaan ini pun bakal diposisikan sejajar dengan seri prosesor Core yang menjadi andalan Intel di segmen PC.

"Kami akan sangat mendorong cip Atom," ujar Kraznich, seperti dikutip oleh Cnet.  Salah satu upaya yang dilakukan Intel adalah menekan harga perangkat-perangkat mobile yang memakai prosesor tersebut.

Produk cip Atom pertama yang akan dirilis di bawah kepemimpinan Kraznich—yang baru 2 bulan menjabat sebagai CEO Intel—adalah "Bay Trail". Cip ini disebut bakal membuat perangkat-perangkat mobile berbasis Intel lebih kompetitif di pasaran.

"Kami percaya bahwa Bay Trail akan membawa kinerja tinggi dan daya tahan baterai tinggi ke segmen harga yang belum begitu terjamah oleh Intel saat ini," ucap Kraznich.

Menurut dia, laptop dan komputer "2-in-1" dengan touchscreen yang ditenagai cip Atom Bay Trail nantinya bisa dibanderol seharga 400 dollar AS atau sekitar Rp 4 juta. Dalam beberapa kasus, harganya bahkan bisa menyentuh kisaran 300 dollar AS.

Sementara itu, tablet dengan prosesor Intel dikatakan bakal dibanderol seharga 200 dollar AS, atau bahkan 150 dollar AS. "Sambil kami bergerak menuju tahun depan, harga-harga itu akan terus turun," ujar Kraznich.

Soal arsitektur x86 milik Atom, Kraznich mengatakan bahwa produk bikinan perusahaannya tetap memiliki daya tarik tersendiri di mata konsumen dibandingkan arsitektur ARM yang lebih banyak dipakai di gadget mobile.

"Saya pikir konsumen bakal menerima (prosesor Atom)," kata Kraznich sebagaimana dikutip oleh The Verge. "Arsitektur x86 bisa menjalankan Android dan Windows. Ini merupakan kelebihan bagi OEM kami. Mereka bisa membuat satu produk dan memakai kedua sistem operasi."

100 Juta Ponsel "Low End" Jalankan Facebook

Posted: 22 Jul 2013 01:02 AM PDT

KOMPAS.com — Facebook mencatat sejarah baru di pasar negara berkembang. Saat ini, setiap bulannya ada 100 juta pengguna ponsel fitur yang terkoneksi dengan Facebook melalui aplikasi Facebook for Every Phone.

Facebook for Every Phone merupakan aplikasi yang berjalan di sekitar 3.000 model ponsel fitur yang tersedia di pasar global. Ia merupakan aplikasi berbasis Java yang dioptimalkan untuk konsumsi data (internet) rendah, tetapi menawarkan fungsi dan fitur laiknya aplikasi di ponsel pintar.

Perusahaan jejaring sosial internet terbesar ini mengklaim, banyak pengguna ponsel di negara berkembang, seperti Indonesia, Filipina, dan India, yang mengakses Facebook pertama kali dari ponsel.

Operator seluler di ketiga negara itu juga mendukung Facebook dengan menawarkan akses data gratis, bahkan diskon jika pengguna mengakses Facebook.

"Pasar berkembang seperti Indonesia memang memiliki jumlah pengguna mobile phone lebih banyak dari populasi pengguna internet. Karena itulah, kita melihat kecenderungan orang mengakses internet dan Facebook untuk pertama kalinya di mobile phone," kata Elmer Sotto, Head of Growth Southeast Asia at Facebook, dalam siaran pers yang diterima KompasTekno, Senin (22/7/2013).

Facebook for Every Phone tersedia berkat hasil pengembangan Snaptu, sebuah perusahaan yang diakuisisi Facebook pada 2011. Pada Agustus di tahun yang sama, tim kecil Snaptu berubah menjadi Facebook for Every Phone.

Facebook dikabarkan bakal mulai berjualan iklan di Facebook for Every Phone. Khusus di negara berkembang, Facebook juga fokus memperluas basis pengguna.

No comments:

Post a Comment