KOMPAStekno

KOMPAStekno


Google Glass Mudahkan Nonton Film Porno?

Posted: 31 May 2013 11:34 AM PDT


KOMPAS.com - Kacamata pintar Google Glass bisa dipakai untuk merekam video dari sudut pandang penggunanya. Hal ini membuat perangkat tersebut terlihat menarik bagi pelaku industri video dewasa.

"Kalau kualitas (hasil rekamannya) bagus dan tak terlalu bikin pusing, Google Glass bisa memberikan perspektif baru bagi para penonton," ujar Lee Roy Myers dari WoodRocket.com, seperti dikutip oleh Bussiness Insider.

Myers juga menyebutkan bahwa Google Glass membuka berbagai kemungkinan baru terkait ukurannya yang kecil dan dikenakan persis di depan mata pengguna. "Kita bisa mengambil gambar-gambar yang sebelumnya tak bisa direkam… Apakah ini masa depan industri film dewasa? Saya tidak tahu, tapi sangat antusias untuk mencobanya."

Dari sisi penonton, Google Glass pun menawarkan satu kelebihan dibandingkan gadget mobile lain pada umumnya: perangkat ini bersifat handsfree alias tak perlu dipegang dengan tangan.

Ini dinilai Allison Vivas, presiden situs dewasa Pink Visual, sebagai hal penting yang bisa membuat penonton lebih "berkonsentrasi" melihat adegan syur yang disajikan.

"Terlebih lagi, apabila Google Glass bisa dipakai untuk menyalurkan konten yang tak bisa dibajak, maka industri video dewasa akan sangat diuntungkan," ujar Vivas.

Lalu, bagaimana dengan pendapat para "pelaku" adegan dewasa dalam video? Joanna Angel dari situs Burning Angle menyatakan tak yakin apabila Google Glass hanya akan menciptakan tren sementara yang akan segera lewat.

"Satu hal yang pasti," kata Angel, "Tiap penemuan baru yang bisa bertahan lama di masyarakat pasti akan turut dipakai oleh industri konten dewasa. Hanya saja mungkin butuh waktu untuk melakukan itu." 

Selamat Tinggal Multiply Indonesia

Posted: 31 May 2013 09:18 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Situs web jual beli online Multiply telah menutup layanannya pada 6 Mei 2013. Dan, pada Jumat, 31 Mei 2013, ini Multiply menghentikan segala kegiatan usahanya.

Diluncurkan pada Maret 2004, pada mulanya Multiply adalah jejaring sosial internet yang memberi layanan berbagi file seperti foto, video, dan juga tempat melakukan aktivitas blog.

Sejak Januari 2012, perusahaan ini mengumumkan bakal memindahkan kantor pusatnya dari Boca Raton, Florida, AS, menuju Gedung Gandaria 8 lantai 23, Jakarta Selatan. Tujuannya kala itu sangat jelas, mereka hendak beralih dari platform jejaring sosial menjadi platform e-commerce, serta fokus di pasar Indonesia dan Filipina.

Akan tetapi, Multiply merasa gagal melakukan perubahan model bisnis menuju e-commerce. "Multiply diperkirakan tidak akan bisa mencapai posisi terdepan di industri e-commerce dengan model bisnis yang berkesinambungan," tulis Multiply dalam siaran pers penutupan layanan pada 26 April 2013.

Penutupan ini menjadi kabar menyedihkan bagi industri e-commerce di Indonesia, mengingat Multiply adalah salah satu pemain besar yang turut membangun ekosistem e-commerce Tanah Air. Mereka terbilang menjadi salah satu yang gencar mengedukasi pasar agar mau berbelanja secara online, sekaligus turut mendirikan Asosiasi E-Commerce Indonesia (Indonesia E-Commerce Association/idEA).

Investor

Keputusan Multiply ini lebih didasarkan atas pertimbangan strategis dari sudut pandang investor. Myriad International Holdings (MIH)/Naspers selaku pemilik saham di Multiply memutuskan untuk keluar dari bisnis marketplace yang dilakoni Multiply.

"Ini keputusan investor. Mereka pasti sudah memprediksi bisnis mereka lima sampai delapan tahun ke depan, apakah profitable atau tidak. Dan, diputuskan harus berhenti sekarang," kata Antonny Liem, pemerhati bisnis internet sekaligus CEO perusahaan pemodal ventura MerahPutih Inc.

Para pengamat menilai Multiply kurang efisien dalam menjalankan bisnisnya. Pendapatan Multiply selama ini datang dari biaya pembuatan toko online premium agar si penjual mendapat status "penjual tepercaya." Namun, pendapatan dari sektor ini kontribusinya masih sangat kecil.

Di samping itu, Multiply punya komitmen memberi subsidi kepada pelanggannya. Subsidi itu berupa layanan ongkos kirim gratis dengan nilai maksimal Rp 25.000 atas produk yang dipesan pembeli dari penjual di Multiply. Semakin banyak transaksi, maka makin tinggi subsidi yang diderita Multiply. Meskipun subsidi pengiriman gratis ini sudah dianggarkan, bisa jadi anggaran itu membengkak.

MIH sendiri masih melihat potensi dalam industri e-commerce di Indonesia, dengan memilih model bisnis iklan baris. Di Indonesia, MIH berinvestasi ke Tokobagus.com, juga Sulit.com.ph di Filipina.

Direktur perusahaan pemodal ventura Ideosource, Andi S Boediman, berpendapat, MIH adalah strategic investor besar. Jika mereka melakukan investasi di sebuah perusahaan, mereka ingin perusahaan tersebut menjadi pemimpin di pasar.

"MIH bukan venture capital yang berinvestasi untuk meningkatkan value sebuah perusahaan, lalu berharap ada investor lain yang berinvestasi di perusahaan tersebut. Itulah sebabnya MIH tidak memilih untuk menjual Multiply karena alasan mereka bukan uang. Mereka strategic investor yang datang untuk menang," terang Andi.

Mati satu tumbuh seribu

Penutupan Multiply dinilai Andi akan memberi efek positif untuk industri e-commerce. Menurutnya, sumber daya manusia berkualitas para karyawan Multiply akan tersebar ke berbagai perusahaan e-commerce.

Selain itu, karyawan yang punya pengalaman "ngelotok" soal bisnis internet juga diharapkan bisa membangun perusahaan baru. Investor tentu akan lebih percaya kepada mereka yang sudah punya pengalaman menjalankan bisnis internet.

"Kondisi serupa saya alami ketika saya mundur dari Plasa.com dan tim awal yang pernah saya bentuk sekarang menjadi pemimpin di berbagai e-commerce dan perusahaan internet. Begitu pula ketika Yahoo membubarkan Koprol dan Detikcom diakuisisi Trans Corp. Industri makin berkembang karena adanya proliferasi talenta yang punya pengetahuan dan pengalaman tinggi," ujar Andi.

Multiply sendiri telah menggelar job fair kecil-kecilan pada awal Mei lalu sebagai langkah membantu 60 karyawannya untuk menemukan pekerjaan baru. Perusahaan lain dipersilakan merekrut karyawan Multiply.

Industri e-commerce di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan. Antonny berpendapat, para pelaku harus bersama-sama membangun kesadaran masyarakat agar mau berbelanja online. Insentif yang terukur diperlukan sebagai bagian dari mengedukasi pasar dan menarik perhatian.

Ada 60 juta pengguna internet di Indonesia pada 2012, sekitar 5 persen dari jumlah tersebut atau setara 3 juta orang pernah berbelanja secara online.

Andi memproyeksi, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 akan mencapai 80 juta, dan adopsi e-commerce turut tumbuh mencapai lebih dari 10 persen. Dengan ini, akan terjadi lonjakan konsumen online sebesar 8 sampai 10 juta orang. Angka rata-rata transaksi online saat ini berkisar Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per transaksi. Jika asumsi konsumen online ini melakukan lebih dari satu transaksi per tahun, maka nilai transaksi e-commerce di Indonesia bisa mencapai Rp 1 sampai 3 triliun.

Hari terakhir

KompasTekno sempat menghubungi beberapa rekan di Multiply pada hari terakhir mereka di kantor yang berlokasi di Gedung Gandaria 8 lantai 23, Jakarta Selatan. Di kantor dengan desain minimalis dan terbuka ini, para karyawan mengaku sedang "berbenah" dan beberapa di antaranya telah siap dengan pekerjaan barunya.

Bagi sebagian besar karyawan, 31 Mei 2013 adalah hari terakhir mereka di Multiply. Namun, sebagian kecil karyawan, termasuk bagian customer service, masih harus mengawal Multiply sampai akhir Juni 2013 untuk menyelesaikan transaksi yang masih menggantung. Ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan.

Situs web dengan alamat multiply.com dan multiply.co.id dalam waktu dekat akan segera ditutup. Para pelanggan yang pernah bertransaksi dan penjual yang pernah membangun toko di sana tentu akan merindukan pengalaman social commerce di Multiply. Namun, apa daya, mereka harus mengucapkan selamat tinggal kepada Multiply.

HTC One "Android Murni" Resmi Dirilis

Posted: 31 May 2013 08:26 AM PDT

KOMPAS.com — Pihak Google akhirnya menjawab rumor seputar kemungkinan hadirnya HTC versi "polos".

Pada konferensi D11 yang diadakan oleh situs AllThingsD, bos baru divisi Android Sundar Pichai memperkenalkan HTC One yang disulap menjadi ponsel "Nexus". Artinya, ia tidak menjalankan sistem operasi di bawah antarmuka Sense 5 ala HTC, tetapi Android 4.2.2 Jelly Bean versi murni tanpa tambahan apa pun.

HTC One versi ini nantinya akan hadir dengan media penyimpanan internal sebesar 32GB dan bootloader yang tidak dikunci (unlocked bootloader). Penggunaan fitur ini dapat memudahkan pengembangan aplikasi Android.

Google sendiri yang akan langsung menangani pembaruan (update) software di perangkat HTC ini. Apabila ada Android versi baru, kemungkinan besar pengguna sudah bisa langsung mendapatkannya, tanpa perlu menunggu lama.

Sekadar informasi, apabila menggunakan skin buatan perusahaan, pengguna harus menunggu lama untuk mendapatkan update. Hal tersebut dapat terjadi karena biasanya perusahaan harus melakukan uji kompatibilitas antara skin dan sistem operasi baru.

Untuk awalnya, HTC One edisi ini hanya akan tersedia di Amerika Serikat melalui operator seluler AT&T dan T-Mobile yang mendukung jaringan LTE. Di Negeri Paman Sam, perangkat ini dibanderol dengan harga 600 dollar AS atau sekitar Rp 5,9 juta.

Dengan pengumuman ini, konsumen bisa memilih dua perangkat Android versi polos. Sebelumnya, di ajang Google I/O, raksasa internet tersebut sudah memperkenalkan Samsung Galaxy S4 versi ini.

Bedanya, perangkat tersebut menggunakan memori internal hanya sebesar 16GB. Sisanya, baik itu fitur unlocked bootloader maupun operator yang mendukungnya, tidak ada perbedaan di antara HTC One dan Galaxy S4.

AS Izinkan iPhone Dijual di Iran

Posted: 31 May 2013 08:06 AM PDT

Amerika Serikat meringankan larangan penjualan telepon seluler dan perangkat komunikasi lainnya serta peranti lunak untuk warga Iran.

Kebijakan ini ditujukan unbtuk mempromosikan kebebasan berpolitik warga Iran, sekaligus tandingan atas upaya Teheran yang disebut AS sebagai ''pembungkaman warga''.

Perubahan kebijakan ini akan membuat iPhone buatan Apple untuk pertama kalinya bisa diekspor secara sah ke Iran.

Sebelumnya, AS mengetatkan sanksi untuk Iran dalam beberapa tahun terakhir sebagai upaya untuk memaksa Iran mengurangi program nuklirnya.

AS meyakini Iran tengah memperkaya uranium ke tingkat yang bisa digunakan sebagai senjata nuklir, tetapi hal ini dibantah Iran dengan menyebutnya sebagai kepentingan damai.

''Rakyat Iran semestinya bisa berkomunikasi dan mengakses informasi tanpa menjadi subyek pembalasan dari pemerintahan mereka sendiri,'' kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.

"Langkah positif"

Meski kebijakan baru ini akan mengizinkan penjualan perlengkapan dan peranti lunak bagi warga Iran, tetapi larangan tetap berlaku bagi warga dan pejabat pemerintah yang masuk dalam daftar cekal AS.

"Kami sangat peduli terhadap warga Iran dan dalam kehidupan sehari-hari mereka,'' kata Wendy Sherman, Wakil Menteri Urusan Politik Departemen Luar Negeri AS, kepada BBC Persia.

"Izin baru ini akan membolehkan baik peranti lunak maupun perangkat keras untuk masuk ke Iran dan dimiliki warga Iran sehingga mereka bisa secara bebas berkomunikasi dengan yang lainnya dengan cara yang tidak selalu mereka miliki.''

Komisi Nasional Iran Amerika menyambut baik kebijakan ini.

"Mengangkat sanksi ini adalah langkah positif yang luar biasa,'' kata direktur kebijakan lembaga ini, Jamal Abdi.

''Tidak ada contoh yang lebih baik untuk sanksi yang merusak hak asasi manusia dan upaya masyarakat sipil Iran, dan membantu rezim.''

Dalam beberapa tahun terakhir, warga Iran di AS memprotes sejumlah toko Apple yang menolak menjual iPhone atau iPad dengan alasan khawatir perangkat tersebut secara ilegal akan dikirim ke Iran.

Kebijakan ini dikeluarkan beberapa pekan menjelang pemilihan umum di Iran.

Media sosial memainkan peran penting dalam kericuhan pemilu 2009 yang membuat Presiden Mahmoud Ahmadinejad kembali berkuasa.

Oposisi menggunakan media sosial untuk mengumpulkan dukungan dan menyelenggarakan aksi demonstrasi di jalan.

Nokia Kalah di Rumah Sendiri

Posted: 31 May 2013 07:49 AM PDT

KOMPAS.com — Finlandia adalah rumah bagi Nokia. Di sinilah Nokia berpusat dan memulai karier panjangnya. Nokia pun menjadi kebanggaan penduduk.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, penduduk Finlandia mulai terlihat berpaling dari Nokia. Dalam laporannya, lembaga riset IDC mengungkapkan, jumlah perangkat Nokia yang berhasil dijual di negara tersebut sedikit kalah dari Samsung.

Pada kuartal pertama tahun fiskal 2013, Samsung berhasil menjual 587.000 perangkat, baik itu smartphone maupun ponsel. Secara detail, 73 persen dari penjualan tersebut adalah perangkat smartphone.

Dengan jumlah penjualan tersebut, Samsung berhasil menguasai 36 persen pangsa pasar Finlandia. Sedangkan Nokia mulai tertinggal dengan mendapatkan 33 persen saja.


idc_chart


Dikutip dari Android Beat, Jumat (31/5/2013), ini merupakan kali pertama bagi Nokia kalah dari Samsung di rumahnya sendiri. Tentu, hal tersebut merupakan peringatan bagi Nokia untuk segera berubah.

Lebih lanjut, Apple pun terlihat tidak mampu berbicara banyak. Pangsa pasar iPhone berada jauh di bawah kedua perusahaan besar tersebut, yaitu hanya 14 persen.

No comments:

Post a Comment