KOMPAStekno

KOMPAStekno


Nokia Luncurkan "Ponsel WhatsApp"

Posted: 24 Apr 2013 10:22 AM PDT

KOMPAS.com - Nokia masih cukup rajin dalam memasarkan produk dengan harga terjangkau. Perusahaan asal Finlandia tersebut baru saja memperkenalkan ponsel Asha 210 yang bisa dipakai untuk dua kartu SIM dan menggunakan keyboard QWERTY, Rabu (24/4/2013).

Nokia tampaknya menargetkan penjualan Asha 210 ini bagi konsumen yang gemar chatting. Dengan hadirnya keyboard QWERTY, konsumen tentunya akan lebih mudah untuk mengetik teks.

Selain itu, Nokia juga menghadirkan tombol khusus untuk aplikasi chatting WhatsApp di Asha 210 ini. Dengan menekan tombol ini, pengguna bisa langsung masuk ke aplikasi tersebut.

Aplikasi WhatsApp yang ada di Nokia Asha 210 pun tersedia secara gratis. Sekadar informasi, konsumen harus membeli aplikasi WhatsApp di platform Android dan iOS.

Dikutip dari Phone Arena, Rabu (24/4/2013), Nokia Asha 210 akan hadir dengan layar berukuran 2,4 inci yang mendukung resolusi 240 x 320 piksel. Perangkat ini dilengkapi dengan kamera belakang dengan sensor gambar sebesar 2 megapiksel.

Selain itu, Asha 210 dipersenjatai dengan media penyimpanan internal berkapasitas 64MB yang bisa ditingkatkan hingga 32GB dengan menggunakan kartu microSD.

Asha 210 juga sudah hadir dengan baterai sebesar 1200mAh yang diklaim mampu membuat Asha 210 versi single-SIM hidup selama 46 hari dalam mode stand-by dan 24 hari untuk versi dual-SIM.

Nokia Asha 210 akan hadir dalam casing warna warni, mirip dengan seri Lumia. Tersedia pilihan warna kuning, cyan, magenta, dan putih. Nokia Asha 210 versi single-SIM akan dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu 72 dollar AS atau sekitar Rp 700.000.

Intip Password Wi-Fi, Google Didenda Rp 1,8 Miliar

Posted: 24 Apr 2013 10:03 AM PDT

KOMPAS.com — Komisioner Hamburg untuk Proteksi Data dan Kebebasan Informasi di Jerman menjatuhkan denda senilai 145.000 euro atau sekitar Rp 1,8 miliar kepada Google.

Denda tersebut adalah kelanjutan dari kasus pencurian data yang dilakukan Google pada 2010 silam.

Kala itu, mobil StreetView milik Google yang berkeliling Jerman secara tak sengaja turut mengambil data dari jaringan-jaringan Wi-Fi yang terbuka atau tidak diamankan.

Seperti dilaporkan oleh BBC, regulator Jerman tersebut mengatakan bahwa kasus itu merupakan salah satu "tindak pelanggaran proteksi data terbesar dalam sejarah".

Data-data yang "tercuri" ini di antaranya e-mail, password, dan foto-foto. Informasi tersebut telah dihapus oleh Google di bawah pengawasan pihak ketiga yang independen.

Tindak "pencurian data" Google terungkap ketika otoritas proteksi data Jerman diminta untuk mengaudit data Wi-Fi yang dikumpulkan oleh tim Streetview Google.

Sebelum itu, Google diduga hanya mengumpulkan informasi MAC Address dan SSID. Namun, dari audit, ditemukan bahwa Google turut mencegat informasi e-mail dan situs web yang sedang dilihat oleh pengguna dalam jaringan.

Regulator Jerman mengatakan bahwa denda tersebut "kurang memadai" untuk mencegah pengulangan tindak serupa dari perusahaan sekaliber Google.

Google sendiri melalui Executive Chairman Eric Schmidt mengatakan bahwa pelanggaran tersebut merupakan "tindakan seorang individu yang tak mendapat otorisasi dari perusahaan".

"Google tentu saja tidak sempurna. Dalam kasus ini, kami segera mengungkapkannya. Hal tersebut sekaligus menunjukkan betapa kami serius menangani persoalan privasi," ujar Schmidt.

Programer Wanita Diajak untuk Belajar Bisnis

Posted: 24 Apr 2013 09:26 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang aplikasi (developer) wanita tidak hanya harus memiliki bekal pengetahuan mengenai menyusun kode-kode (coding) saja. Saat ini, agar dapat terus bersaing, developer wanita diharapkan memiliki pengetahuan mengenai dunia bisnis di bidang teknologi.

Menyadari hal tersebut, Kibar, sebuah perusahaan konsultan di bidang teknologi dan kreatif, melalui sebuah inisiatif bernama FemaleDev, mengadakan sebuah diskusi dan seminar bertema "Women Entrepreneurship in Technology" pada Minggu (21/4/2013).

Acara ini, selain bertujuan untuk menjadi ajang berjejaring bagi para developer wanita, juga untuk berbagi ilmu mengenai bagaimana mereka dapat menjadi pebisnis di bidang teknologi.

Sekadar informasi, FemaleDev adalah jejaring pengembang teknologi wanita pertama di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan dengan tujuan agar para developer wanita dapat saling berkolaborasi dan menciptakan karya teknologi.

"Kita percaya bahwa wanita mampu mengembangkan aplikasi, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk masyarakat lebih luas. FemaleDev bertujuan mendorong wanita untuk memahami teknologi, sehingga ke depannya mereka bisa menciptakan ide kreasi mereka sendiri," ujar Yansen Kamto, CEO Kibar, dalam rilis pers yang KompasTekno terima, Rabu (24/4/2013).

Pada acara ini, hadir beberapa pembicara ternama, seperti Dennis Adishwara, CEO Layaria; Ambar Sari Dewi, Google Policy Research Fellow; Benny Fajarai, CEO Kreavi; Vivi Siska, Google Student Ambassador; dan Retno Ika Savitri, Founder of MapplePop, Inc., Mobile Apps Developer.

Para pembicara tersebut membawakan berbagai topik terkait wanita dan teknologi. Salah satunya adalah Ambar Sari Dewi yang membahas mengenai bagaimana pengaruh teknologi informasi dan komunikasi bagi wanita penggiat UKM.

Event ini merupakan lanjutan dari berbagai workshop yang dilakukan di 5 kota besar sejak Februari 2013, yaitu di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan.

Ke depannya, FemaleDev juga akan secara berkala mengadakan sesi pertemuan khusus bagi para perempuan peminat dan penggiat teknologi, dengan berbagai format yang bersifat praktis.

iPhone 5S Rilis Juni Dibantah, Lalu Kapan?

Posted: 24 Apr 2013 08:55 AM PDT

KOMPAS.com — Apple beberapa kali dikabarkan akan mengumumkan produk baru di sekitar bulan Juni dan Juli 2013. Namun, di sela-sela pengumuman laporan keuangan kuartal II tahun fiskal 2013, Rabu (24/4/2013), Tim Cook, CEO Apple, membantah rumor peluncuran tersebut.

Artinya, konsumen tidak akan melihat produk iPhone 5S, iPhone versi murah, iPad baru, jam tangan pintar iWatch, atau produk baru lainnya pada Juni atau Juli 2013 mendatang.

Kapan tepatnya Apple akan meluncurkan produk baru ke pasaran? Untuk pertanyaan ini, Cook enggan memberikan jawaban yang spesifik. Cook hanya menjawab, produk baru Apple akan diperkenalkan pada musim gugur (mulai Agustus hingga November) atau akhir tahun, di Amerika Serikat.

"Tim Apple sedang bekerja keras untuk menghasilkan hardware, software, dan layanan baru yang luar biasa. Kami tidak bisa sabar untuk memperkenalkannya di musim gugur ini dan sepanjang tahun 2014," kata Cook, seperti dikutip dari Venturebeat, Rabu (24/4/2013).

Seorang analis yang tidak disebutkan namanya kembali menghubungi Cook untuk melakukan konfirmasi mendetail terkait masalah ini, beberapa saat setelah pengumuman laporan keuangan Apple usai. Hasilnya? Analis tersebut mendapat jawaban yang tidak terlalu berbeda dari sebelumnya.

"Saya tidak mau lebih spesifik lagi. Kami memiliki beberapa perangkat hebat pada musim gugur mendatang dan sepanjang tahun 2014," ujar Cook.

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Apple akan mengumumkan iPhone 5S dan iPhone murah pada Juni atau Juli 2013 mendatang. Menurut laporan majalah MacFan asal Jepang, Apple akan mengungkap kedua ponsel tersebut pada 20 Juni. Namun, iPhone 5S baru bisa dipasarkan pada Juli 2013.

Sensor Internet Tak Bisa Selesaikan Masalah

Posted: 24 Apr 2013 07:25 AM PDT


Penulis: Merry Magdalena

KOMPAS.com - Belum lama terbetik lima siswa Sekolah Dasar (SD) di Poso, Sulawesi Selatan, memperkosa teman sekelasnya. Setelah ditanya, lima anak tersebut mengaku terdorong untuk memperkosa setelah melihat foto porno di ponsel. Masih hangat di berita, seorang siswi SMP di Jakarta Timur jadi korban perkosaan dan penyekapan oleh lima "teman" Facebook-nya.  Korban dibujuk untuk kopi darat dengan iming-iming akan diberi smartphone. Kemudian gadis belia ini dibawa ke rumah kontrakan, dan di sana disekap berhari-hari.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus penculikan, perkosaan, terhadap remaja dan anak-anak, yang berawal dari social media maupun internet, seolah sudah menjadi berita sehari-hari. Miris rasanya, teknologi yang semestinya mempermudah aktivitas manusia justru dimanfaatkan untuk hal kriminal. Terlebih lagi korbannya anak dan remaja.

Apa yang harus diperbuat? Memblokir? Menyensor? Memfilter? Melarang anak-anak mengakses social media sama sekali? Mustahil. Ada lebih dari 43 juta pengguna Facebook di Indonesia, demikian dilansir Sociobalkers.com tahun lalu. Tahun ini pasti angka itu sudah membengkak.  Sebagian besar dapat dipastikan adalah anak-anak dan remaja. Aturan bahwa user facebook harus di atas 16 tahun agaknya tak dihiraukan. Memalsukan usia di dunia maya bukan hal sulit.

Kita tidak bisa membendung arus informasi dan kemajuan teknologi. Semuanya adalah imbas dari kemajuan peradaban. Sulit juga jika harus memblokir kemajuan teknologi dan informasi ke anak dan remaja. Sebab kebijakan pemblokiran hanya akan menuai masalah baru, yakni peretasan alias pembobolan.

Memblokir informasi juga cenderung membuat orang tua merasa segalanya sudah aman-aman saja, padahal tidak. Komputer dan gadget di rumah bisa saja difilter, disterilkan dari aneka akses ke situs porno maupun social media.

Namun apakah anak dan remaja akan diam saja? Tentu tidak. Semakin dilarang, mereka akan semakin penasaran. Boleh saja mereka berkelakuan manis di rumah, tidak mengakses situs porno atau bermain Facebook, sebab semua komputer sudah difilter. Tapi mereka bisa pergi ke Warnet, meminjam laptop teman, atau membuka web apa saja di ponselnya.

Ingat, sekarang ponsel  standar sekali pun sudah didukung browser. Tindakan yang dilakukan diam-diam, tanpa sepengetahuan orang tua, justru akan jauh lebih berbahaya ketimbang yang dilakukan secara transparan. Sebab tidak ada lagi yang dapat mengontrol mereka.

Banyak orang tua kecolongan, merasa anaknya berkelakuan baik di rumah, tidak pernah membuka situs porno, tahu-tahu justru berbuat asusila. Setelah diselidiki, ternyata si anak mengakses situs porno di warnet atau rumah teman.

Ada pula sikap abai orang tua, yang menganggap anaknya akan baik-baik saja dibebaskan mengakses berbagai informasi tanpa pembekalan pesan moral apapun. "Ah, biar saja. Zaman sudah modern, kita orang tua bebaskan saja mereka, nanti kalau tidak dibilang ketinggalan zaman."

Orang tua membelikan semua gadget yang dibutuhkan anak, dan membebaskan mereka asyik di dalamnya. Kemudian orang tua pun sibuk sendiri dengan gadget-nya. Bahkan ada pula orang tua yang justru senang kalau anak-anaknya sibuk dengan gadget, sebab tidak akan rewel dan menganggu ketenangan. Mereka dibiarkan bermain games berjam-jam tanpa batas waktu, atau asyik di depan Facebook tanpa monitor.

Kita tidak perlu mencari siapa yang bersalah. Facebook, video games, Twitter, situs porno, atau apapun itu, hanyalah teknologi buatan manusia. Tentunya bisa dikendalikan manusia.

Anak-anak dan remaja, adalah user teknologi, yang bisa saja euphoria terhadap kemajuan teknologi, sehingga mudah percaya dengan konten di dalamnya.  

Sementara orang tua, adalah pembimbing anak, yang kemungkinan masih gagap teknologi, sibuk dengan pekerjaan, sehingga kurang mampu memahami bagaimana menyikapi kemajuan teknologi dan euforia anak.

Sekali lagi, jangan salahkan teknologi, sebab itu hanya alat buatan manusia. Kitalah manusia yang memegang kendali atasnya.

* Tentang Penulis: Merry Magdalena, pengamat social media, founder Netsains.Net, penulis buku Situs Gaul Gak Cuma buat Ngibul (Gramedia Pustaka Utama), Melindungi Anak dari Seks Bebas (Grasindo), UU ITE, Don'be The Next Victim (Gramedia Pustaka Utama), dan empat buku lain.

No comments:

Post a Comment