KOMPAStekno

KOMPAStekno


3000 Unit BlackBerry Z10 Diborong

Posted: 23 Apr 2013 10:05 AM PDT

KOMPAS.com - BlackBerry menerima pesanan 3.000 unit ponsel pintar bersistem operasi BlackBerry 10 dari perusahaan Canadian Tire Corp asal Kanada, Sabtu (20/4/2013). Menurut catatan, ini merupakan pemesanan korporasi terbesar sejak ponsel BlackBerry 10 diluncurkan.

Canadian Tire menjalankan bisnis sebagai peritel peralatan otomotif, olahraga, perangkat keras, hingga peralatan dapur.

Dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg, Canadian Tire memesan ponsel BlackBerry Z10 yang didesain dengan layar sentuh penuh dan BlackBerry Q10 yang memiliki papan ketik fisik. Perusahaan mulai mendistribusikan BlackBerry Z10 kepada karyawan pada akhir April 2013.

Selain ke segmen konsumen, BlackBerry memang mengincar segmen pasar korporasi. BlackBerry memberi jaminan keamanan dan kerahasiaan data yang dilindungi oleh perangkat lunak BlackBerry Balance dan jaringan BlackBerry Enterprise Service (BES).

BlackBerry mengklaim telah menjual satu juta unit BlackBerry Z10 dalam satu kuartal sejak diperkenalkan pada 30 Januari 2013. Perusahaan meraup untung sebesar 98 juta dollar AS setelah mencatat kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertengahan Maret 2013, BlackBerry Z10 dipesan oleh mitra yang tidak disebut namanya oleh BlackBerry. Namun belakangan, nama pemesan misterius itu terungkap, yaitu distributor Brightstar yang berbasis di Miami, Amerika Serikat. Brightstar menyediakan berbagai layanan untuk operator seluler, produsen, dan peritel di beberapa negara.

Pemilik iPhone 4 Cacat Akhirnya Dapat Ganti Rugi

Posted: 23 Apr 2013 09:08 AM PDT

KOMPAS.com - Masih ingat dengan kasus "antennagate" yang menimpa perangkat iPhone 4 pada tahun 2010 silam? Kala itu, Apple mendapatkan begitu banyak keluhan terkait penerimaan sinyal yang buruk pada perangkat tersebut.

Setelah dua tahun berlalu, Apple dikabarkan telah siap untuk membayar uang ganti rugi kepada para penuntut. Untuk masalah ini, Apple bersedia untuk membayar 15 dollar AS kepada tiap penuntut.

Beberapa pembaca situs 9to5mac, Selasa (23/4/2013), mengaku telah menerima cek pembayaran dari Apple.

check-iphone-4-settlement

Berdasarkan gambar yang dikirim oleh para pembaca situs tersebut, terlihat cek pertama dikeluarkan pada 17 April 2013 dan akan void setelah tanggal 16 Juli 2013. Artinya, setelah lewat dari tanggal 16 Juli 2013, cek tersebut tidak akan berlaku lagi.

Jika dilihat dari uang ganti rugi yang harus dikeluarkan oleh Apple untuk satu orang penuntut, jumlahnya memanglah tidak terlalu besar. Namun, pada kenyataannya, uang yang harus dibayarkan oleh Apple untuk kasus ini sangatlah besar. Apple diketahui harus membayar 53 juta dollar AS, dengan 16 juta dollar AS harus dibayarkan ke pihak pengacara.

Sebelumnya, diketahui terjadi masalah penerimaan sinyal dari perangkat iPhone 4 khusus untuk operator tertentu di Amerika Serikat.

Apple sendiri sudah membuat konferensi pers khusus untuk masalah ini. Dalam acara tersebut, Apple mengakui bahwa iPhone 4 berpotensi mengalami redaman sinyal jika bagian antena di lapisan kiri bawah terkena tangan saat dipegang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Apple menyarankan setiap pengguna iPhone 4 untuk melengkapi smartphone tersebut dengan pembungkus karet atau biasa disebut dengan istilah "kondom".

Namun, solusi tersebut tampaknya tidak bisa diterima oleh semua "korban" dari kasus ini. Beberapa dari mereka akhirnya memilih untuk menuntut Apple.

iPhone Melenggang, Motorola Meradang

Posted: 23 Apr 2013 08:19 AM PDT

KOMPAS.com - Motorola Mobility gagal memblokir penjualan produk Apple iPhone di Amerika Serikat (AS). Komisi Perdagangan Internasional (International Trade Commission/ITC) AS memutuskan Apple tidak melanggar paten milik Motorola, Selasa (23/4/2013).

Menurut temuan ITC, paten yang diklaim Motorola tidak valid. Paten itu mencakup sensor yang mengaktifkan sebuah fitur ketika ponsel berada di dekat wajah manusia.

Google selaku induk perusahaan Motorola Mobility, lewat juru bicaranya Matt Kallman, menyatakan kekecewaannya atas keputusan ITC. Sementara juru bicara Apple enggan berkomentar.

Ahli hukum hak paten Rodney Sweetland dari Duane Morris di Washington, berpendapat, keputusan ini tidaklah mengejutkan karena ia menilai ITC jarang menyatakan Apple bersalah. "Sampai sekarang ITC belum menemukan pelanggaran yang dilakukan Apple untuk setiap klaim paten," katanya.

"ITC sangat memperhatikan detail dalam kasus yang melibatkan Apple, yang melibatkan suatu produk populer dan menjadi bagian penting dari perdagangan," tambah Sweetland.

Sengketa hukum paten antara Motorola Mobilty dan Apple sudah berlangsung sejak 2011, sebelum Google resmi mengakuisisi Motorola Mobility pada 2012 senilai 12,5 miliar dollar AS.

Selain dengan Motorola, Apple juga mengajukan gugatan paten kepada Samsung dan HTC. Apple menuding ketiganya menyalin tampilan antarmuka dan fitur perangkat mobile Apple. Namun, sengketa paten Apple dengan HTC telah berakhir pada November 2012. HTC bersedia membayar royalti paten dan berjanji tidak menyalin produk Apple. 

Kapan Google Glass Dijual Bebas?

Posted: 23 Apr 2013 07:46 AM PDT

KOMPAS.com — Para peminat Google Glass kemungkinan harus bersabar menunggu lebih lama lagi sebelum bisa memperoleh perangkat itu.

Pasalnya, Executive Chairman Google Eric Schmidt mengatakan bahwa kacamata pintar tersebut boleh jadi baru akan dirilis untuk publik "lebih kurang setahun dari sekarang".

Hal itu diungkapkannya dalam wawancara dengan BBC Radio 4, seperti dikutip oleh Electronista. Schmidt juga menjelaskan bahwa "ribuan" Google Glass akan didistribusikan ke para pengembang aplikasi.

"Lalu, berdasarkan masukan dari mereka, kami akan menerapkan perubahan-perubahan pada produk yang bersangkutan," ujar Schmidt.

Sebelumnya, pada Februari lalu, Google sempat dikabarkan bakal merilis Google Glass yang "sudah dipoles sepenuhnya" menjelang akhir tahun 2013.

Minggu lalu, pendiri Google, Sergey Brin, mengatakan bahwa pihaknya telah siap mengirim Google Glass kepada para pengembang aplikasi. Jumlahnya disebut mencapai 2.000 unit.

Kendati demikian, Google Glass yang dibanderol seharga 1.500 dollar AS bagi developer yang memesannya dalam konferensi Google I/O 2012 tersebut masih berupa purwarupa yang belum bisa diperjualbelikan secara bebas.

Google Play Vs Apple App Store, Mana Lebih Laris?

Posted: 23 Apr 2013 07:16 AM PDT

KOMPAS.com — Secara keseluruhan, pasar aplikasi mobile mengumpulkan pendapatan sebesar 2,2 miliar dollar AS dalam periode Januari-Maret 2013, menurut firma riset pasar Canalys.

Dari jumlah itu, sebesar 74 persen atau 1,48 miliar dollar AS dihasilkan oleh toko aplikasi Apple App Store, sementara toko aplikasi Android Google Play hanya menyumbang 18 persen.

Data terpisah dari firma analisis App Annie menunjukkan bahwa pendapatan Google Play baru sebesar 38,5 persen dari pendapatan App Store. Meski begitu, angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu ketika toko aplikasi Android ini hanya mengumpulkan 10 persen pendapatan dari yang dihasilkan App Store.

App Annie juga mencatat pertumbuhan pendapatan Google Play sebesar 90 persen pada kuartal pertama tahun ini, dibanding kuartal keempat tahun lalu. Angka yang sangat tinggi itu didorong oleh pertumbuhan perangkat Android bikinan Samsung dan kawan-kawan.

Dalam periode yang sama, pendapatan App Store tumbuh sekitar 25 persen. Meski begitu, toko aplikasi milik Apple ini masih belum terjangkau Google Play dalam hal jumlah pendapatan.

"Meskipun Google sedang berusaha menyusul, Apple telah mulai mendapat pemasukan lebih dulu. Jika tren-nya terus seperti ini, kami pikir Google baru akan mengalahkan Apple pada 2016," ujar kepala analis Canalys Adam Daum, seperti dikutip oleh Reuters.

Lebih simpel

Di tengah-tengah serbuan Android, Apple bisa lebih dominan dalam hal pemasukan dari toko aplikasi karena menerapkan mekanisme pembayaran yang lebih sederhana.

"Soal jumlah download, Google Play sudah mencapai 90 persen jumlah download Apple Store, tapi itu tak lantas berujung pada peningkatan pendapatan," ujar Wakil Presiden App Annie Oliver Lo.

Dia mengatakan, banyak pengguna iPhone dan iPad yang telah mendaftarkan kartu kredit pada akun Apple masing-masing. Alhasil, para pengguna ini lebih mudah dan lebih condong membeli aplikasi di App Store.

Di sisi lain, Google lebih mengandalkan mekanisme pembayaran seperti Google Walley, pembelian via kartu kredit, dan potong pulsa operator (carrier billing). 

No comments:

Post a Comment