KOMPAStekno

KOMPAStekno


Dua Hari, Video Baru PSY Ditonton 58 Juta Kali

Posted: 15 Apr 2013 02:15 PM PDT

KOMPAS.com — Baru dua hari diunggah ke YouTube, video baru berjudul "Gentlemen" dari artis Korea PSY sudah menuai respons luar biasa.

Seperti dikutip dari The Inquirer, dalam waktu 24 jam sejak diunggah ke akun PSY hari Sabtu (13/3/2013) lalu, "Gentleman" mengumpulkan 20 juta view.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding pencetak rekor terdahulu, yaitu video "Boyfriend" dari Justin Bieber yang pada Mei 2012 ditonton 8 juta kali dalam periode waktu yang sama.

Ketika dikunjungi Kompas Tekno pada Senin (15/4/2013) sore, "Gentleman" sudah ditonton lebih dari 58 juta kali dan masuk ke dalam 10 besar lagu terpopuler di toko musik iTunes di beberapa negara.

Dalam video ini, PSY menampilkan gaya khasnya, lengkap dengan kacamata hitam.

Artis Korea yang mendunia lewat video "Gangnam Style" itu berdansa di sejumlah tempat. Scene "Gentleman" berganti-ganti mulai dari department store kelas atas, restoran, kolam renang, dan perpustakaan.

Berlawanan dengan judulnya, video "Gentlemen" justru menyampaikan lelucon soal perlakuan pria pada wanita. Seperti apa? Berikut ini videonya.  

Microsoft Juga Bikin Jam Tangan Pintar?

Posted: 15 Apr 2013 09:24 AM PDT

KOMPAS.com - Perusahaan teknologi Microsoft dikabarkan mengikuti jejak Apple,dalam membuat produk kategori baru semacam jam tangan, tetapi memiliki fungsi yang lebih luas dan cerdas.

Seorang sumber kepada situs Wall Street Journal, Senin (15/4/2013), membeberkan, perusahaan raksasa teknologi tersebut telah meminta penyuplai di Asia mengirimkan komponen-komponen yang diduga akan digunakan di perangkat jam tangan pintar. Salah satu komponen yang dipesan adalah layar sentuh berukuran 1,5 inci.

Salah satu petinggi dari supplier tersebut juga mengaku telah bertemu dengan tim pengembang (R&D) Microsoft di Redmond, Washington, AS. Namun, ia belum tahu Microsoft akan memproduksi secara massal jam tangan pintar tersebut atau tidak.

Ini bukan kali pertama bagi Microsoft dalam mencoba peruntungannya dalam bisnis jam tangan digital. Pada tahun 2008, Microsoft telah membuat sebuah produk jam tangan dalam proyek Personal Objects Technology (SPOT).

Dalam proyek tersebut, Microsoft bekerjasama dengan beberapa pembuat jam tangan terkenal, seperti Fossil, Suunto, dan Swatch.

Produk SPOT ini mengizinkan penggunanya untuk mengirimkan pesan singkat melalui layanan Windows Messenger, membaca berita, mencari informasi saham, dan melihat prediksi cuaca. Semua fungsi tersebut akan dihadirkan melalui sebuah layanan berbayar.

Sayangnya, Microsoft tidak melanjutkan proyek SPOT itu karena harga perangkat tersebut yang terlalu mahal. Dikabarkan, untuk mendapatkan produk SPOT ini, konsumen harus merogoh kocek hingga 800 dollar AS.

Perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Apple, Samsung, dan Google, sedang berinvestasi pada teknologi yang dikenakan di tubuh manusia. Google sudah melakukan banyak aksi pamer kacamata pintar.

Sementara Apple dan Samsung dikabarkan sedang mengembangkan jam tangan pintar. Menurut laporan New York Times, jam tangan pintar Apple akan dibalut kaca dengan desain melengkung dan menggunakan platform yang sama seperti iPhone.

2015, Netbook Bakal Punah

Posted: 15 Apr 2013 08:40 AM PDT

KOMPAS.com - Netbook sempat jadi komputer jinjing primadona pada 2008 silam, karena bentuk mungil, ringan, dan harga terjangkau. Tapi ia hanya jadi perangkat komputer transisi yang akan mengantar manusia ke era post-PC.

Netbook akan mengalami kepunahan di tahun 2015 nanti, setidaknya ini adalah prediksi dari lembaga riset iSuppli IHS. Seperti dikutip dari ZDNet, Jumat (12/4/2013), hal ini didasarkan atas dukungan yang telah dihentikan beberapa produsen komputer terhadap netbook.

Tanda-tanda kepunahan netbook nampak terlihat mulai 2013. Menurut iSuppli, pengiriman netbook secara global di tahun 2013 hanya akan mencapai 3,97 juta unit. Angka ini turun 72 persen dari total pengiriman 14.130.000 pada 2012.

iSuppli mencatat, pengiriman tertinggi netbook terjadi pada 2010 yang mencapai 32.140.000 unit ke seluruh dunia.

Di tahun 2014, menurut iSuppli, pengiriman netbook hanya akan berada di angka 264.000 unit. Ini bisa menjadi pengiriman netbook yang terakhir, sebelum menuju kepunahan atau sama sekali tak ada pengiriman pada 2015.

"Dari akhir pasokan produksi, produsen komponen komputer akan mengnetikan produksi netbook pada saat ini. Apapun produksi yang masih dilakukan diperkirakan akan terbatas, atau produsen hanya akan melakukan pengiriman terakhir untuk memenuhi kewajiban kontrak kepada pelanggan," tulis iSuppli dalam sebuah laporan.

Netbook tidak menjadi produk komputer jinjing yang punya kekuatan besar karena performa komputasinya yang terbatas. Bentuknya yang portabel telah dikalahkan oleh tablet yang semakin mendukung mobilitas manusia.

Produsen komputer Dell asal Amerika Serikat, pertama kali menyatakan diri untuk berhenti memproduksi netbook pada Desember 2011. Langkah Dell diikuti produsen lain, seperti Samsung, Sony, Toshiba, dan Hewlett Packard (HP).

Tiga pemain besar netbook asal Taiwan, yakni Asus, Acer dan MSI, juga akan mengentikan produksi netbook. 

Lenovo Indonesia Tunjuk Bos Baru

Posted: 15 Apr 2013 07:39 AM PDT

KOMPAS.com - Lenovo Indonesia kini dipimpin oleh Country General Manager Rajesh Thadani. Sandy Lumy akan memegang posisi Chief Operating Officer (COO).

Dalam keterangan resmi Lenovo Indonesia, Rajesh resmi memegang jabatan tersebut pada April 2013. Ia akan bertanggungjawab langsung ke Koh Kong Meng, VP dan General Manager Lenovo ASEAN.

Sedangkan Sandy Lumy, yang selama ini memimpin Lenovo Indonesia, akan menduduki posisi COO sekaligus Relationship Lead di Indonesia.

"(Kami) percaya bahwa kemitraan antara Pak Sandy, Rajesh dan kantor pusat ASEAN, serta investasi dalam bentuk sumber daya manusia dan bisnis akan membawa Indonesia ke level baru di era PC+," kata Koh Kong Meng.

Sebelumnya, Rajesh dianggap sukses dalam bisnis Lenovo di India. Di negara asalnya itu, Rajesh dikatakan berperan penting menempatkan Lenovo sebagai brand konsumen No 2 di India pada Kuartal II dan III tahun fiskal 2012/2013.

Ultrapixel HTC One Ditantang 2 Smartphone Megapixel

Posted: 15 Apr 2013 07:06 AM PDT

KOMPAS.com - Sedikit melawan tren kamera smartphone yang menuju ke arah peningkatan resolusi mencapai belasan megapixel, HTC justru hanya membekali smartphone andalan barunya, HTC One, dengan unit kamera 4 megapixel.

Tapi jangan dulu memandang smartphone ini dengan sebelah mata. HTC One mengusung teknologi kamera "Ultrapixel" yang boleh dibilang merupakan inovasi berani dalam dunia fotografi smartphone.

Seperti yang bisa ditemukan dalam penjelasan lengkap di tautan ini, istilah Ultrapixel mengacu pada ukuran reseptor cahaya ("pixel") pada sensor kamera HTC One yang lebih besar dibandingkan smartphone lainnya. Ukuran yang lebih besar tersebut diklaim membuat sensor kamera lebih sensitif terhadap cahaya dan mampu menghasilkan gambar lebih bagus.

Ukuran sensor kamera Ultrapixel sendiri juga diklaim lebih besar dibandingkan smartphone lain, yaitu 1/3 inci.

Kekurangan teknologi ini, kamera HTC One hanya memiliki resolusi 4 megapixel atau jauh di bawah smartphone high-end lainnya yang kini mengusung sensor 8 megapixel atau lebih.

Mengapa bisa begitu? Bayangkan Anda mengisi penuh sebuah ember dengan bola ping-pong. Kosongkan ember tersebut, lalu isi penuh kembali, kali ini dengan bola tenis. Tentu, jumlah bola tenis yang bisa dimasukkan dalam ember lebih sedikit dari bola ping-pong karena ukurannya lebih besar. Itulah yang terjadi pada kamera HTC One dengan sensor Ultrapixel-nya yang memiliki pixel berukuran lebih besar dari smartphone lain.

Seperti apakah efeknya di dunia nyata? Kompas Tekno mencoba membandingkan hasil tangkapan gambar HTC One dengan dua smartphone lain yang memiliki resolusi lebih tinggi, yaitu iPhone 4S (8 Megapixel) dan Sony Xperia Z (13 Megapixel).

htc_one_comparison_main
(Gambar: Oik Yusuf/ Kompas.com)

Semua parameter pengaturan diserahkan pada masing-masing smartphone dengan setting otomatis. Hasilnya bisa dilihat pada perbandingan di bawah ini.

htc_one_comparison_GOOD

Pertama-tama, mari kita tengok hasil foto ketiga smartphone saat berada dalam kondisi cahaya terang. Gambar tangkapan HTC One terlihat lebih kecil karena hanya memiliki resolusi 4 megapixel. Foto-foto dari iPhone 4S dan Xperia Z yang memiliki sensor 8 dan 13 megapixel pun terlihat lebih besar karena resolusi yang lebih tinggi.

Perbedaan resolusi ini segera tampak begitu kita mengarahkan mata untuk mencari detail halus pada gambar, utamanya pada perangko di bagian tengah. Tampak HTC One tak mampu menangkap garis-garis tipis di gambar wajah yang tertera pada perangko.

Hasil gambar kamera iPhone 4S tampak lebih detail, sementara, foto Xperia Z terlihat menunjukkan gejala noise reduction yang cukup berat sehingga membuatnya terlihat sedikit buram, mirip efek cat air. Mungkinkah 13 megapixel terlalu tinggi untuk ukuran sensor smartphone yang kecil?

Yang perlu ditekankan di sini, meski kurang detail, kamera "Ultrapixel" milik HTC One menghasilkan foto yang relatif bersih, bebas dari noise (bintik-bintik/ grain). Sebaliknya, biarpun lebih detail, gambar dari iPhone 4S menunjukkan tingkat noise yang lebih tinggi.

Bagaimana jika foto dari iPhone 4S (8 megapixel) dan Xperia Z (13 megapixel) dikecilkan menjadi lebih kurang 4 megapixel sehingga menyamai HTC One, akankah hasilnya berbeda?

htc_one_comparison_GOOD2

Ternyata, perbedaan kamera ketiga smartphone langsung menipis begitu hasil fotonya dikecilkan. iPhone 4S segera kehilangan detail -berikut noise- sementara efek "water coloring" Xperia Z menjadi tak terlalu kentara.  Perbedaan resolusi antara 4, 8, dan 13 megapixel agaknya memang sangat berpengaruh terhadap hasil akhir.

Di antara ketiganya, tangkapan gambar iPhone 4S terlihat sedikit lebih tajam, mungkin karena perekaman detail foto yang sedari awal sudah bagus.

Yang juga bisa dilihat di sini, metering HTC One dan Xperia Z agaknya "tertipu" oleh latar belakang berwarna putih polos sehingga hasil gambarnya sedikit lebih gelap dibandingkan iPhone 4S.

Ngomong-ngomong soal gelap, mari kita matikan lampu sejenak untuk melihat hasil tangkapan gambar HTC One, iPhone 4S, dan Xperia Z dalam kondisi low-light.

htc_one_comparison_BAD

Turunnya level cahaya segera memberi dampak buruk dalam bentuk yang berbeda-beda untuk ketiga smartphone. HTC One berhasil mempertahankan level noise yang rendah, tetapi kini hasil fotonya semakin kehilangan detail dan tampak buram akibat gempuran noise-reduction.

Hal yang sama berlaku pada Xperia Z, yang hasil fotonya di kondisi gelap benar-benar terlihat seperti lukisan cat air. Sebaliknya, iPhone 4S mengalami peningkatan noise dalam jumlah signifikan, tetapi berhasil mempertahankan sebagian detail. Tulisan-tulisan di perangko, misalnya, masih bisa terbaca. Agaknya algoritma kompresi pada kamera iPhone 4S memang lebih memilih untuk tidak menghapus noise terlalu banyak ketimbang mengorbankan detail.

Lalu, kamera smartphone manakah yang memberi hasil terbaik? Semuanya tergantung pada Anda selaku pengguna. Apakah lebih menyukai hasil foto yang bebas noise atau kaya detail? HTC One sanggup memberikan hal yang disebut pertama, tetapi untuk urusan detail sedikit kedodoran.

Akan tetapi, persoalan detail di sini pun sebenarnya tergantung lagi pada kebutuhan. Apakah Anda sering mencetak foto dari smartphone? Jika ya, berapa besar ukurannya? Keunggulan kamera dengan resolusi 8 megapixel atau 13 megapixel mungkin hanya bisa dilihat dalam cetakan foto berukuran besar, itu pun hanya berlaku untuk foto dengan pencahayaan optimal yang mampu memaksimalkan resolusi ekstra tersebut.

Sedikit catatan perlu ditambahkan untuk HTC One. Kamera smartphone ini memiliki native aspect ratio 16:9. Artinya, resolusi maksimum 4 megapixel (2688x1520) hanya bisa diperoleh jika Anda memotret dengan rasio gambar widescreen tersebut.

Apabila Anda mengubah aspect ratio menjadi 4:3, maka HTC One akan melakukan cropping dua sisi frame sehingga mengurangi resolusi efektif menjadi hanya 3 megapixel (2048x1520).

Untuk melihat contoh-contoh hasil foto kamera "Ultrapixel" milik HTC One di lingkungan real world dan membaca ulasan lengkapnya, silakan kunjungi tautan berikut ini.

No comments:

Post a Comment