KOMPASbola

KOMPASbola


Benitez: Shakhtar Akan Bermain untuk Menang

Posted: 03 Dec 2012 08:23 PM PST

Para Nomine UEFA Team of the Year 2012

Posted: 03 Dec 2012 08:14 PM PST

Lucas Penting untuk Identitas Baru Liverpool

Posted: 03 Dec 2012 07:29 PM PST

LIVERPOOL, KOMPAS.com - Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, mengatakan, timnya tengah membangun sebuah gaya dan karakter permainan baru, dengan gelandang Lucas sebagai salah satu pilar penting.

Hal tersebut berkaitan dengan laga terakhir Liverpool, yaitu laga Premier League melawan Southampton, di Anfield, Sabtu (1/12/2012). Liverpool memenangi laga dengan skor 1-0, berkat gol Daniel Agger pada menit ke-43.

"Gagasannya adalah membangun sebuah tim yang memiliki metode bermain. Kami berusaha membangun sebuah identitas, supaya dalam beberapa tahun mendatang, orang bisa datang dan melihat Liverpool dan mengatakan, 'Ini cara mereka bermain'. Kami mengumpan bola, menggulirkan bola, kami berganti posisi, dan kami bertahan sebagai tim," ulas Rodgers.

"Anda lihat Lucas. Dalam waktu singkat, Anda menempatkan pemain yang tepat pada posisi yang tepat dan itu meningkatkan daya serang Anda. Ia memberi kami stabilitas ketika kami tak menguasai bola, ia memotong (alur umpan lawan), transisinya bagus dan ia mendapatkan bola kembali dengan cepat."

"Ia mengerti dan bisa membaca permainan."

"Dengan gelandang yang bekerja seperti itu, itu memungkinkan dua bek sayap peluang untuk maju dan (ikut membantu menyerang). Menurut saya, pada laga melawan Southampton, (bek kiri) Jose Enrique sulit diredam lawan. Begitu juga dengan (bek kanan) Glen Johnson."

"Jadi, Anda melihat kedua pemain itu (Enrique dan Johnson) bergerak maju, Anda memiliki gelandang melindungi lini tengah dalam pola pertahanan segitiga. Dua gelandang serang Anda, Joe Allen dan Steven Gerrard, ikut menyerang. dan kemudian Anda memiliki tiga pemain di lini serang. Itu memberi Anda ancaman serius dan saya merasa kami memiliki itu sekarang. Hari ini (laga melawan Southampton) terutama di babak pertama, mungkin adalah pertama kali kami betul-betul bermain secara sistematis dan tak kenal lelah," tuturnya.

Atkinson-Clattenburg Ofisial Derbi Manchester

Posted: 03 Dec 2012 07:03 PM PST

MANCHESTER, KOMPAS.com - Martin Atkinson akan menjadi wasit dan Mark Clattenburg akan menjadi ofisial keempat pada pertandingan Premier League antara Manchester City dan Manchester United (MU), di Etihad, Sabtu (9/12/2012).

Atkinson terakhir kali memimpin derbi Manchester pada laga Premier League, di Etihad, pada  17 April 2010. Pertandingan saat itu dimenangi oleh MU dengan skor 1-0. Gol diciptakan Paul Scholes pada menit ke-90.

Derbi Manchester kali ini akan menentukan persaingan puncak klasemen, mengingat MU memimpin klasemen dengan 36 poin, atau unggul tiga angka dari City di tempat kedua.

Jika menang, City akan menggeser MU mengingat saat ini mereka memiliki selisih gol 17 gol, atau unggul satu gol dari MU.

City kemungkinan tidak akan diperkuat gelandang David Silva pada laga itu. Silva mengalami cedera otot paha setelah pertandingan melawan Everton, di Etihad, Sabtu (1/12/2012) dan sudah dicoret dari skuad yang akan menghadapi Borussia Dortmund pada laga terakhir Grup D Liga Champions, di Signal Iduna Park, Selasa (4/12/2012).

"Ia mengalami cedera otot paha. Kami tak tahu apakah ia akan pulih untuk derbi. Kami akan berusaha," ujar pelatih City, Roberto Mancini.

Sneijder Menolak Tanda Tangani Kontrak Baru

Posted: 03 Dec 2012 05:48 PM PST

MILAN, KOMPAS.com — Gelandang Inter Milan, Wesley Sneijder, menyatakan tak akan menandatangani kontrak baru jika kondisi saat ini tak berubah.

"Saat ini, aku tak punya alasan untuk menandatangani kontrak baru. Bagaimana aku bisa menerima kontrak baru dalam kondisi saat ini, saat aku bahkan tidak bermain?" ujar Sneijder.

"Selama situasi ini berlangsung, keputusanku adalah tak menandatangani kontrak dengan Inter," tambahnya.

Sneijder didatangkan Inter dari Real Madrid pada 2009 dan masih terikat kontrak hingga 2015.

Sneijder belum bermain sejak mengalami cedera pada laga Serie-A melawan Chievo, 26 September 2012. Sneijder pulih dan siap bermain pada dua pertandingan terakhir Inter, yaitu laga Serie-A melawan Parma dan Palermo pada 26 November dan 2 Desember lalu. Namun, ia bahkan tak masuk dalam daftar cadangan pada dua laga tersebut. Total, ia sudah bermain lima kali dengan mencetak satu gol dan satu assist di Serie-A 2012-2013 sejauh ini.

Direktur Teknik Inter, Marco Branca, telah mengatakan, manajemen ingin memotong gaji Sneijder dan Sneijder tak akan bermain hingga ada kesepakatan dengan Inter mengenai kontrak tersebut.

Menanggapi situasi Sneijder, Presiden Massimo Moratti mengaku yakin masalah tersebut bisa diselesaikan baik-baik.

"Saya yakin, dengan akal sehat, akan ada solusi. Ada sejumlah kepuasan dari Inter, tetapi sekarang ini bergantung kepada pemain itu," ujar Moratti.

Mengenai belum dimainkannya Sneijder sejak ia diminta menerima kontrak baru dengan nilai gaji lebih kecil, Moratti mengatakan, "Ia adalah salah satu pemain kami dan ia akan bermain atau setidaknya siap bermain bagi saya dan pelatih (Andrea Stramaccioni). Namun, ia akan bermain ketika ia siap dan bukan karena namanya adalah Sneijder."

Valverde Latih Kelelawar Mestalla

Posted: 03 Dec 2012 05:24 PM PST

VALENCIA, KOMPAS.com — Valencia resmi menunjuk Ernesto Valverde sebagai pelatih baru pada Senin (3/12/2012). Valverde akan menggantikan tempat Mauricio Pellegrino yang dipecat pada Sabtu (1/12/2012) lalu.

"Valencia mencapai kesepakatan dengan Ernesto Valverde untuk menangani klub sampai 30 Juni 2013. Perkenalan resmi akan dilakukan pada Senin, 3 Desember 2012, pada pukul 20.45 di ruang pers Sala Antonio Puchades," jelas kubu Valencia.

Karier kepelatihan Valverde dimulai menangani Athletic Bilbao pada 2003-04. Valverde lalu melatih Espanyol pada 2006-08. Selanjutnya, pada 2008-09 Valverde melatih Olympiakos, dan setahun kemudian menangani Villarreal. Lalu, Olympiakos kembali menjadi pelabuhan Valverde pada 2010-12.

Kini, Valverde dituntut untuk meningkatkan performa Valencia di kompetisi Liga BBVA. Untuk sementara, Valencia menempati urutan ke-11 dengan 18 poin.

Adhyaksa Dault: Menpora, Satukan KPSI dan PSSI!

Posted: 03 Dec 2012 11:34 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault, berpendapat, KPSI dan PSSI harus disatukan untuk memperkuat tim nasional. Menurut dia, yang berperan mempersatukan keduanya adalah pemerintah, khususnya Menpora Andi Malarangeng.

"Terbaiknya, KPSI dan PSSI dipanggil bersatu dan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) punya peran di situ," ujar Adhyaksa yang ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/12/2012).

Kedatangan Adhyaksa ke Bareskrim  untuk melaporkan penyalahgunaan pengurus dan ketua pembina sebuah yayasan. Namun, ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai laporannya tersebut.

Mengenai timnas, Adhyaksa meminta Andi segera panggil pihak KPSI dan PSSI. Menurut dia, para atlet justru menjadi korban dualisme kepengurusan persatuan sepak bola di Indonesia.

"Yang panggil Menpora. Kalau tidak, jadi korban atletnya. Ini peran pemerintah. Peran Menpora musti panggil dua-duanya biar bersatu," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, timnas Indonesia dikalahkan tim Malaysia pada pertandingan Group B Piala  Suzuki AFF 2012 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (1/12/2012). Timnas harus pulang dengan tangan kosong, yakni dengan skor 0-2 untuk Malaysia. Beberapa pihak menilai, kualitas permainan timnas menurun, salah satunya akibat adanya dualisme kepengurusan sepak bola di Indonesia.

La Masia, dari "Belanda" untuk Barca dan Spanyol

Posted: 02 Dec 2012 09:42 PM PST

BARCELONA, KOMPAS.com — Sudah bukan rahasia umum jika ciri khas Barcelona terletak pada cara bermain yang disajikan di lapangan hijau. Olah bola, umpan satu-dua, hingga pergerakan pemain Azulgrana akan membuat penonton menggeleng-gelengkan kepala, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat.

Jika ingin mengetahui rahasia dasar permainan seperti itu, maka jawabannya adalah bangunan klasik abad ke-18 yang berada tidak jauh dari Stadion Camp Nou. Di sana akan ditemukan sebuah tempat bernama La Masia. Cikal bakal seorang genius sepak bola macam Xavi Hernandez, Lionel Messi, Andres Iniesta, ataupun Cesc Fabregas bermula dari akademi tersebut.

Uniknya, awal terbentuknya akademi ini bukan atas ide orang Spanyol, negara klub Barcelona dilahirkan, melainkan dari seorang pemain asal Belanda yang pernah bermain dan melatih Azulgrana, Johan Cruyff.

"Pada 15 atau 17 tahun lalu, klub ini kedatangan Johan Cruyff. Pada awal kedatangannya, Cruyff langsung berujar: Ok, anak-anak, mulai dari sekarang kita akan bermain dengan cara sendiri. Selalu ada visi dalam teknik, mengumpan, dan kecepatan berpikir," ingat eks Pelatih Barcelona, Josep Guardiola, beberapa tahun lalu.

Benar saja apa yang dikatakan sang maestro Belanda tersebut. Kini, hampir dua dekade berselang, cara bermain yang diinginkan Cruyff dapat dinikmati penonton sepak bola di seluruh dunia.

La Masia ditutup
Sebanyak 70 staf termasuk pelatih, dokter, ahli gizi, koki, sampai psikolog menjaga sekitar 75 anak-anak di La Masia yang berusia antara 6 hingga 18 tahun. Barcelona sangat memperhatikan benar keberadaan calon-calon bintang sepak bola tersebut, mulai dari gizi sampai pendidikan formal. Semua dilakukan di La Masia.

Klub Catalan itu ingin menghasilkan pemain yang luar biasa, pemain yang fasih memainkan pola tiki-taka, yaitu umpan pendek yang tajam serta pergerakan cepat. "Pemain yang telah dididik La Masia memiliki sesuatu perbedaan. Filosofi bermain mereka berbeda dengan pemain lainnya," ucap Guardiola.

Sampai saat ini, telah terdapat sekitar 500 pemain eks akademi La Masia. Tetapi, tidak semua lulusan akademi La Masia sukses sebagai pemain tersohor di dunia. Menurut perhitungan Barcelona, para lulusan akademi La Masia yang sukses hanya berjumlah 10 persen.

Pada Juni 2011, sejarah tempat berdirinya akademi Barcelona berakhir. Ya, La Masia resmi ditutup dan berpindah tempat ke kompleks latihan yang lebih modern, Ciutat Esportivo Joan Gamper. Meski demikian, La Masia bakal tetap dikenang sebagai rumah pemain-pemain terbaik dunia untuk menimba ilmu sepak bola.

"Kiblat" klub-klub Eropa
Meski yang sukses hanya sepersepuluh dari semua lulusan akademi La Masia, tak lantas pengembangan pemain muda ini dianggap gagal. Terbukti, bersama Ajax Amsterdam, Barcelona dianggap sebagai penghasil pemain-pemain berkualitas.

Klub-klub di Eropa macam Arsenal, Chelsea, Manchester United, VfB Stuttgart, maupun Girondins Bordeaux pernah mengirimkan perwakilannya untuk melihat langsung cara kerja akademi La Masia. Hal tersebut ternyata tidak mengagetkan Pep Segura, mantan Direktur Teknik La Masia yang juga pernah menjabat Manajer Pengembangan Akademi di Liverpool.

"Sangat berbeda. Di Inggris tidak ada struktur yang kompetitif seperti halnya di La Masia. Saya tidak membicarakan tentang rendahnya kualitas para pemain muda di sini. Sebab, struktur kompetisi yang bagus akan membantu klub membangun para pemain berkualitas," jelas Segura.

Diadopsi La Furia Roja
Kemajuan tim nasional Spanyol saat ini juga dianggap beberapa orang merupakan hasil sumbangan akademi La Masia. Bahkan, hal tersebut diakui legenda Madrid, Fernando Hierro. "La Masia sangat penting bagi Spanyol. Ada banyak pemain Barcelona yang sekarang menjadi pilar Spanyol. Kini, Spanyol bermain dengan filosofi bermain yang sama dengan Barcelona," ujar Hierro.

Pelatih Spanyol, Vicente Del Bosque, juga mengakuinya. "Saya pikir, La Masia telah memberikan kontribusi yang baik untuk Spanyol. Para pemain akademi telah berkembang lewat kerja keras yang dilakukan. Itu semua hasil dari bertahun-tahun investasi yang dilakukan sepak bola Spanyol," tandas Del Bosque.

Dengan pentingnya peran akademi La Masia bagi Barcelona hingga La Furia Roja, terdapat satu pertanyaan yang mungkin diharapkan pencinta sepak bola di Indonesia. Kapankah Indonesia memiliki akademi sepak bola seperti La Masia di Barcelona?

No comments:

Post a Comment