KOMPAStekno

KOMPAStekno


Nvidia Banderol GeForce GTX Titan Rp 15 Juta?

Posted: 18 Feb 2013 09:45 AM PST


KOMPAS.com - Gelar kartu gratis (VGA) PC desktop terkencang saat ini dipegang oleh GeForce GTX 690 dari Nvidia yang dilengkapi dua buah chip GPU keluarga "Kepler" dalam satu papan PCB.

Nah, gelar tersebut konon akan segera dialihkan pada sebuah kartu grafis baru dari Nvidia yang kabarnya akan dirilis antara tanggal 18 hingga 26 Februari mendatang, GeForce GTX Titan.

Berbeda dengan GeForce GTX 690, kartu grafis baru ini disinyalir akan menggunakan satu buah chip GPU berkode "GK110" yang dicomot dari kartu grafis kelas profesional Nvidia, yaitu Tesla K20 dan K20X.

Chip yang dibuat dengan proses fabrikasi 28nm ini dipersenjatai 2.688 CUDA cores dan memiliki frekuensi kerja 875 MHz. Tetapi pada GeForce Titan, clockspeed tersebut diperkirakan akan digenjot hingga 1019 MHz.

GPU super tentu membutuhkan frame buffer dalam jumlah besar, maka Nvidia pun bakal memadukan chip ini dengan memori on-board berkapasitas 6GB. Lebar bandwidth memori dikatakan bisa mencapai 512-bit atau dua kali lebih tinggi dibandingkan seri flagship sebelumnya.

Sayang, harga kartu grafis garang ini pun kabarnya akan sama mencengangkan dengan spesifikasi teknis yang diusung, diperkirakan mencapai kisaran 1600 dollar AS atau sekitar Rp 15,2 juta. Sebagai informasi, GeForce GTX 690 saat ini dijual sekitar Rp 9 juta.

Apakah kinerja GeForce GTX Titan akan seseram banderol harganya? Kita tunggu saja.

Mark Zuckerberg "Drop Out" dan Sukses, Perlu Ditiru?

Posted: 18 Feb 2013 08:48 AM PST

KOMPAS.com - Drop out alias berhenti kuliah. Banyak tokoh entrepreneur besar melakukan ini. Pada tahun 1974, pendiri Microsoft Corp., Bill Gates, berhenti kuliah untuk merintis bisnisnya yang kala itu masih berupa startup (perusahaan rintisan digital).

Begitu pula dengan pendiri Virgin Group, Richard Branson. Pria yang terkenal dengan jiwa petualangnya itu berhenti sekolah pada tahun 1966, saat usianya masih 16 tahun, demi merintis bisnis majalah pertamanya, Student Venture.

"Tadinya saya ingin menjadi editor atau jurnalis. Saya tidak sungguh-sungguh tertarik untuk menjadi seorang entrepreneur, tetapi saya sadar saya harus menjadi entrepreneur agar majalah saya bisa bertahan," kata Branson.

Selain Gates dan Branson, masih ada pendiri Oracle, Larry Ellison; pendiri Dell Computers Inc, Michael Dell; pendiri Apple Inc., Steve Jobs; dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Mereka berhenti kuliah untuk fokus merintis usaha.

Cerita tentang mereka membuktikan bahwa pendidikan bukanlah faktor utama yang menentukan kesuksesan para entrepreneur. Masih ada faktor-faktor lainnya. Tetapi, ini bukan berarti pula bahwa pendidikan bukan hal penting.

Menurut daftar 400 orang terkaya di Amerika Serikat, Forbes 400, yang dirilis pada 2012, terdapat "hanya" 63 entrepreneur yang drop out dari kampusnya. Mereka termasuk Bill Gates serta 2 co-founder Facebook, Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz. Jumlah itu hanyalah 15% dari jumlah miliarder yang ada dalam daftar. Sisanya lebih besar, yakni sebanyak 85%, menyelesaikan kuliah mereka.

Dalam daftar itu, terdapat 29 orang miliarder yang meraih gelar Master of Science. Di antara mereka adalah investor Warren Buffett; co-founder LinkedIn, Reid Hoffman; serta 2 co-founder Google, Sergey Brin dan Larry Page.

Pada dasarnya, yang membuat mereka menjadi orang besar adalah passion dan tekad mereka untuk melihat ide-idenya sukses dieksekusi. Mereka tidak takut gagal dan ingin melakukan hal-hal lebih, yang berbeda dari orang lain.

Seperti kata CEO dan co-founder Google, Larry Page, "Apa yang menarik dari bekerja jika hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengalahkan perusahaan lain yang melakukan hal yang sama dengan kita?"

Seseorang bisa saja sukses tanpa pendidikan formal. Tetapi, pelajaran di kampus atau sekolah bisnis tentunya akan memperkaya para mahasiswa dan calon entrepreneur dengan ilmu dan pengetahuan soal bisnis dan marketing.

Selain itu, ilmu dan gelar sarjana, apalagi yang didapat dari kampus ternama, bisa juga berperan menambah rasa percaya diri seseorang. Satu hal lagi yang tak kalah penting—belajar di perguruan tinggi juga dapat membuka network.

Sementara teori-teori dan simulasi bisnis yang diberikan ketika kuliah menjadi bekal yang berguna bagi entrepreneur atau calon entrepreneur, pada akhirnya pengalaman di dunia bisnis yang sesungguhnyalah yang akan menjadi guru yang paling hebat. Kesuksesan mereka ditentukan bagaimana mereka menghadapi tantangan dengan kreatif dan inovatif, bagaimana mereka bertahan dan berusaha bangkit ketika gagal.

Drop out demi merintis startup belum tentu keputusan yang bijak—kecuali jika bisnis yang dirintis tengah berkembang pesat, atau si pendiri punya jaringan yang luas, atau dia adalah orang jenius, atau sangat beruntung. Tetapi dalam bisnis, entrepreneur tidak mungkin mengandalkan keberuntungan saja, bukan?

BlackBerry Hengkang dari Tanah Air Samsung?

Posted: 18 Feb 2013 07:57 AM PST

KOMPAS.com - BlackBerry kemungkinan akan menghentikan kegiatan bisnisnya di Korea Selatan mulai akhir Februari 2013 mendatang. Keputusan diambil setelah melihat buruknya tingkat penjualan perangkat BlackBerry di Korea Selatan.

Salah satu imbasnya, apabila BlackBerry benar-benar memutuskan untuk hengkang dari Korea Selatan, ponsel BlackBerry 10 tidak akan dijual di negeri K-Pop tersebut.  

Kabar ini diungkapkan oleh media asal Korea Selatan, Yonhap, berdasarkan informasi dari sumber industri telepon seluler (ponsel) Korea.

BlackBerry memang kalah bersaing di pasaran ponsel Korea. Warga Korea Selatan lebih gemar menggunakan ponsel merek asli asal Korea, seperti Samsung dan LG, ditambah produk iPhone buatan Apple.

Selain itu, di Korea sendiri, hanya ada satu operator, SK Telecom, yang memasarkan produk BlackBerry. Hal tersebut seperti ingin menunjukkan rendahnya minat konsumen terhadap perangkat BlackBerry.   

BlackBerry sudah mengeluarkan tanggapannya melalui situs teknologi The Next Web. Dalam pernyataannya ini, BlackBerry sedikit menyanggah kabar tersebut.

"BlackBerry menikmati hubungannya dengan partner, SK Telecom, dan kami akan terus mendukung penjualan BlackBerry yang dilakukan partner tersebut di Korea. Kami akan terus menyediakan layanan dan kegiatan after-sales untuk pengguna BlackBerry di korea, baik itu untuk konsumen biasa dan pengguna bisnis," jelas pihak BlackBerry.

BlackBerry dikabarkan masih melakukan diskusi dengan SK Telecom terkait kehadiran BB Z10 di Korea, tetapi hingga saat ini keduanya masih belum menemukan kata sepakat.

Sebelumnya, BlackBerry sudah menyatakan tidak akan menjual Z10 di salah satu negara raksasa elektronik lainnya, Jepang. Keputusan tersebut diambil mengingat kecilnya pangsa pasar BlackBerry di Jepang, yaitu hanya 0,4 persen. 

Ngedib.com, Mal Online Khusus Kerajinan Tangan

Posted: 18 Feb 2013 07:44 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Pecinta produk kerajinan tangan kini bisa mencari produk buruannya secara online. Mal online Ngedib.com yang notabene adalah pemain baru dalam bisnis e-commerce di Indonesia, mencoba jadi pusat kerajinan tangan dari para pengusaha kreatif lokal.

Ngedib.com punya misi mengangkat nilai produk kerajinan tangan Indonesia agar lebih dihargai dan para pengusahanya mampu menguasai pasar lokal. Ngedib.com coba menyatukan para pengusaha kreatif kerajinan tangan agar berada dalam satu platform, tidak terpencar-pencar.

"Mencari produk kerajinan tangan Indonesia secara online saat ini terbilang susah, sementara banyak creativepreneur yang melakukan pengiriman produk langsung ke luar negeri," kata Taufik Hendra Gunawan, pendiri sekaligus CEO Ngedib.com.

Seperti halnya mal, dalam Ngedib.com terdapat pihak penjual dan pembeli. Pembeli yang ingin belanja diharuskan registrasi lebih dahulu. Di sana tersedia produk jenis tas wanita, tas anak, mainan anak, aksesori, perabot rumah, scrapbook, stationery, dan sebagainya.

Saat ini ada 13 pengusaha kreatif yang telah menjual produknya di Ngedib.com. Bulan Februari ini, akan ada 5 creativepreneur lagi yang bergabung.

Pengusaha yang ingin menjual produk di Ngedib.com, diharuskan mengisi formulir. Kemudian tim Ngedib.com akan berkunjung ke lokasi rumah atau tempat produksi kerajinan tangan pengusaha tersebut. Menurut Hendra, ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengusaha itu memproduksi barang kerajinan tangan sendiri.

"Kami ingin memastikan produk yang dijual itu asli buatan pihak pertama. Saat ini kami menghindari pihak yang menjual produk buatan orang lain," jelasnya dalam wawancara dengan KompasTekno, Rabu (13/2/2013).

Untuk membangun budaya belanja online dan meningkatkan kesadaran masyarakat pada produk kerajinan tangan, Ngedib.com bekerjasama dengan beberapa komunitas kreatif untuk menggelar workshop dan acara.

Selain itu, mereka juga memanfaatkan jejaring sosial Twitter untuk memberi kuis yang berhadiah kupon diskon belanja di Ngedib.com dan produk kerajinan tangan menarik.

Metode pembayaran yang ditawarkan Ngedib.com saat ini baru ada transfer bank untuk seluruh wilayah Indonesia, yang akan dilanjutkan dengan pengiriman barang. Untuk pembeli di Jakarta, bisa menggunakan metode pembayaran Cash on Delivery (CoD) atau pembayaran saat barang sudah diterima pembeli. Dalam beberapa bulan ke depan, Ngedib.com menjanjikan metode pembayaran yang bekerjasama dengan payment gateway, beberapa bank dan kartu kredit.

Sejak diluncurkan bulan November 2012, trafik rata-rata Ngedib.com berjumlah 400 pengunjung per hari. Transaksi per hari masih fluktuatif, paling kecil 5 transaksi per hari. Saat ini situs Ngedib.com masih berstatus alpha. Mereka akan meluncurkan versi penuh pada akhir tahun 2013.

Bikin Aplikasi BB10 Lebih Mudah Ketimbang Android

Posted: 18 Feb 2013 07:07 AM PST

WATERLOO, KOMPAS.com - Pembuatan aplikasi berbasis BlackBerry 10 diklaim lebih mudah dibanding membuat aplikasi serupa untuk perangkat Android.

Demikian dikatakan oleh Vice President of Global Alliances and Business Development BlackBerry, Marty Mallick kepada KompasTekno, di acara BlackBerry Media Summit, di Waterloo, Kanada.

"Kami (BlackBerry) tidak mempunyai masalah dengan fragmentasi. Kami adalah platform yang bersih, " katanya saat ditanya apa yang menjadi daya tarik BlackBerry 10 bagi pengembang aplikasi.

Ia membandingkan dengan pembuatan aplikasi Android, pengembang aplikasi harus menyediakan waktu yang lebih banyak karena adanya fragmentasi di Android.

Fragmentasi di Android muncul akibat beragamnya model perangkat Android, yang berbeda ukuran layar, resolusi layar, dan tampilan antarmukanya. Selain, fragmentasi diperparah dengan adanya beberapa versi Android yang berbeda.

Selain tak terfragmentasi, menurut Mallick, aplikasi BlackBerry 10 sangat fleksibel karena banyaknya tools yang bisa dipakai developer untuk membangun aplikasinya.

Pengembang aplikasi dapat memilih beberapa platform untuk membangun aplikasi BlackBerry 10, seperti HTML5, C/C++ Native, C++/QT Cascades, WebWorks, Adobe AIR, Java Android Runtime, atau Native SDK BlackBerry 10. Developer tinggal memilih bahasa pemrograman yang mereka kuasai.

BlackBerry Manjakan Developer

BlackBerry berambisi menambah terus jumlah aplikasi Blackberry 10 yang saat ini telah mencapai angka 70.000 aplikasi. Target terdekat adalah mencapai 100.000 aplikasi pada bulan Maret mendatang.

Untuk mencapai target ini, salah satu yang dilakukan oleh BlackBerry adalah "memanjakan" para pengembang aplikasi untuk membuat sebanyak mungkin aplikasi berbasis BlackBerry 10.

Selain menyediakan banyak tools pemrograman seperti disebut di atas, BlackBerry banyak melakukan membuat program khusus untuk para developer.

"BlackBerry telah mengadakan program khusus untuk developer, di mana mereka menjamin aplikasi BlackBerry 10 yang berkualitas akan mendapat pemasukan sebesar 10.000 dollar AS dalam satu tahun," ujar Vice President of Developer Relations and Ecosystems Development BlackBerry, Alex Saunder pada kesempatan yang sama.

Kalau itu tidak terjadi, RIM akan membayar jumlah selisih pendapatan sebenarnya hingga mencapai angka 10.000 dollar AS.

Pada sebuah acara bertajuk "Got Game Port-a-Thon", developer juga diiming-imingi uang 100 dollar AS untuk tiap aplikasi BlackBerry 10 yang dihasilkan dari porting aplikasi platform lain.

Pengertian porting di sini, pengembang tidak perlu mengubah total aplikasi game-nya. Pengembang cukup memodifikasi aplikasi buatannya yang sudah jalan di platform lain, misalnya di Android atau iOS, agar dapat dijalankan di perangkat berbasis BlackBerry 10.

Acara-acara khusus untuk para developer pun banyak digelar BlackBerry. Mulai dari BlackBerry Jam, Hackathon, meetup, dan workshop di 30 negara seluruh dunia, termasuk diantaranya Indonesia. 

No comments:

Post a Comment