KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Surya Paloh: Bangun Kembali Kebanggaan pada Seni dan Budaya Lokal!

Posted: 29 Sep 2013 11:52 AM PDT

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh menyampaikan sambutannya pada acara Launching Pendaftaran Calon Legislatif (Caleg) se-Indonesia di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (1/3/2013) malam. Partai politik dengan nomor urut 1 (satu) ini membuka pendaftaran seluas-luasnya bagi warga Indonesia yang hendak menjadi caleg di tingkat DPRD kota/kabupaten, DPRD provinsi hingga DPR RI. | TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

KEDIRI, KOMPAS.com — Maraknya budaya asing yang mewarnai ranah seni dan budaya di Indonesia dinilai menjadi gambaran nyaris gagalnya pemerintah memberi ruang apresiasi terhadap seni dan budaya Indonesia. Dampaknya pun melebar ke menjamurnya nilai materialistis.

"Ketoprak, wayang, ludruk, bahkan tari sedati di mana tempatnya? Kita perlu mempertanyakan karena ini khazanah budaya bangsa yang kita miliki," tegas Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di Kediri, Jawa Timur, Minggu (29/9/2013). Dia mengaku prihatin dengan derasnya produk budaya "impor" semacam gangnam style maupun K-Pop dan sejenisnya.

Menurut Paloh, ada krisis kebanggaan pada budaya lokal yang terjadi di masyarakat. Dampak dari kurangnya apresiasi terhadap seni dan budaya lokal, menurut Paloh, juga menjadi penyebab sikap masyarakat yang lebih berorientasi pada kesibukan yang terkait langsung dengan nilai materialistis sebagai konsumsi fisik. "Unsur konsumsi jiwa terabaikan," kecam dia.

Paloh pun berpendapat perlu ada penempatan strategis untuk para seniman dan budayawan. Dia mengatakan para seniman dan budayawan adalah pembentuk sistem nilai yang berfungsi sebagai simbol peradaban suatu bangsa.

Menurut Paloh, harus ada langkah konkret dari pemerntah untuk menggelorakan semangat kebanggaan seni bangsa agar tak tergerus arus globalisasi. "Agar membangun kembali rasa memiliki dan menanamkan rasa kebanggaan kita terhadap khazanah bangsa," imbuhnya.

Paloh hadir di Kediri dalam rangka memperingati 100 hari meninggalnya pesinden cilik Febriani Mega Saputri (13). Mega yang berasal dari Dusun Katang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, meninggal dalam kecelakaan sepeda motor saat membonceng ibunya, Sri Handayani. Dalam kecelakaan tunggal tersebut, Sri selamat.

Semasa hidup, Mega dikenal karena suaranya yang bagus dan kerap mendampingi dalang-dalang kondang. Peringatan 100 hari kematian Mega, kata Paloh, juga dapat dimaknai sebagai pengingat untuk semakin peduli terhadap kekayaan baik kesenian maupun kebudayaan bangsa. "Kalau tidak cepat dipanggil, saya pikir dia (Mega) akan menjadi aset yang berharga bagi bangsa," aku dia.

Editor : Palupi Annisa Auliani

JK: Karena Mesin Cuci, Perempuan Makin Aktif di Politik

Posted: 29 Sep 2013 10:38 AM PDT


KOMPAS.com
 — Kaum perempuan semakin besar perannya di bidang sosial dan politik karena didukung perkembangan teknologi, pendidikan, dan peraturan yang membuka kesempatan tersebut.

Demikian menurut mantan wakil presiden Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker dalam acara Pembekalan dan Perencanaan Kampanye Politik Menghadapi Pemilu 2014 bertajuk "Menang Bersama Perempuan" di Depok, Jawa Barat, Minggu (29/9/2013).

"Jadi kini perempuan makin berperan karena teknologi, karena mesin cuci, rice cooker, microwave, dan kulkas. Juga hadirnya supermarket," kata JK dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Menurut Ketua Palang Merah Indonesia itu, perempuan zaman dulu habis waktunya untuk mencuci, memasak, dan belanja.

"Sekarang berbeda. Pekerjaan rumah itu hanya sebentar saja. Sekarang Anda-anda belanja sore setelah kerja, cukup seminggu sekali," ujar JK disambut tawa hadirin yang di antaranya caleg perempuan.

Akibat situasi tersebut, lanjut JK, kepentingan perempuan makin besar, antara lain keinginan terlibat dalam banyak hal termasuk dalam bidang sosial dan politik.

Apalagi didorong kesempatan perempuan dalam menempuh pendidikan, dan peraturan yang menempatkan perempuan untuk mendapat kesempatan luas. Hal tersebut mendorong peran perempuan di publik makin besar.

"Belum lama saya ikut hadir di wisuda UI. Saya lihat, dari 8.000 wisudawan, 60 persen wanita, 1.500 cum laude, 70 persennya ternyata perempuan," urai JK.

"Indonesia tidak terlalu tertinggal. Kita bahkan unggul dibanding Amerika. Anggota kongres Amerika itu 17 persen perempuan, di Indonesia 18 persen. Senat di Amerika 20 persen perempuan sementara di Indonesia 28 persen," kata JK.

"Menteri perempuan kita ada 4, sementara Australia cuma punya 1. Tapi soal gubernur, kita kalah dari Amerika. Gubernur perempuan hanya 1 di Indonesia dari 35 provinsi. Di Amerika ada 6 gubernur perempuan dari 50 negara bagian," tambah JK.

Namun, menurut JK, untuk menjadi wakil rakyat di DPR, seorang perempuan bisa terpilih karena performa dan harapan yang diberikan. Orang terpilih perlu modal sosial bukan hanya spanduk. Modal sosial itu, kata JK, adalah peran perempuan di kegiatan-kegiatan sosial misalnya di posyandu, pesantren, dan lainnya. Seorang caleg perempuan harus mengabdi kepada masyarakat sehingga dikenal dengan baik.

"Uang perlu, tapi tak mutlak. Buktinya tak semua orang kaya terpilih. Justru trennya money politic makin tak populer," tandas JK. "Seperti Jokowi. Ia terpilih bukan karena spanduk, tapi modal sosial yang kuat."

JK juga berpesan bahwa saat ini orang makin percaya terhadap personal orang yang akan dipilih ketimbang partai apa yang ia wakili.

"Orang menilai dua hal, apa kelebihannya dan apa kekurangannya. Orang akan memilih dari selisih positif dan negatif itu. Orang menilai pribadi bukan partai. Lagi pula, perbedaan antara partai nasionalis dan religius makin tipis," kata JK.

JK melanjutkan bahwa menjadi pribadi yang jujur itu penting sekali. Namun, konsep jujur yang benar juga perlu diketahui.

"Orang jujur itu adalah orang yang diberi kekuasaan dan tetap jujur. Kalau tak punya kekuasaan dan jujur itu biasa saja," ujar JK.

Pesan JK kepada caleg-caleg perempuan adalah turun ke bawah dan bicara soal sosial. Mereka diharapkan memahami dan mempraktikkan strategi pacaran yakni popularity dulu dengan membuat orang tahu, lalu liability membuat orang suka, dan terakhir electability membuat orang percaya dan memilih.

"Contohlah Hj Aisyah Aminy (Anggota DPR RI) yang berkali-kali terpilih dan terbukti mempunyai peran sosial. Jangan seperti mereka yang berurusan dengan KPK sekarang," pesan JK.

JK juga menekankan bahwa perempuan harus maju di berbagai bidang supaya Indonesia juga maju.

"Tanpa peran perempuan, Indonesia seperti motor bermesin satu silinder. Lambat jalannya. Kalau wanita ikut aktif, (Indonesia) seperti motor dua silinder, lebih kencang melaju dan lebih reliable," tutup JK.

Editor : Tri Wahono

Ini Alasan Gita Jadi Model Iklan Kemendag

Posted: 29 Sep 2013 07:33 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta keberadaan foto dirinya dalam iklan Kementerian Perdagangan tak dijadikan polemik. Ia menyatakan, iklan tersebut telah beredar jauh hari sebelum dirinya menjadi peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.

"Saya kurang setuju dengan pandangan seperti itu (yang menentang). Tapi saya yakin saya bisa pertanggungjawabkan," kata Gita, Minggu (29/9/2013) malam, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.

Dalam iklan Kemendag yang beredar, kata Gita, pesan yang disampaikan jelas untuk mengajak masyarakat mencintai produk dalam negeri. Ia membantah jika iklan-iklan tersebut dikaitkan dengan Konvensi Partai Demokrat.

Lebih jauh, Gita menjelaskan bahwa keputusan memasang foto dirinya dalam iklan adalah untuk penghematan anggaran. Karena sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan, iklan-iklan tersebut memerlukan biaya besar sebagai kompensasi memajang model foto.

"Sebelum saya jadi Mendag (iklan) itu menggunakan model. Itu kan biayanya lebih tinggi dan untuk ini saya tidak dibayar sama sekali," tandasnya.

Sebelumnya, Direktur Lingkaran Madani (Lima) Ray Rangkuti melaporkan iklan Kementerian Perdagangan (Kemendag) kepada Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Ray menduga ada unsur kepentingan dalam iklan tersebut.

Editor : Glori K. Wadrianto

Hibur Relawan, Gita Wirjawan Gandeng Glenn Fredly

Posted: 29 Sep 2013 07:09 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan menunjukkan kemahirannya dalam memainkan piano di depan ratusan relawannya, di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2013) petang.

Tak sendiri, piano yang dimainkan Gita semakin asyik terdengar saat mengiringi lantunan lagu dari Glenn Fredly dan Saykoji. Glenn dan Saykoji menyanyikan lagu Padamu Negeri. Lagu yang dipilih terasa sangat tepat karena mampu membuat semua peserta yang hadir tergetar sekaligus terhibur.

Sebelum tampil bertiga di atas panggung, Gita dan Glenn telah lebih dulu berduet. Suasana yang semula riuh mendadak senyap karena Glenn menyanyikan lagu yang diminta Gita, Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari.

Sesaat sebelum mulai menyanyikan lagu tersebut, Glenn sempat memuji Gita yang dianggapnya sebagai pemimpin unik karena mampu memainkan musik dengan baik. Tak hanya itu, Glenn juga mengaku senang dan bangga dapat bernyanyi diiringi langsung oleh alunan piano Menteri Perdagangan tersebut.

"Baru kali ini ada pemimpin yang bermain musik dengan benar," kata Glenn dengan nada bercanda sesaat sebelum mulai bernyanyi.

Gita sengaja menggelar acaranya ini untuk menyapa para relawan. Acara digelar sekaligus sebagai ucapan syukur ulang tahun Gita ke-48 yang jatuh pada 21 September lalu. Gita menyapa para relawannya didampingi oleh istrinya, Yasmin Wirjawan.

Para relawan yang hadir tampak antusias mencoba berjabat tangan dan mencuri kesempatan berfoto bersama. Hadir juga dalam acara ini sejumlah tokoh lainnya, seperti Sekretaris Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Suaidi Marasabessy, peserta Konvensi Hayono Isman, sejumlah artis, budayawan, dan pebulu tangkis nasional.

Editor : Glori K. Wadrianto

Meski Kagum, Gita Mengaku Siap Tandingi Jokowi

Posted: 29 Sep 2013 06:59 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan secara terang-terangan mengaku mengagumi sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Baginya, Jokowi adalah tokoh yang memiliki atribut positif, dan popularitas tinggi.

Gita menuturkan, ia dan Jokowi adalah sahabat. Namun, sekalipun popularitas Jokowi terus meroket, Gita merasa tak khawatir karena yakin mampu menyamai popularitas Jokowi jelang bergulirnya waktu Pemilihan Umum Presiden tahun depan.

Hal itu diungkapkan Gita dalam acara ramah tamah bersama para relawannya, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2013) malam.

Menteri Perdagangan ini menuturkan, siasat paling nyata untuk menyamai popularitas Jokowi adalah dengan cara sering terjun dan tampil ke hadapan publik. Tapi ia berjanji akan memegang teguh tugas pokok dan fungsi sebagai seorang pejabat negara.

"Saya harus meningkatkan popularitas saya, dan itu sangat bisa dilakukan bila saya sering tampil ke depan rakyat," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gita telah remsi menjadi peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Rangkaian kegiatan konvensi telah berjalan dan dimulai dengan mengenalkan para pesertanya ke hadapan publik.

Sedangkan untuk Jokowi, ia adalah kader PDI Perjuangan yang dianggap potensial memenangkan Pilpres tahun depan. Sebagai partai yang menaunginya, PDI Perjuangan belum memutuskan apakah Jokowi akan diusung di tahun depan.

Editor : Glori K. Wadrianto

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Di Hadapan Relawannya, Gita Janji Prioritaskan Empat Hal

Posted: 29 Sep 2013 06:48 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan menyapa para relawannya di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2013) petang.

Dalam acara itu, dengan lantang dan penuh percaya diri Gita menyampaikan empat janji yang menjadi prioritas bila dirinya terpilih menjadi Presiden Indonesia.

Janji pertamanya adalah menguatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus dengan pemerataannya. Menurutnya, hal ini menjadi penting karena pertumbuhan ekonomi tak akan dirasakan oleh masyarakat bila masih ada kesenjangan yang tinggi.

Atas dasar itu, pemerataan pertumbuhan ekonomi diyakininya akan terealisasi dengan persiapan infrastruktur yang memadai.

Kedua, kata Gita, di bidang penegakan hukum, dan jaminan keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Menteri Perdagangan ini menolak jika keadilan hanya dimiliki dan dirasakan oleh kubu yang bermodal, tapi harus juga dirasakan oleh masyarakat yang terpinggirkan, dan kelompok minoritas.

"Ini bisa terealisasi bila penegak hukum berwibawa, tentu hanya dengan integritas," kata Gita disambut tepuk riuh para relawannya.

Selanjutnya, Gita menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritasnya yang ketiga. Anggaran sebesar 20 persen yang digelontorkan pemerintah melalui APBN dianggapnya harus dapat dimanfaatkan sebagai modal utama dalam bersaing dengan bangsa lain.

Dia menegaskan, seorang pemimpin harus membuat kebijakan pendidikan yang tepat sasaran. Ia juga berjanji akan proaktif menyisir dan tegas menyisir subsidi pendidikan yang selama ini hanya menguntungkan kelompok tertentu bila kelak terpilih sebagai presiden.

"Kita harus realistis, kita harus bisa bandingkan diri kita dengan siapapun yang akan jadi saingan kita, negara maju, dan berkembang seperti India dan Tiongkok. Ke depan, kita harus bisa bersaing dengan mereka," tegas Gita.

Terakhir, Gita berjanji merawat kemajemukan yang dimiliki oleh Indonesia. Ia berjanji perlindungan untuk masyarakat akan berjalan adil, tidak condong membela yang lebih kuat, dan membiarkan kelompok mayoritas terus menggerus ruang hidup dan ekspresi kaum minoritas. "Kemajemukan harus bisa dirasakan oleh siapapun. Kita punya kontrak dengan penerus bangsa, Indonesia harus jauh lebih baik," tandasnya.

Editor : Glori K. Wadrianto

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Syukuran Ultah, Gita Sapa Relawannya

Posted: 29 Sep 2013 05:46 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan menyapa para relawannya, di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2013). Dalam kesempatan ini, acara sekaligus digelar sebagai ucapan syukur ulang tahun Gita ke 48 yang jatuh pada 21 September lalu.

Mengenakan batik berwarna biru, Gita menyapa para relawannya didampingi oleh istrinya, Yasmin Wirjawan. Para relawan yang hadir nampak antusias mencoba berjabat tangan dan mencuri kesempatan berfoto bersama.

"Oh iya, bisa juga (syukuran ultah)," kata Gita saat ditanya mengenai alasan menggelar acara ramah tamah dengan para relawannya.

Saat tiba di lokasi, Gita sempat berkeliling dan mencicipi beberapa makanan khas Indonesia yang tersedia. Tepuk tangan riuh langsung terdengar saat Menteri Perdagangan ini menampakkan diri di sekitar panggung utama.

Hadir juga dalam acara ini sejumlah tokoh lainnya, seperti Sekretaris Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Suaidi Marasabessy, peserta konvensi Hayono Isman, sejumlah artis, budayawan, dan pebulutangkis nasional.

Editor : Wisnubrata

Acara Gita Wirjawan Diawasi Komite Konvensi

Posted: 29 Sep 2013 05:01 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Suaidi Marasabessy hadir dalam acara yang digelar peserta konvensi Gita Wirjawan, di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Minggu (29/9/2013) petang.

Suaidi mengaku hadir untuk mengawasi jalannya acara tersebut. Ditemui di lokasi, Suaidi menyatakan, pengawasan yang dilakukannya juga merupakan bentuk dukungan moril dari komite untuk peserta konvensi.

Bila digelar terencana dan terjadwal, komite akan selalu hadir dalam acara yang digelar oleh peserta konvensi. "Ini bagian partisipasi dukungan moril, selama diundang, kita akan hadir," kata Suaidi.

Suaidi juga menegaskan, dalam acara ini, Gita diberi kebebasan bila ingin menyampaikan orasi politik di depan ratusan relawannya. Pasalnya, tak ada aturan yang melarang untuk semua peserta konvensi melakukan langkah politik selama hal itu berjalan tanpa menabrak regulasi yang ada.

"Ini kan terkait peserta konvensi, dalam aturan teknis tak dilarang (sampaikan orasi politik)," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Gita Wirjawan menggelar acara untuk menyapa para relawannya. Acara ini digelar sekaligus digelar sebagai ucapan syukur ulang tahun Gita ke 48 yang jatuh pada 21 September lalu.

Gita menyapa para relawannya didampingi oleh istrinya, Yasmin Wirjawan. Para relawan yang hadir nampak antusias mencoba berjabat tangan dan mencuri kesempatan berfoto bersama.

Hadir juga dalam acara ini sejumlah tokoh lainnya, seperti Sekretaris Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Suaidi Marasabessy, peserta konvensi Hayono Isman, sejumlah artis, dan pebulutangkis nasional.

Editor : Glori K. Wadrianto

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

No comments:

Post a Comment