KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Demokrat: SBY Tak Hadir Agar Peserta Konvensi Bebas Berekspresi

Posted: 15 Sep 2013 09:58 AM PDT

- Ketua Harian Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan mengungkapkan bahwa Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sengaja tidak hadir dalam acara penyampaian visi dan misi 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013). Menurut dia, SBY khawatir peserta tidak akan bebas berekspresi jika disaksikan langsung olehnya.

"(SBY tidak hadir) supaya para calon betul-betul bisa berekspresi dengan visi dan misi mereka. Jadi tidak ada rasa sungkan," ujar Syarif seusai acara perkenalan tersebut. Dia mengatakan, keputusan SBY untuk tidak hadir justru menunjukkan dukungannya kepada 11 calon.

Menurut Syarief, SBY tetap mengikuti acara perkenalan tersebut dengan menonton televisi dari kediamannya. "Beliau betul-betul mendukung 11 calon. Itu kan bebas. Kalau bapak datang takutnya ada rasa sungkan. Tapi beliau mengikuti, kok. Jadwalnya memang ada. Ya, memang untuk memberi kebebasan saja. Setelah dianalisa, ternyata lebih bagus kalau begitu. Penyampaiannya jadi lebih hidup," terang Syarief.

Juru bicara Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Rully Charis menambahkan, SBY ingin menghilangkan kesan formal yang berlebihan pada perkenalan peserta itu. Peserta konvensi harus terlihat lebih menonjol pada acara tersebut. "Ini sesuai dengan pesan beliau bahwa malam ini yang menjadi bintang adalah para peserta konvensi, bukan majelis tinggi, pengurus partai dan komite konvensi," kata Rully.

Sebelas peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat menyampaikan visi dan misinya di hadapan petinggi partai dan seluruh tamu undangan selama sekitar 5 menit, Minggu (15/9/2013). Petinggi Partai Demokrat yang hadir antara lain Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Evert Ernest Mangindaan, dan Roy Suryo.

Secara berturut-turut peserta konvensi menyampaikan visi dan misi itu adalah 1) Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan); 2) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat); 3) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat); 4) Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah); 5) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat); 6) Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina); 7) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara): 8) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI); 9) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan); 10 Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat); 11)Dahlan Iskan (Menteri BUMN).

Didukung Jadi Capres, Suryadharma Minta Waktu 2 Bulan

Posted: 15 Sep 2013 08:08 AM PDT


SEMARANG, KOMPAS.com - Berbagai dukungan kepada Ketua umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali untuk mencalonkan diri sebagai presiden terus bermunculan. Menanggapi hal itu, Suryadharma Ali masih belum bisa memberikan jawaban apa pun.

Ia mengatakan, dirinya perlu benar-benar mengetahui seberapa kuat dukungan internal. Hal itu bisa diperoleh saat Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) PPP pada November mendatang. Menurut Suryadharma, penetapan capres dan cawapres akan berlangsung dalam kegiatan itu.

"Kasih waktu saya dua bulan lagi (untuk menjawab)," kata Suryadharma Ali sambil tersenyum usai menghadiri acara 'Pengukuhan dan pembekalan Caleg DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota PPP se-Jateng' di Hotel Patra Jasa Semarang, Minggu (15/9/2013).

Baginya, untuk maju jadi capres bukan hal yang mudah karena memerlukan pertimbangan yang matang. Soal dukungan, Suryadharma mengklaim, beberapa daerah yang sudah memintanya maju menjadi calon presiden, antara lain Sumatera, NTB, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Beberapa provinsi sudah meminta saya untuk maju. Sampai saat ini saya belum beri jawaban apa-apa karena perlu mendapat informasi yang lebih banyak lagi," katanya.

informasi yang perlu diketahuinya, lanjut Suryadharma, adalah tentang pengukuran jumlah dukungan internal ataupun eksternal. Menurutnya, proses harus dimulai dari internal.

Editor : Caroline Damanik

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

SBY Tak Hadiri Acara Konvensi, Kelelahan?

Posted: 15 Sep 2013 08:05 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak menghadiri acara pengenalan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013).

Yudhoyono sebelumnya memang sudah dijadwalkan untuk menghadiri acara penyampaian visi dan misi oleh para peserta konvensi tersebut. Namun, sampai acara dimulai, dia belum juga terlihat.

Ketua Komite Konvensi Demokrat Maftuh Basyuni memperkirakan, Yudhoyono tidak hadir karena kelelahan. Seperti diketahui, SBY baru saja pulang dari acara Sail Komodo 2013.

"Mungkin Pak SBY kelelahan, baru pulang dari pulau komodo," kata Maftuh usai acara selesai.

Namun Maftuh juga menilai, ketidakhadiran Yudhoyono bisa juga disebabkan karena dia ingin memberikan ruang kepada para peserta konvensi untuk berorasi di hadapan publik. "Bisa juga karena memberi kebebasan kepada para-para peserta untuk mengeluarkan unek-uneknya," tambah Maftuh.

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengatakan bahwa Presiden RI itu memilih untuk memantau penyampaian visi dan misi para peserta dari kediamannya.

"Pak SBY memantau di rumah," kata pria yang akrab dipanggil Ibas itu.

Acara penyampaian visi dan misi ini dihadiri beberapa petinggi Partai Demokrat, diantaranya Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Evert Ernest Mangindaan, dan Roy Suryo, Ketua DPP Sutan Bhatoegana.

Sebelumnya diberitakan, 11 peserta Konvensi akan memperkenalkan diri ke hadapan publik di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, hari ini. Dalam acara tersebut, setiap peserta akan berorasi menyampaikan visi dan misinya di hadapan media dan tamu undangan.

Setelah perkenalan, setiap peserta akan menyosialisasikan diri masing-masing ke hadapan publik dari September hingga Desember 2013. Ke-11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat adalah:

1) Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan);
2) Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina);
3) Dahlan Iskan (Menteri BUMN);
4) Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat);
5) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI);
6) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan);
7) Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah);
8) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat);
9) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat);
10) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat);
11) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).

Editor : Glori K. Wadrianto

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

IPW: 33 Pejabat Polri Penerima Dana Labora Belum Tersentuh

Posted: 15 Sep 2013 07:12 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com -
Penyidikan kasus dugaan korupsi dengan tersangka Aiptu Labora Sitorus, anggota Polres Raja Ampat, Papua, oleh Kepolisian dipertanyakan. Lima bulan berlalu, Kepolisian belum juga menyentuh para pejabat Polri yang diduga menikmati hasil korupsi Labora.

"Komitmen Kepolisian dalam penuntasan kasus Aiptu Labora hanya omong kosong," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane di Jakarta, Minggu ( 15/9/2013 ).

Neta mengungkapkan, berdasarkan data yang diperoleh pihaknya, dari Januari 2012 hingga Maret 2013 , Labora menyetor uang kepada 33 pejabat Polri. Mereka yang menerima mulai dari Kepala Pospol, Kepala Polsek, Kepala Polres, Propam, Direktur, Ajudan Kapolda, Kapolda Papua, hingga pejabat di Mabes Polri.

"Dalam 15 bulan itu, kata dia, Labora mengalirkan dana ke mereka hingga total Rp 10,9 miliar. Ia mengaku memiliki data rekening para penerima uang itu. Aliran dana tersebut diberikan melalui tunai dan transfer," kata Neta.

Neta lalu mengutip pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman yang menegaskan bahwa siapa saja penerima aliran dana dari Labora bisa dipidana. Ternyata, kata dia, janji Sutarman itu hanya isapan jempol.

"IPW mendesak Mabes Polri bersikap konsisten, siapa saja yang menerima aliran dana dari Labora hasus diproses secara hukum dan ditahan karena terlibat pencucian uang," pungkas Neta.

Seperti diberitakan, Polda Papua dan Bareskrim Polri telah memeriksa lebih dari 70 orang saksi. Kasus itu bermula dari laporan PPATK bahwa ada transaksi mencurigakan di rekening milik Labora. Akumulasi transaksi sejak 2007 hingga 2012 mencapai Rp 1,5 triliun.

Setelah diselidiki, Labora disangka melakukan penimbunan bahan bakar minyak ilegal, pembalakan liar, dan pencucian uang. Labora juga sudah melaporkan soal setoran kepada para pejabat Polri kepada Komisi Pemerantasan Korupsi.

Editor : Caroline Damanik

Ruhut: Anas Kok Masih Didengarkan?

Posted: 15 Sep 2013 07:04 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai bahwa pernyataan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, tak patut dipercaya. Hal ini diungkapkan Ruhut dalam menanggapi pernyataan Anas yang mengatakan bahwa pemenang konvensi Partai Demokrat akan sulit memenangkan Pemilu Presiden 2014.

"Anas kok masih didengarkan? dia itu tinggal menghitung hari," kata Ruhut di tengah-tengah acara 100 Hari Wafatnya Taufiq Kiemas, Minggu (15/9/2013) di Jakarta.

Ruhut menyindir Anas yang menurutnya tinggal menghitung hari menunggu penahanan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

"Sekarang mana ada tersangka di KPK tidak dipenjara?" ujar Ruhut lagi.


Oleh karena itulah, Ruhut enggan menanggapi terlalu jauh pernyataan Anas tersebut. Ruhut juga menilai bahwa konvensi ini sekaligus menepis anggapan miring terhadap Partai Demokrat. Elektabilitas yang semula anjlok perlahan mulai merangkak naik. Ruhut bahkan berani menyebut bahwa Demokrat di akhir tahun ini bisa meraih elektabilitas sebesar 15 persen.

"Kalau sudah 15 persen, pemilu legislatif nanti kami bisa targetkan 20 persen," ujarnya.

Sebelumnya, Anas menyatakan bahwa siapa pun pemenang konvensi tersebut akan sulit memenangkan Pemilu Presiden 2014. Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu juga berkomentar seputar peluang Gubernur DKI Jakarta Jokow Widodo (Jokowi) untuk memenangkan Pemilu Presiden 2014.

Menurut hasil sejumlah survei, tutur Anas, nama Jokowi memang terdepan dalam bursa capres 2014. Namun, kata Anas, peluang Jokowi tersebut masih bisa berubah tergantung dinamika perpolitikan di Tanah Air.

"Kan pilpresnya masih 10 bulan lagi, tentu kemungkinan dinamika dan fluktuasi itu muncul," ujarnya seusai meluncurkan organisasi masyarakat yang digagasnya, bernama Pergerakan Indonesia, di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta, siang tadi.

Hari ini, sebelas peserta konvensi akan memperkenalkan diri ke hadapan publik di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Dalam acara tersebut, setiap peserta akan berorasi menyampaikan visi dan misinya di hadapan media dan tamu undangan.

Acara tersebut rencananya akan dihadiri oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, kader-kader Partai Demokrat, hingga ketua umum partai-partai sahabat. Setelah perkenalan, setiap peserta akan menyosialisasikan diri ke hadapan publik dari September hingga Desember 2013.

Ke-11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat adalah:
1) Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan);
2) Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina);
3) Dahlan Iskan (Menteri BUMN);
4) Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat);
5) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI);
6) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan);
7) Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah);
8) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat);
9) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat);
10) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat);
11) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).

Editor : Caroline Damanik

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penyampaian Visi-Misi, 11 Peserta Konvensi PD Diberi Waktu 5 Menit

Posted: 15 Sep 2013 06:35 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - 11 peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat (PD) menyampaikan visi dan misinya di hadapan petinggi partai dan seluruh tamu undangan di Puri Agung Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013) malam.

11 peserta itu diberi waktu masing-masing lima menit untuk menyampaikan visi misinya. Tampak hadir dalam acara ini, Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik, Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Evert Ernest Mangindaan, dan Roy Suryo.

Ketua Komite Konvensi Capres Partai Demokrat, Maftuh Basyuni mengatakan, pemenang konvensi ini akan ditentukan oleh hasil survei. "Setelah hasil survei diterima, kemudian dilaporkan ke Majelis Tinggi untuk mendapatkan ketetapan. Jadi memang tidak bisa menentukan tanpa adanya laporan dari tim pemantau terlebih dahulu," kata Maftuh saat membuka acara tersebut.

Semua peserta mengenakan setelan celana dan jas hitam yang membalut kemeja putih. Mereka juga mengenakan peci hitam dan dasi merah. Satu per satu dipanggil ke atas panggung. Masing masing peserta juga membawa massa pendukungnya. Mereka bersorak ketika nama para peserta disebutkan.

Saat berita ini ditayangkan, acara masih berlangsung.

Secara berturut-turut yang menyampaikan visi dan misi itu adalah
1. Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan)
2. Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat)
3. Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat)
4. Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah)
5. Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat)
6. Anies Baswedan (cendikiawan)
7. Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara)
8. Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI)
9. Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan)
10. Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat)
11. Dahlan Iskan (Menteri BUMN).

Editor : Glori K. Wadrianto

Suporter Bakal Capres Heboh di Acara Konvensi Demokrat

Posted: 15 Sep 2013 06:10 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kehebohan sempat terjadi di acara perkenalan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (15/9/2013). Saat satu per satu peserta konvensi dipanggil secara bertahap untuk naik ke atas panggung, sontak setiap pendukungnya bersorak.

Namun setelah nama terakhir dipanggil, sorakan-sorakan tersebut belum juga berhenti. Ternyata sorakan tersebut belum berhenti karena para pendukung tersebut saling menyoraki pendukung peserta lainnya. Mereka berlomba mengadu suara mengelu-elukan peserta yang didukungnya.

Sorak-sorai baru berhenti setelah Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni, yang menjadi pembicara pada saat itu, menegur para pedukung peserta konvensi tersebut dengan keras.

"Tolong diam!" tegas maftuh dengan nada cukup keras hingga perlahan-lahan membuat para pendukung peserta konvensi tersebut terdiam.

Maftuh kemudian mengingatkan para pendukung tersebut untuk mendukung dengan sopan dan berkompetisi secara jujur serta tidak saling jegal.

"Pada pertemuan 11 September, ketua majelis tinggi berpesan untuk melakukan kompetisi dengan baik. Tidak boleh saling jegal. Kita harus bisa menunjukkan untuk bersikap teratur dan bekerjasama dengan baik," jelas Maftuh.

Sebelumnya diberitakan, sebelas peserta Konvensi akan memperkenalkan diri ke hadapan publik di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, hari ini. Dalam acara tersebut, setiap peserta akan berorasi menyampaikan visi dan misinya di hadapan media dan tamu undangan.

Acara tersebut rencananya akan dihadiri oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, kader-kader Partai Demokrat, hingga ketua umum partai-partai sahabat. Setelah perkenalan, setiap peserta akan menyosialisasikan diri masing-masing ke hadapan publik dari September hingga Desember 2013.

Ke-11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat adalah:
1) Ali Masykur Musa (anggota Badan Pemeriksa Keuangan);
2) Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina);
3) Dahlan Iskan (Menteri BUMN);
4) Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat);
5) Endriartono Sutarto (mantan Panglima TNI);
6) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan);
7) Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah);
8) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat);
9) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat);
10) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat);
11) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).

Editor : Caroline Damanik

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Warga Sebenarnya Sudah Tahu Ada Orang Disekap, tetapi Tak Lapor

Posted: 15 Sep 2013 06:03 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com - Saat terjadi penyekapan, polisi menyebutkan bahwa warga sekitar sebenarnya mengetahui peristiwa tersebut. Akan tetapi, warga enggan untuk melaporkannya lantaran takut terhadap preman itu.

"Warga sekitar sebenarnya tahu (aksi penyekapan), karena di depan TKP (tempat kejadian perkara) terdapat warung. Kanannya bengkel, kirinya WC umum. Ini janggal," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, Minggu (15/9/2013).

Menurut Hengki, saat disiksa dan disekap, korban berteriak-teriak. Teriakan korban tersebut memungkinkan warga pemukiman padat di sekitar Apartemen Kedoya untuk mendengarnya.

Hengki mengaku akan terus mendalami kasus ini dan akan memeriksa warga sekitar yang enggan melaporkan kejadian tersebut.

"Warga yang tidak melaporkan akan kami periksa," tambahnya.

Seorang pedagang kopi yang berjualan di sekitar pintu tol Kebun Jeruk, H (46) menjadi korban penyekapan dan penganiayaan oleh kelompok preman yang diduga merupakan anak buah Rozario Marchal atau Hercules. H dianiaya lantaran tidak memberikan sejumlah uang yang diminta oleh para pelaku. Korban disekap di sebuah bedeng padat penduduk di samping Apartemen Kedoya, Jakarta Barat.

Satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, yaitu Frangky Danger Manu (20) pelaku penyekapan dan penyiksaan keji pedagang kopi tersebut. Saat ini polisi masih mengejar dua tersangka lainnya yang masih belum tertangkap.

Editor : Caroline Damanik

No comments:

Post a Comment