KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Dua Jam, Lokasi Penembakan Aipda Anumerta Sukardi Diolah Ulang

Posted: 24 Sep 2013 12:09 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian melakukan reka ulang di tempat kejadian perkara (TKP) kembali di lokasi penembakan Aipda (anumerta) Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (24/9/2013), sekitar pukul 22.00 WIB. Selama reka ulang TKP yang berlangsung selama dua jam ini, awak media tidak diizinkan mendekati lokasi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, penjagaan ketat dilakukan aparat bersenjata lengkap yang menutup akses ke lokasi penembakan. Petugas forensik melakukan pemetaan dan pengukuran titik-titik lokasi penembakan.

Tiga tanda lingkaran dengan angka penanda dibubuhkan persis di pinggir trotoar yang berdekatan dengan pintu di dekat lokasi parkir KPK. Dua titik di antaranya berada di tepi dekat trotoar ditandai dengan lingkaran angka 1 dan 2. Selain itu, ada dua lingkaran lain yang diberi tanda silang dan huruf D.

Beberapa petugas yang ditemui enggan menjelaskan arti dari lima titik yang dimaksud. Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Slamet Ryanto dan Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan turut mendatangi lokasi tersebut, tetapi tak berbicara kepada wartawan.

Seorang perwira Reserse Mobile (Resmob) Polda Metro Jaya yang ditemui mengatakan, polisi melakukan olah TKP kembali di lokasi tersebut tanpa penjelasan lebih lanjut. "Nanti sama Pak Dir atau Pak Kasubdit saja," ujarnya. Selama proses tersebut, jalur lambat Jalan Rasuna Said yang berada tepat di depan Gedung KPK ditutup.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Di Media Sosial, Dahlan Ungguli 10 Peserta Konvensi

Posted: 24 Sep 2013 09:51 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Dahlan Iskan paling banyak didukung sebagai calon presiden 2014 oleh kalangan pengguna media sosial dibanding peserta lain di Konvensi Capres Partai Demokrat. Hal itu terlihat dari analisis media sosial terkait calon presiden yang dilakukan PoliticaWave.com.

"Dukungan pengguna social media terhadap Dahlan mencapai 26,08 persen," kata Direktur PoliticaWave.com Jose Rizal saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/9/2013). Dia mengatakan, angka itu hasil pemantauan media sosial sejak 1 Maret sampai 31 Agustus 2013.

Persentase dukungan untuk tokoh lainnya berturut-turut ialah Anies Baswedan (20,61 persen), Gita Wirjawan (12,27 persen), Marzuki Alie (12,26 persen), Irman Gusman (9,09 persen), Pramono Edhie Wibowo (6,93 persen), dan Hayono Isman (6,64 persen). Lalu, Dino Patti Djalal (2,63 persen), Ali Masykur Musa (2,09 persen), Sinyo Harry Sarundajang (1,18 persen), dan Endriartono Sutarto (0,22 persen).

Jika dilihat dari sentimen netizen dalam pembicaraan di media sosial, Dahlan paling banyak dibicarakan positif. Adapun sentimen netizen terhadap tokoh lainnya mayoritas masih netral.

Elektabilitas Partai Demokrat, ujar Jose, juga terlihat melalui pembicaraan di media sosial. Ketika awal pembentukan Komite Konvensi atau selama Agustus 2013, kata dia, publik memberi pandangan positif terhadap Demokrat.

Dibanding parpol peserta pemilu lainnya, elektabilitas Demokrat saat itu berada di posisi paling atas dengan angka 46,69 persen. Namun, elektabilitas tersebut langsung anjlok ketika beberapa tokoh menolak tawaran ikut konvensi, seperti Jusuf Kalla dan Mahfud MD. "Mungkin para peserta konvensi tidak sesuai dengan ekspektasi publik," kata Jose.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Polisi Reka Ulang Penembakan Aipda Sukardi di Depan KPK

Posted: 24 Sep 2013 09:32 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian melakukan reka ulang penembakan Aipda (anumerta) Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (24/9/2013) malam. Reka ulang akan menggambarkan kronologi penembakan Sukardi.

"Itu ada reka ulang oleh tim Polda, tentang posisi yang pasti dari korban, pelaku dan proses penembakan terjadi," tulis Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto melalui pesan singkat, Selasa (24/9/2013) malam. Reka ulang dimulai pada pukul 21.30 WIB.

Sebelumnya, Rikwanto menjelaskan reka ulang dilakukan berdasarkan analisis dari kamera closed-circuit television (CCTV), keterangan saksi sopir truk, orang terdekat di lokasi kejadian, dan saksi lainnya.

Sementara berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebelumnya, Rikwanto mengatakan, tim sudah menemukan tiga selongsong peluru di lokasi kejadian. Temuan selongsong itu, imbuh Rikwanto, sudah diuji balistik di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.

Untuk diketahui, Sukardi ditembak pelaku tak dikenal ketika mengawal konvoi enam truk memuat material eskalator untuk pembangunan Rasuna Tower di Jakarta Selatan dari Plumpang, Jakarta Utara.

Korban yang mengendarai sepeda motor Honda Supra B 6671 TXL dipepet sepeda motor pelaku dan satu pelaku yang tengah dibonceng menembak korban hingga tewas. Senjata korban pun turut diambil.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Jenazah korban dimakamkan di TPU Kemiri, Rawamangun, Jakarta Timur, diiringi upacara militer.

Editor : Palupi Annisa Auliani

PDI-P Didesak Segera Tetapkan Capres

Posted: 24 Sep 2013 08:55 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden di Pemilu 2014 berada di urutan teratas dalam survei berbagai lembaga survei. Jokowi juga paling banyak diberitakan di media online serta paling banyak dibicarakan oleh pengguna media sosial.

Padahal, sampai sekarang Jokowi belum dipastikan bakal menjadi capres. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang punya kewenangan menetapkan capres-cawapres PDI-P belum juga menentukan sikap.

Rupanya, kondisi itu membuat tim sukses bakal capres Gita Wirjawan gusar. Ade Armando, salah satu anggota tim sukses Gita, meyakini Jokowi bakal menang jika pemungutan suara pilpres dilakukan saat ini. Tidak ada tokoh lain yang bisa mengalahkan Jokowi.

"Tapi kan Jokowi belum tentu maju. PDI-P pertegaslah supaya orang-orang yang enggak punya peluang tidur-tidur saja," kata Ade saat acara jumpa pers pemaparan hasil analisis media sosial tentang capres 2014 oleh PoliticaWave.com di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto mengatakan, apa yang ada di media sosial tentang Jokowi memang merupakan realitas. Saat kampanye sebagai calon wali kota Bogor beberapa waktu lalu, Bima mengaku sempat bertanya kepada warga siapa capres yang didukung. Sebanyak 90-an persen warga Bogor yang dia tanya mengaku mendukung Jokowi.

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, Jokowi mendulang dukungan besar lantaran merupakan antitesis dari politikus yang selama ini dikenal publik seperti kotor dan arogan. Sosok Jokowi yang sederhana kemudian bisa dinikmati di media sosial.

Politikus PDI-P, Zuhairi Misrawi, menyatakan, ada fenomena Jokowi di tengah masyarakat. Sosok Jokowi sudah dicalonkan oleh rakyat meski PDI-P belum menetapkan capres. PDI0P, kata dia, tentu mempertimbangkan pandangan publik itu.

Sebelum Jokowi muncul, Zuhairi berpendapat, Indonesia memiliki banyak capres, tetapi tidak ada sosok pemimpin. Kini, ia menilai sosok pemimpin hanya ada di Jokowi. Ada tiga alasan dari penilaiannya itu.

"Pertama, Jokowi orang baik. Rekam jejaknya ada kebajikan. Kedua, ada kebijakan yang dirasakan rakyat seperti Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar. Ketiga, yang menarik blusukan-nya. Jadi pemimpin harus ada aksi," pungkas dia.

Editor : Hindra Liauw

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Di Media Sosial, Ical Paling Banyak Dibicarakan Negatif

Posted: 24 Sep 2013 08:27 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pembicaraan negatif oleh pengguna media sosial terhadap bakal calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical, paling banyak dibanding tokoh lain. Hal itu terlihat dari analisis media sosial terkait calon presiden yang dilakukan PoliticaWave.com.

Direktur PoliticaWave.com Jose Rizal mengatakan, selama periode 1 Maret-31 Agustus 2013, percakapan tentang Ical di media sosial mencapai 112.146 atau tiga persen dari total percakapan tentang capres. Namun, sebanyak 44 persen di antaranya bernada negatif. Sebanyak 47 persen lainnya netral dan 9 persen menanggapi positif.

Apa saja pembicaraan bernada negatif terkait Ical? Jose menjelaskan, Ical dianggap bertanggung jawab atas bencana lumpur Lapindo, Sidoarjo. Selain itu, Ical dianggap memanfaatkan media miliknya untuk kampanye sebagai capres.

Publik juga menanggapi negatif soal isu Ical terlilit banyak utang dan perusahaannya bakal bangkrut. Hal lain yang dibicarakan, yakni Partai Golkar bakal mengevaluasi pencapresannya serta isu penggulingannya dari posisi Ketua Umum DPP Golkar.

"Partai dianggap tidak jalan menyosialisasikan Ical dan kedatangannya ditolak oleh mahasiswa di beberapa daerah," kata Jose saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Di sisi lain, banyak pula isu positif yang dibicarakan netizen terkait Ical. Contohnya, Ical dianggap sebagai salah satu capres potensial oleh tujuh purnawirawan jenderal TNI, Ical salah satu capres terkuat versi survei LSI, Ical sering melakukan safari ke daerah, Ical memiliki basis relawan yang cukup aktif, Ical aktif memberi kuliah kewirausahaan, dan Ical dianggap sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia.

Bagaimana pembicaraan netizen terhadap tokoh lain? Berikut hasil analisis PoliticaWave:

- Anies Baswedan: Positif 6 persen, negatif 2 persen, netral 92 persen
- Dahlan Iskan: Positif 10 persen, negatif 5 persen, netral 85 persen
- Gita Wirjawan: Positif 12 persen, negatif 9 persen, netral 79 persen
- Hatta Rajasa: Positif 17 persen, negatif 6 persen, netral 77 persen
- Joko Widodo: Positif 13 persen, negatif 2 persen, netral 85 persen
- Jusuf Kalla: Positif 35 persen, negatif 2 persen, netral 63 persen
- Mahfud MD: Positif 13 persen, negatif 3 persen, netral 84 persen
- Megawati: Positif 4 persen, negatif 5 persen, netral 91 persen
- Prabowo Subianto: Positif 22 persen, negatif 16 persen, netral 62 persen
- Pramono Edhie: Positif 7 persen, negatif 4 persen, netral 89 persen
- Wiranto: Positif 4 persen, negatif 14 persen, netral 82 persen
- Yusril Ihza Mahendra: Positif 10 persen, negatif 3 persen, netral 87 persen

Editor : Hindra Liauw

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Bawaslu: Peraga Kampanye Caleg â€Ĺ“Numpangâ€� Ormas akan Ditertibkan

Posted: 24 Sep 2013 08:18 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengingatkan, sosialisasi anggota atau pengurus organisasi kemasyarakatan (ormas) yang juga calon anggota legislatif (caleg) merupakan bentuk kampanye. Karena itu, jika menyalahi aturan bentuk alat peraga kampanye atau penempatannya, Bawaslu akan menertibkannya.

"Meskipun dia (caleg) adalah anggota ormas, karena dia sudah ditetapkan sebagai DCT (Daftar Calon Tetap) DPR atau DPRD, ya tetap itu kampanye," kata Ketua Bawaslu Muhammad usai pelantikan anggota KPU lima provinsi, Selasa (24/9/2013) di Gedung KPU, Jakarta.

Muhammad mengatakan bahwa sejak Sabtu (28/9/2013), pihaknya akan menertibkan alat peraga kampanye baik milik caleg maupun parpol yang melanggar Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2013 tentang dan Pedoman Kampanye Pemilu Legislatif.

"Pada 28 September itu waktunya kami beraksi. Waktunya kami melakukan penindakan terhadap PKPU itu," ujar Muhammad.

Ia mengaku, sebenarnya Bawaslu berharap pada peran aktif parpol menurunkan alat peraga kampanye yang meyalahi aturan, atau setidanya meminta kader menurunkannya. Dengan demikian, kata dia, Bawaslu dan pemda tidak perlu menurunkannya.

"Kalau partai itu punya komitmen yang sama untuk pemilu yang sesuai kami harapkan, sebenarnya kami berharap parpol mau menurunkan," lanjutnya.

Editor : Hindra Liauw

Di Media Sosial, JK Paling Banyak Dibicarakan secara Positif

Posted: 24 Sep 2013 06:35 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi paling banyak dibicarakan di media sosial. Namun, jumlah pembicaraan positif tentang Jokowi ternyata masih kalah dengan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla alias JK, di media sosial.

Hal itu terlihat dari hasil analisis media sosial tentang calon presiden yang dilakukan PoliticaWave.com dalam periode 1 Maret-31 Agustus 2013.

Direktur PoliticaWave Jose Rizal mengatakan, sebanyak 60 persen atau 2.522.643 percakapan di media sosial merupakan pembicaraan tentang Jokowi. Adapun JK sebanyak 112.146 percakapan atau sekitar 3 persen dari total percakapan sebesar 3.994.528.

Sebanyak 85 persen dari pembicaraan tentang Jokowi, kata Jose, bersifat netral. Sebanyak 13 persen menilai positif Jokowi dan hanya 2 persen yang bersentimen negatif. Adapun sebanyak 35 persen pembicaraan tentang JK bernada positif, 63 persen netral, dan hanya 2 persen bernada negatif.

Jose menjelaskan, banyak hal positif tentang JK yang dibicarakan, yakni kegiatan sebagai Ketua Umum PMI, kegiatan Ketua Dewan Pengurus Masjid, memiliki reputasi baik dalam isu resolusi konflik, baik lokal maupun mancanegara, dipercaya menangani kasus bendera Aceh, serta mediator pemilu Malaysia.

Sikap JK yang menolak tawaran ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat juga ditanggapi positif oleh netizen. Selain itu, netizen menilai positif sikap JK yang mendukung kebijakan tak populis, yakni kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Isu negatifnya sedikit, bersikeras mempertahankan ujian nasional dan terlalu tua untuk menjadi capres," kata Jose saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Adapun isu positif tentang Jokowi di media sosial, tambah Jose, di antaranya berkinerja baik sebagai Gubernur Jakarta, rajin blusukan, disebut majalah Time sebagai pemimpin fenomenal, diincar semua parpol untuk diusung di pilpres, serta membenahi Tahah Abang dan Waduk Pluit.

Namun, tak sedikit pula isu negatif yang diarahkan kepada Jokowi. Hal tersebut, di antaranya, blusukan dianggap pencitraan, Jakarta masih macet dan banjir, dijadikan alat politik bagi PDI-P, serta disebut mabuk jabatan jika maju sebagai capres.

Editor : Hindra Liauw

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

KPU Minta Bantuan Lemsaneg Jaga Suara Pemilu

Posted: 24 Sep 2013 06:29 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta bantuan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk menjaga penyampaian hasil pemungutan suara Pemilu 2014. Selain dengan pengamanan sistem informasi dan teknologi milik KPU, Lemsaneg juga menerjunkan anggotanya di beberapa daerah.

"Jadi, nanti semua perolehan hasil pemungutan suara dari TPS (tempat pemungutan suara) itu kami kirim melalui jalur yang paling aman. Tidak akan disadap, diretas, dimanipulasi, dan diubah-ubah," ujar Kepala Lemsaneg Mayjen TNI Djoko Setiadi usai penandatangan nota kesepahaman dengan KPU, Selasa (24/9/2013) di Gedung KPU, Jakarta.

Ia menyatakan, hasil perolehan suara merupakan hal terpenting dalam proses pemungutan suara. Penjagaan oleh pihaknya, ujar Djoko, untuk menjamin rekapitulasi perolehan suara di setiap tingkatan sama.

"Jadi hasil perolehan di titik TPS harus sama dengan yang sampai di pusat. Itu yang kami jaga," lanjutnya.

Disampaikannya, pengamanan akan dilakukan dengan menyediakan sandi keamanan sistem informasi teknologi perangkat Pemilu. "Lemsaneg punya kompetensi memberikan jaminan dan keamanan teknologi informasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2014, melalui kriptografi data (data encrypt), mulai dari pengolahan informasi sampai dengan penyimpanan hingga ke pusat," lanjutnya.

Djoko mengungkapkan, titik lemah pengamanan pemilu yang paling mudah dibobol adalah penjagaan jumlah surat suara pascapenghitungan suara di seluruh TPS. Karenanya, ungkap dia, pihaknya menyiapkan sandi-sandi tertentu yang menjamin keamanan jumlah perolehan suara pemilu tetap utuh dan terjaga hingga sampai ke tingkat Pusat.

Adapun, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Direktorat Pengamanan Sinyal Lemsaneg Pratama D. Persadha, menjelaskan, metode pengamanan data pemilu tersebut dilakukan hingga ke tingkat kabupaten/kota. Dia mengatakan, pengamanan sistem informasi tersebut dilakukan dengan melakukan transfer teknologi dari Lemsaneg kepada KPU.

"Dengan demikian, petugas-petugas KPU dapat menjalankan sistem pengamanan data pemilu hingga di tingkat daerah," ungkap Pratama pada kesempatan yang sama.

Ditegaskannya, pihaknya perlu dukungan petugas KPU yang berintegritas tinggi dalam menjaga validitas perolehan suara hasil pemilihan. "Tidak sembarang orang bisa memegang sistem ini, maka kami berharap orang-orang (KPU) yang punya loyalitas tinggi dalam mengamankan Pemilu ini," kata Pratama.

KPU dan Lemsaneg menandatangani nota kesepahaman dalam penjagaan keamanan informasi Pemilu, mulai dari data pemilih hingga perolehan hasil penghitungan suara, Selasa di Gedung KPU. Kerja sama tersebut merupakan yang pertama kali dalam sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Meski demikian, Pratama menyatakan, pihaknya telah memantau penyampaian perolehan suara hasil pemungutan suara pemilu pada Pemilu 2004 dan 2009.

Editor : Hindra Liauw

No comments:

Post a Comment