KOMPAStekno

KOMPAStekno


Gelaran SparxUp 2013 Resmi Diundur

Posted: 08 Oct 2013 03:24 AM PDT

KOMPAS.com - SparxUp, ajang penghargaan startup dan konferensi industri digital Indonesia, sejatinya akan kembali digelar pada 14 hingga 15 November 2013 mendatang di Bali. Namun, dengan berbagai alasan, pihak panitia terpaksa mengundur waktu penyelenggaraan acara ajang temu industri startup ini.

Menurut Rama Mamuaya, Chairman SparxUp 2013, acara ini akan ditunda setidaknya hingga kuartal pertama tahun 2014 mendatang.

"Selaku Chairman, saya ingin meminta maaf atas penundaan ini," tulis Rama pada situs DailySocial, Selasa (8/10/2013).

Alasan penundaan acara SparxUp 2013 ini terkait langsung dengan investor baru. Salah satu pihak penyelenggara, DailySocial, mengaku baru mendapatkan investor untuk perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, tim DailySocial ingin "menghabiskan cukup waktu untuk berkolaborasi dengan shareholder baru", sebelum akhirnya siap kembali mengadakan ajang tersebut.

"Kami ingin memberikan tim kami cukup waktu untuk berkolaborasi dengan shareholder baru yang krusial bagi kami untuk memfasilitasi format baru, konten yang relevan dan tentu saja memberikan nilai tambah bagi industri teknologi di Indonesia," ujar Rama.

Ajang SparxUp 2013 sendiri sebenarnya berisikan acara konferensi dan kompetisi startup.

Untuk konferensinya, beberapa pembicara internasional rencananya akan dihadirkan di SparxUp 2013. Termasuk Stefan Jung - Managing Director Rocket Internet SEA, Ray Chan – Co-founder 9gag.com (to be confirmed) dan Jayde Lovell – VP of Digital Weber Shandwick.

Selain itu, ada pembicara lokal seperti Daniel Tumiwa – Chairman Indonesia E-Commerce Association & VP E-Commerce Garuda Indonesia, Calvin Kizana – CEO Picmix, Mark Wang – Director Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) dan Aryo Ariotedjo – Managing Partner Grupara Ventures.

SparxUp 2013 digagas oleh sejumlah entitas ternama seperti DailySocial, Kompas.com dan Klix Digital.

Tech in Asia Makin Agresif di Indonesia

Posted: 08 Oct 2013 02:43 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Situs blog teknologi dan startup digital Tech in Asia, mengumumkan peluncuran situs versi bahasa Indonesia dengan domain id.techinasia.com, Selasa (8/10/2013). Situs ini diharapkan akan membantu pembaca dari Indonesia mengikuti berita teknologi terbaru di Asia.

Selain menyediakan berita teknologi di Asia dalam bahasa Indonesia, tim Tech in Asia juga akan berhubungan dan berinteraksi dengan komunitas teknologi lokal di beberapa kota besar di Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan populasi keempat tertinggi di dunia dan menjadi pasar yang penting bagi banyak perusahaan teknologi besar. Atas dasar itu, perusahaan asal Singapura ini melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia.

Tim Tech in Asia berbahasa Indonesia dipimpin oleh Enricko Lukman sebagai chief editor. Perusahaan mengklaim, tim dari Indonesia akan membantu mengekspansi dan mengembangkan lingkup berita Indonesia pada Tech in Asia yang berbahasa Inggris.

"Sebagai warga negara Indonesia, membuat Tech in Asia tersedia dalam bahasa Indonesia adalah sesuatu yang banyak diminta oleh pembaca lokal. Jika Tech in Asia menghubungkan Asia dengan Indonesia, maka dengan Tech in Asia ID, kami berharap bisa menghubungkan Indonesia dengan Asia," ujar Enricko dalam siaran pers yang diterima KompasTekno.

Tech in Asia didirikan di Singapura oleh Willis Wee pada Maret 2011. Perusahaan ini kerap menggelar konferensi perusahaan rintisan (startup) digital di kota besar Indonesia, dan beberapa negara Asia lain.

Lumia 625 Gratiskan Lagu Indonesia

Posted: 08 Oct 2013 01:46 AM PDT

Presiden Direktur Nokai Indonesia William Hamilton-Whyte (ketiga dari kanan) dalam acara peluncuran Nokia Lumia 625 di Jakarta, Selasa (2/10/2013)

KOMPAS.com - Beberapa bulan setelah pertama kali diperkenalkan pada Agustus 2013, Lumia 625 kini telah resmi memasuki pasaran Indonesia. Untuk menarik peminat, Nokia turut memaketkan akses ke koleksi 18 juta lagu gratis bagi pengguna Lumia 625 melalui layanan Nokia Music.

"Semuanya bisa diperoleh secara gratis, termasuk karya internasional dan artis lokal Indonesia dari Benyamin S sampai Raisa," ujar Presiden Direktur Nokia Indonesia William Hamilton-Whyte dalam acara peluncuran di Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Ditambahkan oleh entertainment manager Nokia Indonesia Widhi Asmoro, tawaran cuma-cuma itu berlaku untuk streaming lagu dari Nokia Music. "Bisa download per lagu, tapi bayar dengan kartu kredit," katanya.

Kendati melalui streaming, Widhi menjanjikan lagu yang disajikan Nokia Music tak akan terdengar tersendat di telinga pengguna. "Jaringannya cukup dengan 2G, kami sudah merancang sedemikian rupa agar optimal untuk pasar di Indonesia," imbuh Widhi. Lumia 625 sendiri memiliki kapabilitas jaringan 3G, bahkan LTE yang belum bisa digunakan di Indonesia.

Di samping itu, toko aplikasi Windows Phone yang bisa diakses pengguna Lumia memiliki koleksi sejumlah konten lokal, seperti game pemenang Imagine Cup 2013, Save the Hamster, dan aplikasi portal berita Kompas.com.

Lumia 625 sendiri adalah smartphone kelas menengah terbaru dari Nokia yang ditujukan bagi pengguna muda di segmen pasar menengah.

Dibanding pendahulunya, Lumia 620, perangkat ini memiliki bentang layar lebih lebar, yaitu 4,7 inci dengan resolusi 800x480. Adapun Lumia 620 memiliki display 3,8 inci.

Spesifikasi lain mencakup prosesor dual-core 1,2 GHz, kamera 5 megapixel dengan LED flash, RAM 512 MB, media penyimpanan internal 8GB, slot micro-SD yang mendukung kartu memori hingga 64GB, dan sistem operasi Windows Phone 8.

Lumia 625 dijadwalkan akan mulai tersedia di pasaran Indonesia pada akhir Oktober mendatang dengan harga Rp 3 juta.

Buatan Indonesia, eEvent Diakuisisi Perusahaan AS

Posted: 08 Oct 2013 01:00 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Situs web penyelenggara acara eEvent asal Indonesia, telah diakuisisi perusahaan pengembang bisnis Envision Point dari Amerika Serikat. Namun, perusahaan tidak mengungkap nilai akuisisi tersebut.

Pendiri eEvent Edy Sulistyo mengatakan, akuisisi ini tidak akan mengubah nama eEvent. Ia pun menjanjikan layanan eEvent akan tetap beroperasi secara normal.

Perusahaan yang didirikan pada 2011 ini, mengklaim telah sukses mengorganisasi dan melayani konsumen di 160 negara. "Dengan akuisisi ini, kami optimis bahwa eEvent akan bisa melayani dengan lebih baik kepada pelanggan-pelanggan setianya," ujarnya seperti dikutip dari Daily Social.

Di Indonesia, eEvent akan tetap menawarkan layanan pengelolaan acara secara gratis. Edy mengklaim eEvent kini telah digunakan oleh 100.000 pengguna di Indonesia.

Sementara untuk konsumen yang ada di Amerika Serikat, akan segera bisa menikmati layanan yang mengoptimalisasi penyelenggaraan acara dengan alat dan solusi yang bisa dikostumisasi.

Setelah proses akuisisi rampung, para pendiri tidak akan bergabung lagi di eEvent. Namun, Edy memastikan bahwa seluruh staf dari Indonesia masih tetap bekerja untuk eEvent dan tak ada perubahan pada kantor di Indonesia. "Tim resource, support, dan development kami juga lebih banyak berada di Indonesia sebab kami percaya kemampuan programer lokal juga hebat. Passion mereka pada pekerjaan luar biasa," katanya

"Dalam waktu enam bulan ke depan, kami (pendiri) akan tetap membantu masa transisi, setelah masa transisi berlalu kami akan benar-benar lepas dari eEvent." terang Edy.

Daily Social melaporkan, eEvent mulanya didirikan oleh tiga pengusaha Indonesia yang berdomisili di Columbus, Ohio, Amerika Serikat. Mereka adalah Edy Sulistyo, Andi Sie, dan Lawrence Samantha. eEvent didirikan untuk mempermudah proses mengorganisir acara dan mendata peserta. Layanan ini mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan, mulai universitas sampai konser internasional.

No comments:

Post a Comment