KOMPAStekno

KOMPAStekno


Kendalikan Rumah lewat Android

Posted: 01 Oct 2013 03:07 AM PDT

KOMPAS.com — Hijauku, perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan hidup, bekerja sama dengan Konekthing untuk menghadirkan sebuah sistem smart home.

Hizbullah Arief, founder Hijauku, mengatakan bahwa sistem tersebut memiliki visi menghadirkan rumah yang cerdas dan hijau. Ini sesuai dengan visi Hijauku untuk mengembangkan aplikasi dan solusi teknologi hijau.

"Sistem ini bisa dimanfaatkan untuk pemantauan energi hingga keamanan di rumah atau perkantoran," tutur Arief yang ditemui di Code Margonda, Depok, Selasa (1/10/2013).

Budiarto, CEO Konekthing, mengatakan bahwa melalui aplikasi berbasis Android, pengguna sistem ini bisa membuat pengaturan otomatis sesuai kesukaannya.

Budi mencontohkan aplikasi ini bisa digunakan untuk menyalakan lampu secara otomatis pada sore atau malam hari. Kemudian, ia bisa juga memantau status dari tiap-tiap perangkat yang terhubung.

"Dengannya, kita seakan-akan bisa chatting dengan setiap perangkat yang ada di rumah," tuturnya.

Untuk menerapkan sistem ini, dibutuhkan sebuah perangkat yang terhubung ke internet. Perangkat itu akan berfungsi sebagai penghubung alat sensor dan kendali yang dipasang pada alat elektronik yang ada di rumah atau kantor.

Budi mengatakan, Konekthing mengembangkan sendiri perangkat tersebut beserta sistem operasi yang berjalan di atasnya. Namun, ia juga terbuka untuk kerja sama dengan pihak lain.

Aplikasi Android yang dikembangkan Konekthing juga terbuka untuk pengembangan oleh pihak ketiga melalui application programming interface (API) yang disediakan.

"Misalnya, mau dibuat game. Saat menang, kemudian lampu menyala," ujar Budi.

Aplikasi tersebut juga bisa memantau penggunaan energi di rumah atau kantor yang menerapkan sistem itu. "Bisa muncul early warning juga," kata Budi.

Saat ini, sistem Hijauku dan Konekthing sedang diterapkan di beberapa lokasi, termasuk sebuah restoran di Jakarta dan sebuah perumahan di Depok, Jawa Barat.

Arief berharap sistem ini bisa membantu pengguna melakukan penghematan energi, yang akan berujung pada penghematan emisi karbon dan membantu dalam menghadapi perubahan iklim.

"Memang, masih dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk hidup lebih hijau. Tapi, kalau tidak ada yang mencoba melakukannya, bagaimana bisa terjadi," tutur Arief.

Tak Ada Lagi BlackBerry Curve, Bold, dan Torch

Posted: 01 Oct 2013 02:18 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada masa kejayaan BlackBerry, perusahaan asal Kanada ini selalu merilis ponsel dengan nama keluarga, seperti Curve, Bold, Pearl, dan Torch. Namun, penamaan keluarga ponsel itu kini telah ditinggalkan.

"Kami telah meninggalkan penamaan keluarga ponsel, seperti Curve dan Bold," kata Senior Country Product Manager BlackBerry Southeast Asia, Ardo Fadhola, di sela acara peluncuran BlackBerry 9720 di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Dahulu, Ardo mengatakan, nama Curve dan Pearl digunakan untuk keluarga ponsel yang menyasar pasar kelas menengah ke bawah, Torch menyasar kelas menengah, sementara Bold ditujukan untuk pasar menengah ke atas.

Selain empat nama keluarga itu, ada pula penamaan keluarga ponsel BlackBerry Huron. "Tetapi, ponsel keluarga Huron kurang populer di Indonesia. Kita juga sudah lama tidak membuat ponsel keluarga Huron," ujar Ardo.

Sistem penamaan ditinggalkan sejak BlackBerry mulai memasarkan ponsel dengan sistem operasi BlackBerry 10 pada awal 2013.

Ardo menjelaskan, sistem penamaan keluarga ponsel ini dirasa tak diperlukan lagi karena sasaran ponsel BlackBerry kini sudah jelas. BlackBerry 10 diposisikan untuk segmen pasar menengah, sementara ponsel dengan BlackBerry OS menyasar segmen pasar menengah ke bawah.

Ponsel terakhir yang memakai penamaan keluarga adalah BlackBerry Curve 9220 (atau biasa disebut Davis) dan Curve 9320 (Armstrong).

Sekarang, ponsel yang berbasis BlackBerry OS akan memakai sistem penamaan menggunakan empat digit angka, seperti BlackBerry 9720. Sementara ponsel berbasis BlackBerry 10, sistem penamaan menggunakan huruf di depan dan diikuti oleh angka, seperti Z10, Z30, Q5, dan Q10.

Siapa Duluan Dikelir Emas, Galaxy S4 atau iPhone 5S?

Posted: 01 Oct 2013 01:53 AM PDT

KOMPAS.com - Varian Galaxy S4 warna emas sepertinya datang di waktu yang kurang tepat. Tak lama berselang setelah kemunculannya, publik ramai menuding bahwa perangkat yang hanya dipasarkan di wilayah Timur Tengah itu meniru iPhone 5S, yang kebetulan juga memiliki varian warna emas dan laku keras.

Samsung rupanya tidak terima dibilang mencontek. Perusahaan ini pun lantas berusaha (secara implisit) menerangkan bahwa Galaxy S4 emas muncul lebih dulu dibanding iPhone 5S.

Di akun Facebook resminya, sebagaimana dikutip dari The Next Web, perusahaan Korea ini mencantumkan posting dengan tagar #8before10. Maksudnya, Galaxy S4 versi emas sudah mulai dijual pada 8 September, dua hari sebelum kemunculan iPhone 5S pada 10 September.

Posting Facebook itu diikuti dengan artikel di blog resmi Samsung yang menerangkan bahwa perusahaan tersebut sebelumnya memang sudah beberapa kali menelurkan produk ponsel yang dilabur warna emas, bukan kali ini saja.

Penjelasan itu turut disertai rincian sejarah ponsel "emas" dari Samsung, hingga ke seri SCH dan SPH yang dijual pada waktu Olimpiade Athena, 2004 lalu.

Samsung membuka akses ke kolom komentar di dalam blog. Posting tersebut pun tak pelak menjadi ajang perdebatan sengit antar-penggemar Apple dan Samsung yang membela idola masing-masing.

Apakah Galaxy S4 warna emas benar tidak mengambil inspirasi dari iPhone 5S atau malah sebaliknya? Mungkin hanya perusahaan itu yang tahu.

BlackBerry 9720 Resmi Masuk Indonesia

Posted: 01 Oct 2013 01:08 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — BlackBerry memang sedang fokus pada sistem operasi BlackBerry 10. Namun, mereka masih mengembangkan sistem operasi BlackBerry OS lawas untuk negara berkembang. Di pasar Indonesia, BlackBerry baru saja merilis ponsel pintar seri 9720 di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Perangkat ini menggunakan sistem operasi BlackBerry OS versi 7.1. Produk yang tersedia dalam warna hitam dan putih ini dibanderol Rp 2,6 juta dan mulai dipasarkan mulai pekan pertama Oktober 2013.

Ardo Fadhola, Senior Country Product Manager BlackBerry Southeast Asia, mengatakan, BlackBerry 9720 mengalami peningkatan software dan unit baterai agar konsumsi daya baterainya efisien. "BlackBerry 9720 menjadi salah satu ponsel BlackBerry OS yang paling irit daya karena kami telah meningkatkan sistem konsumsi dayanya," ujar Ardo.

Ia menargetkan 9720 untuk pasar menengah ke bawah bagi para pengguna ponsel fitur yang ingin beralih ke ponsel pintar.

BlackBerry 9720 mengusung layar sentuh berukuran 2,8 inci dengan desain papan ketik fisik format QWERTY. Di bawah layar terdapat tombol fisik untuk melakukan panggilan telepon, menu, touchpad, back, dan tombol daya.

Ponsel ini memakai prosesor single core Tavor MG1 806 MHz, RAM 512, kamera belakang 5 MP dan baterai 1.450 mAh. Memori internal yang disediakan hanya 512 MB, tetapi dapat diperluas dengan tambahan kartu memori MicroSD. Ia juga mendukung koneksi 3G.

Karena telah memakai sistem operasi BlackBerry OS 7.1, ponsel ini mendukung fitur BBM Voice yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan telepon dengan koneksi Wi-Fi.

Inggris Tambah Tentara "Cyber"

Posted: 01 Oct 2013 01:04 AM PDT

KOMPAS.com — Inggris hendak memperkuat pertahanan jaringan internet dengan menambah jumlah tentara cyber (siber). Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond mengatakan akan merekrut ratusan tentara siber dalam tim yang disebut Joint Cyber Reserve.

Tim ini terdiri atas para peretas, pemrogram, dan ahli internet yang ditugaskan untuk memata-matai secara online, sekaligus menjaga keamanan jaringan internet dari segala serangan. Pemerintah akan menaikkan anggaran pertahanan dalam ruang siber.

"Tahun lalu pertahanan siber kita memblokir sekitar 400.000 ancaman siber yang berbahaya terhadap internet dan pemerintah. Ancaman itu nyata," ujar Hammond seperti dikutip Reuters, Senin (30/9/2013).

Joint Cyber Reserve akan bekerja sama dengan beberapa lembaga Inggris, termasuk Departemen Pertahanan dan Markas Pusat Komunikasi Pemerintah Inggris.

"Membangun pertahanan siber saja tidak cukup," tutur Hammond. "Inggris akan membangun kemampuan khusus untuk melakukan serangan balik di dunia maya, dan jika perlu melakukan serangan."

Ia tak mengatakan secara jelas serangan itu berasal dari mana. Namun, sumber-sumber dari Pemerintah Inggris mengindikasikan bahwa sejumlah besar serangan berasal dari China dan Rusia.

Secara terpisah, Hammond mengatakan kepada surat kabar Mail bahwa serangan siber dari Inggris dapat menonaktifkan komunikasi musuh, senjata nuklir dan bahan kimia, pesawat, kapal, serta perangkat keras lainnya. "Pasukan kami dapat menggunakan senjata siber bersama senjata konvensional dalam konflik di masa mendatang," ujarnya.

Pada Juli lalu, sekelompok anggota parlemen Inggris mengatakan bahwa negara itu kalah dalam pertempuran serangan internet. Setidaknya, para peretas dari 25 negara memilih Inggris sebagai target utama mereka.

No comments:

Post a Comment