KOMPAStekno

KOMPAStekno


Ponsel Android Lenovo K900 Laris di Indonesia

Posted: 29 Aug 2013 04:50 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ponsel pintar Android Lenovo K900 resmi diluncurkan pada akhir Juni 2013 lalu. Setelah dua bulan resmi beredar, pihak Lenovo mengklaim, produk ini laku keras di pasar Indonesia.

Menurut CEO Lenovo Indonesia Rajesh Thadani, mereka berhasil menjual habis ponsel pintar berbasiskan Intel ini.

"Kami berhasil menjual sekitar 50.000 unit produk Lenovo K900," kata Rajesh saat berbincang dengan KompasTekno di sela acara peluncuran tablet Lenovo A1000 dan A3000 di Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Lenovo K900 memiliki daya tarik dari sisi harga. Di saat ponsel pintar high-end garapan kompetitornya dibanderol sekitar Rp 7,5 juta, ia berani hadir dengan harga hanya Rp 5 juta.

Lenovo sendiri sudah berencana untuk mengikuti jejak para kompetitornya untuk membuat produk dengan harga yang lebih premium lagi. Namun, rencana tersebut belum akan diwujudkan dalam waktu dekat. Untuk saat ini, perusahaan asal China ini masih ingin fokus ke perangkat sekelas K900 yang mengincar segmen menengah.

"Kami ingin lebih dikenal sebagai perusahaan dengan portfolio yang lengkap, bukan dari segi harga," ujar Rajesh.

Lenovo K900 merupakan ponsel Android high-end yang memakai prosesor Intel Atom Z2580 kecepatan 2 GHz dipadu RAM sebesar 2 GB. Memori internal yang disediakan berjumlah 16 GB dengan opsi ekspansi menggunakan kartu microSD hingga 32 GB.

Ia memiliki layar yang terhitung lebar, yaitu 5,5 inci dengan dukungan resolusi layar 1.920 x 1080 pixel. Meski lebar, Lenovo K900 memiliki ketebalan hanya 6,9mm yang membuatnya menjadi salah satu ponsel tertipis yang ada saat ini. Meski dibuat dengan bahan logam dan konsep desain tubuh unibody, bobot K900 hanyalah 162 gram,

Lenovo Boyong 2 Tablet Android Murah ke Indonesia

Posted: 29 Aug 2013 02:56 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Lenovo merilis dua tablet Android 7 inci dengan harga terjangkau di Indonesia, Kamis (29/8/2013). Kedua tablet adalah Lenovo A1000 dan A3000.

Seberapa terjangkau? Tablet termurah yang diluncurkan oleh Lenovo kali ini adalah Lenovo A1000. Ia dijual dengan harga Rp 1,3 juta. Sementara itu, A3000 memiliki perbedaan harga sekitar Rp 1 juta, tepatnya di harga Rp 2,2 juta.

Lenovo A1000

Lenovo mengklaim bahwa A1000 cocok untuk pengguna pemula tablet dan juga bagi yang ingin menikmati hiburan secara mobile.

Ia dilengkapi dengan dua speaker di bagian depannya, mirip dengan apa yang diaplikasikan oleh HTC di ponsel pintar One. Speaker tersebut juga sudah didukung dengan chip Dolby Digital Plus.

"Biasanya speaker ada di bagian belakang tablet. Sayangnya, speaker yang ada di bagian tersebut hanya mampu menghasilkan suara yang sayup-sayup," kata Steven Tjandra, 4P Manager Lenovo Indonesia, pada acara peluncuran tablet ini di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta.

Dari spesifikasi hardware, Lenovo A1000 dilengkapi dengan prosesor 1,2 GHz dual-core, RAM 1 GB, dan media penyimpanan internal berkapasitas 4 GB yang mampu diperbesar dengan kartu MicroSD hingga 32 GB.

Lenovo A1000 juga dipersenjatai kamera VGA, layar 7 inci yang mendukung resolusi 1.024 x 600 piksel, dan berjalan di sistem operasi Android 4.1 Jelly Bean.

Salah satu keunikan lainnya, Lenovo A1000 sudah dilengkapi dukungan terhadap kartu GSM.

"Saat ini, perangkat mobile belum lengkap apabila tidak dilengkapi fitur voice call dan SMS. Oleh karena itu, kami melengkapi tablet ini dengan kemampuan GSM," ujar Tjandra.

Lenovo A3000

Produk yang satu ini memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan A1000. Ia dipersenjatai prosesor quad-core berkecepatan 1,2 GHz, RAM 1 GB, dan media penyimpanan internal berkapasitas 16 GB yang dapat ditingkatkan dengan kartu MicroSD hingga 64 GB.

Kelebihan dari perangkat ini ada pada dukungan kartu SIM-nya. Lenovo A3000 mendukung penggunaan dua kartu sekaligus.

"Kebutuhan perangkat dengan dukungan dua kartu SIM di Indonesia semakin meningkat. Banyak orang di Indonesia yang menggunakan dua ponsel, dengan dua kartu dari dua operator yang berbeda," kata Tjandra.

Lenovo A3000 juga menggunakan jenis layar yang lumayan baik, yaitu IPS. Bentang layar tersebut adalah 7 inci dan mendukung resolusi 1.024 x 600 piksel.

Tablet ini juga menggunakan kamera 5 megapiksel di bagian belakangnya, kamera VGA di bagian depannya, dan berjalan di sistem operasi Android 4.2 Jelly Bean.

"Tablet Windows 8 Acer Tak Butuh Kartu SIM"

Posted: 29 Aug 2013 02:34 AM PDT

Presiden Direktur Acer Indonesia Jason Lim (kedua dari kiri) dalam acara peluncuran tablet Iconia W3 di Jakarta, Kamis (29/8/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com — Modem internal yang disertai dengan slot kartu SIM adalah salah satu kelengkapan utama yang ditawarkan oleh komputer tablet. Fitur yang satu ini memungkinkan pengguna terkoneksi ke internet sepanjang waktu, tanpa harus tergantung pada jaringan WiFi.

Namun, Presiden Direktur Acer Indonesia Jason Lim mengatakan bahwa tablet Iconia W3 yang akan segera memasuki pasar Indonesia tidak dilengkapi dengan slot kartu SIM dan memang tidak membutuhkan fitur itu.

"Coba Anda lihat, komputer desktop dan notebook tidak ada yang dilengkapi dengan kartu SIM, tapi pengguna tak ada yang mengeluhkan hal itu," ujar Jason dalam acara peluncuran Aspire W3 di Jakarta, Kamis (28/8/2013).

Menurut Jason, itu karena komputer desktop dan notebook bisa terkoneksi ke internet melalui modem 3G yang ditancapkan ke port USB. Nah, hal ini pun disebutnya bisa dilakukan dengan Iconia W3.

"Karena tablet 8 inci ini menggunakan sistem operasi Windows 8 seperti notebook dan desktop, serta memiliki port USB; Anda pun bisa menancapkan modem 3G ke Iconia W3," terang Jason.

Kendati demikian, tambah Jason, pihaknya tidak menutup kemungkinan bahwa produk sejenis yang akan diluncurkan di masa depan bakal dilengkapi modem internal. "Kalau ternyata memang ada permintaan dari konsumen, nanti akan kami hadirkan."

Iconia W3 sendiri adalah perangkat tablet berukuran 8 inci pertama di dunia yang menggunakan sistem operasi Windows 8. Di Indonesia, perangkat yang dimotori prosesor Intel Atom Z2760 ini dibanderol seharga Rp 4,5 juta, termasuk aksesori docking keyboard Bluetoothdan suite Microsoft Office Home & Student 2013.

BlackBerry ibarat Negara Gagal

Posted: 29 Aug 2013 02:12 AM PDT

KOMPAS.com — Masa depan BlackBerry masih dirundung awan kelabu. Pengumuman dipertimbangkannya opsi menjual perusahaan pun tak membantu memperbaiki keadaan. Apakah perusahaan ini akan segera "tamat"?

John Hermann dari BuzzFeed menyebutkan bahwa keadaan pelopor smartphone tersebut kini mirip dengan sebuah "negara gagal" atau failed state, ketika kekacauan terjadi di mana-mana dan tak ada tujuan jelas dalam melangkah ke depan.

Sementara itu, pimpinan perusahan ini di masa krisis, CEO Thorsten Heins, bakal mendapat guyuran uang apabila ditendang ke luar oleh pemilik baru, walaupun dia sendiri sejauh ini boleh dibilang gagal membalikkan peruntungan BlackBerry.

Hal serupa sebelumnya sudah dialami oleh duet pendiri sekaligus CEO terdahulu BlackBerry, Jim Balisillie dan Mike Lazaridis, yang kini termasuk dalam deretan orang-orang terkaya di Kanada.

Ekonomi BlackBerry disebut Hermann telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstablian dan tidak adanya kendali. Dia mencontohkan fakta yang terungkap baru-baru ini bahwa sepertiga atau sekitar 45.000 aplikasi yang beredar di BlackBerry App World ternyata dibuat oleh satu pengembang untuk membanjiri toko aplikasi tersebut dengan sebanyak mungkin koleksi program.

Ini, sebutnya lagi, bukanlah tanda-tanda marketplace yang sehat dan teratur. Kini segala macam aplikasi "jadi-jadian" sudah telanjur mencemari BlackBerry App World.

Aplikasi-aplikasi itu semisal "Windows Live Messenger" untuk layanan yang sudah dimatikan oleh Microsoft, "Followgram" yang hanya mampu melihat feed Instagram tapi tak bisa mengepos foto, dan "4G Signal Booster Advanced", sebuah aplikasi berbayar yang klaim di judulnya diragukan.

Hanya segelintir produsen aplikasi besar yang hadir di sini, itu pun tak mencakup semua yang populer. Inilah salah satu gejala lagi menyangkut tanda-tanda negara gagal: ketidakmampuan berinteraksi dengan negara (dalam hal ini produsen hardware/software besar) lain sebagai bagian dari sebuah komunitas internasional.

Hubungan BlackBerry dengan Instagram misalnya, sudah jatuh entah sampai ke mana. Dengan rencana penjualan perusahaan, para pengembang ternama boleh jadi makin kehilangan selera. Buat apa repot-repot membangun untuk platform yang tidak punya masa depan jelas?

BlackBerry tak punya banyak pilihan. Divisi hardware senilai 800 juta dollar AS yang menjadi sumber pemasukan terbesar tak akan dipandang berharga oleh pelaku industri lain yang mungkin membelinya. Layanan BBM pun kabarnya hendak dipisahkan menjadi perusahaan sendiri untuk mendongkrak nilai.

"Negara" BlackBerry masih dipadati "penduduk", sekira 72 juta orang masih tergabung dalam basis pelanggan. Namun, tak lama lagi mungkin mereka harus mencari tempat bernaung yang baru.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Gonjang-Ganjing BlackBerry

Tablet "8 Inci" Windows 8 Acer Dibanderol Rp 4,5 Juta

Posted: 29 Aug 2013 01:48 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertama kali diperkenalkan pada pameran Computex 2013 Juni lalu, Acer Iconia W3 akan segera memasuki pasaran Indonesia.

Oleh Acer, perangkat tablet Windows 8 pertama di dunia dengan bentang layar 8 inci  ini dibanderol seharga Rp 4,5 juta.

"Harga tersebut termasuk bundel keyboard docking Bluetooth dan suite aplikasi produktivitas Microsoft Office Home & Student 2013," terang Presiden Direktur Acer Indonesia Jason Lim dalam acara peluncuran di Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Menurut Jason, tablet yang ditenagai prosesor Intel Atom Z2760 ini merupakan kompromi yang ideal untuk pengguna yang membutuhkan tablet dan notebook tapi hanya ingin membawa satu perangkat.

"Karena menggunakan prosesor dan sistem operasi yang sama dengan notebook, Anda bisa memasangkan layar LCD dan memakainya seperti komputer desktop," ujar Jason. Iconia W3 memang menggunakan OS Windows 8 -bukan RT- sehingga mampu menjalankan aplikasi-aplikasi Windows standar.

Acer Iconia W3 yang dijual di Indonesia datang sepaket dengan keyboard docking yang bisa dipakai untuk mengetik.

Keyboard terpisah itu terlihat besar dibandingkan tablet Iconia W3 yang hanya berukuran 8 inci. Menurut Jason, hal itu dilakukan karena keyboard dengan ukuran full-size lebih ideal untuk dipakai bekerja.

"Itu karena, berdasarkan survei kami, pengguna menginginkan keyboard full-size," tandas Jason.

No comments:

Post a Comment