KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Mobil FJ Cruiser Milik Luthfi Hadiah dari Yudi Setiawan

Posted: 26 Aug 2013 10:58 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Mobil Toyota FJ Cruiser yang diberikan Ahmad Fathanah kepada mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq rupanya hadiah dari pengusaha Yudi Setiawan. Informasi tersebut diungkapkan pengacara Ahmad Rozy yang bersaksi untuk Ahmad Fathanah dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi.

"Terdakwa (Fathanah) berusaha menghadiahkan FJ Cruiser ini ke Pak Luthfi Hasan Ishaaq. Belakangan saya baru tahu itu dari Yudi Setiawan," terang Rozy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (26/8/2013) malam. FJ Cruiser itu kemudian diparkir di halaman kantor DPP PKS.

Tidak dijelaskan lebih rinci untuk apa pemberian mobil itu. Menurut Rozy, Luthfi juga tak mengetahui asal usul mobil yang diberikan oleh Fathanah itu. "Ustaz jelaskan, dia tidak tahu dapat dari mana Pak Fathanah," katanya.

Sebelumnya, dalam dakwaan Fathanah disebutkan mobil berwarna hitam itu dibeli pada 3 Januari 2013 seharga Rp 1,1 miliar. Menurut jaksa, BPKB dan STNK mobil telah diatasnamakan Luthfi. Mobil ini disita KPK bersama tiga mobil mewah lain terkait Luthfi.

Adapun hubungan Luthfi dan Yudi Setiawan juga terungkap dalam dakwaan Fathanah. Yudi, Fathanah, dan Luthfi disebut pernah melakukan pertemuan untuk membahas proyek di Kementerian Pertanian.

Dalam kasus ini, Fathanah dan Luthfi didakwa menerima pemberian hadiah atau janji senilai Rp 1,3 miliar dari Juard dan Arya, Direktur PT Indoguna Utama, terkait pengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Mereka juga dikenakan dakwaan pencucian uang.

Editor : Palupi Annisa Auliani

\"Jaga Keberagaman atau NKRI Tinggal Sejarah\"

Posted: 26 Aug 2013 10:50 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Keragaman tidak seharusnya hilang dari Indonesia. Bila keragaman yang menjadi peninggalan para pendiri bangsa dan pejuang tak dipertahankan, Indonesia akan terpecah.

"Kalau tidak mampu mengawal keberagaman, saya khawatir NKRI tinggal sejarah," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto dalam acara Silaturahim Idul Fitri 1434 H yang digelar Partai Golkar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.

Halalbihalal itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketum Partai Gerindra Suardi, Ketum Partai Bulan Bintang MS Kaban, Ketua Umum Hanura Wiranto, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, petinggi parpol lain, dan para kader Golkar.

Sidarto mengatakan, selama 68 tahun merdeka, Indonesia mengalami pasang surut. Namun, ternyata Indonesia tetap bisa bertahan lantaran ada empat pilar yang dipegang, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal senada dikatakan MS Kaban. Apa pun perbedaannya, kata dia, Indonesia harus tetap satu. Ia juga mengingatkan agar semua pihak berpikir berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa seperti tercantum dalam Mukadimah UUD 1945. Tuhan harus menjadi sumber kebenaran.

"Mari bangun bangsa dengan nilai-nilai kebenaran," tegas Kaban. Apabila tanamkan nilai-nilai kebenaran, ujar dia, akan tumbuh tindakan-tindakan yang benar. Tindakan benar akan melahirkan kebiasaan yang benar, lanjut dia, dan kebiasaan yang benar akan melahirkan karakter yang benar.

"Pertanyaannya, apakah kita telah membangun bangsa yang memiliki karakter yang benar di dalam seluruh aspek kehidupan? Siapa yang memiliki karakter, dia bisa menentukan nasib bangsanya," kata Kaban.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Deklarasi Duet dengan HT, Wiranto Klaim Elektabilitas Meningkat

Posted: 26 Aug 2013 10:21 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengklaim peningkatan elektabilitasnya sebagai calon presiden semenjak deklarasi bakal berduet dengan pengusaha Hary Tanoesoedibjo sebagai calon wakil Presiden. Ia berpendapat kekuatan Hary Tanoe di sektor media massa menjadi salah satu penyebab peningkatan elektabilitas itu. 

"Karena mungkin belum ada (partai lain) yang punya pasangan, maka saya dengan Pak HT, dua bulan terakhir tingkat elektabilitas dan popularitasnya dua-duanya naik," ujar Wiranto saat hadir dalam acara Silaturahim Kebangsaan Partai Golkar di Hotel Shangri-La, Senin (26/8/2013).

Mantan Panglima ABRI ini berpendapat media televisi yang dimiliki bos MNC Grup itu berpengaruh banyak pada peningkatkan elektabilitas Wiranto. Ia menilai masyarakat saat ini lebih suka melihat televisi daripada membaca. "Ini mungkin salah satunya. Media TV itu yang mungkin menaikkan tingkat popularitas Wiranto-HT," kata dia.

Wiranto berharap bisa lolos ke Pemilu Presiden, berduet dengan HT. "Bukan hanya sebagai pajangan pileg saja," imbuh Wiranto. Dia mengungkapkan, tujuan Hanura adalah ingin membangun perubahan. Hal tersebut, lanjutnya, hanya dapat dilakukan bila bisa menguasai eksekutif dan legislatif yang memadai.

Pendapat Wiranto ini berbeda dengan hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas melalui dua survei opini publik (longitudinal survey) terhadap 1.400 responden di 33 provinsi. Hasil survei ini mendapatkan semakin besarnya proporsi pemilih yang sudah dapat memastikan pilihannya pada pemilu mendatang, bersamaan dengan mengecilnya proporsi responden yang enggan menjawab, merahasiakan, atau belum tahu kandidat pilihannya.

Dari proporsi responden yang telah memastikan pilihannya, mengerucut lima nama saja kandidat yang "masuk hitungan" berdasarkan survei itu. Kelima kandidat adalah Joko Widodo, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Kelima nama tersebut mendapatkan dua pertiga suara responden, dan hanya 18,2 persen suara yang diperebutkan oleh 16 kandidat selain lima nama itu.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Pakai Pantun, Wiranto Sebut Golkar sebagai Sahabat Sejatinya

Posted: 26 Aug 2013 10:05 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Pidato politik Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dalam acara Silaturahim Kebangsaan Partai Golkar, Senin (26/8/2013), mendapat sambutan meriah dari kader partai berlambang pohon beringin. Dalam pidato itu, Wiranto menyebut Partai Golkar sebagai sahabat sejati, dirangkaikan dalam sebuah pantun yang mengawali pidatonya.

"Burung betet, burung kutilang, hinggap di atas pohon jati. Biar macet, saya datang kemari, untuk bertemu sahabat sejati," ujar Wiranto. "Alumni" Partai Golkar ini lalu melanjutkan pidato dengan langsung menukik pada pentingnya kebersamaan dalam mengisi kemerdekaan.

Mantan Panglima ABRI di era Soeharto itu menegaskan jangan sampai bangsa Indonesia kalah dari bangsa lain yang lebih kecil. Ia mengingatkan semangat luar biasa yang didapat dari kalangan pemuda masa perjuangan dulu hingga akhirnya membuahkan Sumpah Pemuda. "Walaupun saat itu komunikasi masih susah, transportasi masih sulit, mereka bisa. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersatu," imbuhnya.

Usai memberikan sambutan selama lima menit, Wiranto pun mendapat teriakan, "Hidup Wiranto!" Bagaimanapun, pada 2004, Wiranto adalah pemenang Konvensi Partai Golkar sekaligus calon Presiden yang diusung partai tersebut berpasangan dengan Salahudin Wahid. Pasangan ini dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadikan Jusuf Kalla yang saat itu adalah fungsionaris Partai Golkar sebagai wakilnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan ada nuansa berbeda saat Wiranto menyampaikan pidatonya. "Wiranto seperti pidato di hadapan keluarganya. Ini seperti Jose Mourinho kembali ke Chelsea," ujar dia beranalogi.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Pakai Analogi Tenis, Ini Jawaban Syarief Hasan untuk Ajakan Koalisi Ical

Posted: 26 Aug 2013 09:43 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam acara Silatuhrahim Idul Fitri 1434 H yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (26/8/2013) malam, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyinggung soal konvensi yang berlangsung di Partai Demokrat. Sebuah ajakan berkoalisi pun dilemparkannya. Tak kalah lincah, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan menjawab tawaran itu, menggunakan analogi pertandingan tenis yang juga disebut Ical saat melontarkan ajakan.

"Partai Demokrat sedang membuka kejuaraan tenis, Indonesia Tennis Championship. Kebetulan pendaftaran belum ditutup, jadi saya mengundang (Anda) untuk menjadi peserta tenis Indonesia Championship," ujar Syarief, yang sontak disambut gelak tawa para hadirin. Di antara para tamu adalah para pimpinan partai politik peserta Pemilu 2014, seperti Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum Partai Bulan Bintang MS Kaban, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta.

Selain itu, sejumlah petinggi partai bohon beringin turut hadir seperti Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung, Wakil Ketua Umum Agung Laksono, Wakil Ketua Umum Theo L Sambuaga, Wakil Ketua Umum Sharif Tjitjip, Bendahara Umum Setya Novanto, Ketua DPP Priyo Budi Santoso, dan Ketua DPP Rizal Mallarangeng.

Syarief melanjutkan, dia berharap agar seluruh partai politik, tokoh masyarakat, dan pemuka agama bersama-sama membangun bangsa. "Saya percaya kita di sini punya prinsip saat kepentingan bangsa dimulai, maka kepentingan golongan harus berakhir," ujar dia. Syarief juga mengingatkan agar Pemilu 2014 mendatang menjadi pemilu yang jujur dan demokratis.

Tawaran Ical

Sebelumnya, Ical menyinggung soal Konvensi calon presiden Partai Demokrat dalam orasi politiknya, di acara yang sama. Dia menilai kandidat yang dihasilkan dari konvensi itu bisa menjadi lawan tanding yang sepadan. Tak hanya itu, Ical bahkan memberikan tawaran khusus kepada kandidat capres Partai Demokrat.

"Partai Golkar menyambut dengan terbuka siapa pun tokoh yang akan menang dalam konvensi nantinya. Semakin piawai dan tangguh (kandidat) tersebut, semakin bergairah pula Partai Golkar mengikuti Pemilu Presiden kelak," ujar Ical dalam acara Silaturahim Kebangsaan Partai Golkar di Shangri-La Hotel, Jakarta, Senin malam.

Tak hanya bakal jadi lawan tanding yang sepadan, Ical juga membuka peluang koalisi dengan kandidat yang dihasilkan Konvensi Partai Demokrat. "Seperti dalam permainan tenis yang saya gemari, kadang kita harus bertarung dalam permainan single yang ketat. Tetapi, terkadang pula lebih baik kita berpartner dalam permainan double yang saling mengisi," kata dia.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Basuki Tak Setuju Sisa Anggaran Dipakai untuk Uang Kerahiman

Posted: 26 Aug 2013 09:39 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak penggunaan sisa anggaran penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada tiga BUMD DKI untuk digunakan sebagai uang kerahiman. Usulan anggaran PMP ini tidak sepenuhnya didukung oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI.

"Ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Pemberian PMP kepada PT Jakarta Propertindo dan Bank DKI ada yang setuju dan tidak setuju," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota Jakarta, Senin (26/8/2013).

Pemberian dana segar atau PMP itu akan dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI 2013. Adapun rincian pemberian PMP di dalam Rancangan APBD DKI 2013, antara lain, Bank DKI sebesar Rp 900 miliar, PT Jakarta Propertindo sebesar Rp 1,4 triliun, dan PD Sarana Jaya sebesar Rp 130 miliar. Total dana PMP untuk ketiga BUMD itu mencapai Rp 2,5 triliun.

Kendati ada halangan, Basuki tetap optimistis bahwa DPRD DKI dapat menyetujui usulan Pemprov DKI. Apabila anggaran perubahan itu harus dialihkan, Basuki tidak setuju pengalihan anggaran itu untuk uang kerahiman pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang.

"Kita tidak setuju kalau dikasih uang kerahiman untuk PKL Tanah Abang sebesar Rp 10 juta per meter. Enak saja, bukan tanah kamu. Mending bikin 200 blok (rusun) dan 20.000 orang bisa tinggal di situ," kata Basuki.

Pemberian PMP kepada PT Jakpro ditujukan untuk membeli saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). PT Jakpro juga akan menjual aset yang merugi. Basuki memberi contoh Pluit Junction, yang akan ditawarkan kepada Emporium. Dengan demikian, Emporium dapat membuat jembatan untuk ke Pluit Junction.

Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Cinta Mega mengatakan, saat ini DPRD DKI cenderung menyetujui PMP sebanyak Rp 750 miliar ke PT Jakpro dan Rp 150 miliar kepada PD Sarana Jaya. Tidak ada alokasi anggaran ke Bank DKI.

Menurut Basuki, sisa anggaran Rp 2,5 triliun sebanyak Rp 1,5 triliun lebih baik untuk dialokasikan kepada program-program dinas. Cinta menjelaskan, sebagian besar anggaran untuk PT Jakpro akan digunakan untuk pembelian saham mayoritas Palyja. Rencananya, 49 persen saha Palyja akan dibeli oleh PT Jakpro dan 51 persen lainnya dibeli oleh PD Sarana Jaya. Pembelian saham Palyja itu agar lebih mudah dalam mengontrol pengelolaan air di Jakarta.

"Saya yakin pembahasan permasalahan ini akan selesai minggu ini," kata Cinta.

Editor : Laksono Hari Wiwoho

Mahfud MD: \"Nyapres\" Siap, Konvensi Insya Allah

Posted: 26 Aug 2013 09:26 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai salah satu kandidat calon presiden pada saat Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Namun, Mahfud mengaku belum memutuskan apakah akan mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat.

"Kalau nyapres, bismillahirrohmanirohim, saya pasti siap. Apakah saya ikut Konvensi Partai Demokrat? Insya Allah," kata Mahfud dalam sebuah acara dialog salah satu restoran di Jakarta, Senin (26/8/2013).

Untuk maju sebagai calon presiden, menurut Mahfud, selain melalui jalur konvensi, setidaknya ada tiga jalur lain yang dapat dilalui, yaitu maju sebagai presiden dari luar jalur konvensi, ikut koalisi partai lain, atau maju sebagai kandidat calon wakil presiden.

"Sekarang kembali lagi, itu kan pilihan (caranya)," kata Mahfud.

Sebelumnya, Mahfud menyatakan sikap tim politiknya yang meragukan Konvensi Partai Demokrat. Kendati demikian, ia membantah jika keragu-raguannya itu merupakan sinyalemen untuk mundur dari konvensi.

"Bukan saya yang mempertanyakan, tim politik saya mengatakannya," kata Mahfud seusai menghadiri pengucapan sumpah jabatan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva di Jakarta, Kamis (22/8/2013).

Mahfud mengungkapkan bahwa tim politiknya memberikan masukan kepadanya bahwa konvensi capres Demokrat kurang berwibawa dan hanya mencari juru kampanye. "Ini (Konvensi Partai Demokrat) seperti tidak serius. Jadi, tim politik saya tidak mengharapkan yang berkualitas," katanya.

Ia juga mengatakan terus mengikuti perkembangan yang terjadi. Pasalnya, menurut Mahfud, niatnya maju sebagai capres ialah untuk memperbaiki negara.

"Saya ingin memperbaiki negara, bukan mencari kekuasaan atau karena peluang untuk perbaiki negara harus diraih dengan cara yang kurang bagus," katanya.

Editor : Hindra Liauw

Anis Matta: Golkar Pantas Berkuasa Lagi

Posted: 26 Aug 2013 09:21 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengapresiasi sikap Partai Golkar yang mengundang para pimpinan partai politik lain dalam Silatuhrahim Idul Fitri 1434 H yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.

Dalam perjalanan ke Hotel Shangri La, Anis mengaku berbincang dengan rekan separtainya, Fahri Hamzah. "Fahri Hamzah bisik ke saya di mobil. Itulah bedanya partai yang berkuasa 32 tahun. Jadi untuk kembali berkuasa lagi, memang pantas-pantas saja," ucap Anis disambut riuh tawa dan tepuk tangan tamu yang hadir.

Acara tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Suardi, Ketum Partai Bulan Bintang MS Kaban, Ketua Umum Hanura Wiranto, para petinggi parpol lain, serta ratusan kader Golkar.

Golkar mengaku mengundang semua pimpinan parpol peserta pemilu 2014 untuk hadir dan menyampaikan pidato bertema kebangsaan. Namun, pimpinan PDIP, PKB, PPP, PAN, PKPI, dan Nasdem tidak hadir.

Anis menilai, pertemuan para pimpinan parpol kali ini membuat suasana politik yang tadinya berbahaya menjadi lebih asik. Untuk itu, ia mengaku mesti banyak belajar dengan para politisi senior, khususnya politisi Golkar.

Meski ada jeda sebagai penguasa, kata Anis, namun akumulasi pengalaman panjang Partai Golkar di kekuasaan membuat politisinya jauh lebih matang ketimbang orang-orang yang baru berkecimpung di dunia politik.

Dalam pidato tanpa teksnya, Anis juga mengapresiasi kinerja Presiden SBY selama hampir dua periode. Salah satu prestasi tersebut, kata dia, Indonesia tidak lagi berbicara tentang demokrasi yang rapuh. Indonesia dinilai hampir menuntaskan semua pekerjaan untuk melalui proses transisi menuju demokrasi yang lebih maju.

"Itu sebabnya saya yakin pemilu 2014 adalah pemilu yang akan mengantarkan kita menjadi bangsa yang lebih kuat. Sudah waktunya memberi kontribusi yang lebih besar bagi kehidupan manusia. Sehingga kita tidak lagi sekedar berpikir menyelesaikan persoalan kita di dalam negeri, tetapi juga berpikir membantu saudara-saudara kita di luar sana sebagai negara besar," pungkas mantan Pimpinan DPR itu.

Editor : Hindra Liauw

No comments:

Post a Comment